Teman Konsumtif? Jangan Dihindari!

Fimela Editor diperbarui 19 Mei 2011, 09:59 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Mempunyai banyak teman yang bisa kamu ajak berbagi merupakan karunia yang nggak ternilai. Banyak bergaul tentunya akan membuat kamu banyak bertemu berbagai orang dengan berbagai karakter unik. Namun, bukan berarti kamu harus terbawa arus dengan kebiasaan yang nggak sesuai dengan kepribadian kamu, kan?

Bayangkan jika saat bergaul dengan si konsumtif, tiba-tiba kamu juga ikut berpartisipasi dengan kebiasaannya yang doyan belanja. Perilaku seperti itu pastinya itu bakal membahayakan kehidupanmu, kan? So, coba kita tanya pada financial planner Maria Magdalena Wijaya, BBA, RFA, agar keuangan kita bisa tetap aman walaupun bergaul dengan si konsumtif.

Menurut Associate Advisor di Akbar’s Financial Check Up ini, kunci pertama dan utama agar keuangan kita tetap aman adalah dengan tetap menjadi diri sendiri. Coba tanya pada diri sendiri, kenapa tiba-tiba kamu harus berubah menjadi orang yang konsumtif? “Bila kamu memang bukan tipe konsumtif, tidak perlu dipaksakan untuk ikut berbelanja, terlebih belanja barang yang tidak diperlukan dan hanya akan membuat kamu menyesal karena sudah membelinya,” ujar Magda.

Selain itu, coba lihat lagi apakah kita memang mempunyai kemampuan ekonomi yang memadai untuk ikut-ikutan bersikap konsumtif? Kalau kita nggak cukup mampu sepertinya kita nggak perlu ikut-ikutan terbawa kebiasaan teman kita hobi belanja. Rasanya nggak bijak kalau kamu harus berhutang (menggunakan kartu kredit) hanya untuk bisa ikutan berbelanja demi terjaganya gengsimu di depan teman-teman.

Sesekali hangout di mall dengan menghabiskan waktu bersantai di kafe atau resto bukanlah sesuatu yang diharamkan. Kalau perlu, kenapa kamu nggak coba buat acara kecil-kecilan di rumahmu atau rumah temanmu sehingga kamu dan teman-teman nggak akan tergiur barang-barang yang berjajar di etalase toko. Menghabiskan waktu bersama teman-teman di rumah lebih nyaman dibandingkan harus berlama-lama di kafe, setuju nggak?

 

3 dari 3 halaman

Next

Tanamkan dalam dirimu, jangan pernah tergoda melakukan sesuatu hanya untuk menjaga gengsi. Bukankah berpura-pura menjadi orang lain adalah pekerjaan yang sangat melelahkan? Kenapa harus takut dicap pelit atau tidak setia kawan oleh teman kita? Bukankah teman yang baik harus bisa menerima apapun keadaan kita?

Tapi, walau begitu bukan berarti kamu menghindari temanmu yang konsumtif. Kamu bisa tetap menghabiskan waktu bersenang-senang bersamanya. Bukankah dengan menemaninya berbelanja sudah bisa membuat kalian menghabiskan waktu untuk berbagi cerita? “Teman yang seperti itu bisa menjadi pengingat (reminder) buat diri sendiri, bahwa belanja secara berlebihan sangat tidak tepat,” tutur Magda.

Kamu juga bisa menjelaskan pada temanmu bahwa kamu sudah mempunyai satu rencana keuangan yang matang untuk target tertentu yang ingin kamu capai. Nantinya kamu bisa menunjukkan hasil nyata dari pola hidupmu yang penuh perencanaan. Dengan begitu, siapa tahu kamu bisa mengubah pola hidup temanmu dan si konsumtif malah tersadar akan pentingnya perencanaan keuangan setiap bulan. “Mempunyai suatu perencanaan keuangan bukan berarti membuat hidup kita semakin sulit dan ketat, tapi justru membuat kita semakin terarah dalam mencapai tujuan-tujuan hidup kita. Lagipula, Financial Planning (merencanakan keuangan) should be simple, practical, and fun,” Magda menambahkan.

So, Fimela friends semua tergantung pada dirimu sendiri. Apakah kamu mau melakukan sesuatu yang nantinya akan kamu sesali? It’s up to you!