Menempa Daya Tahan Kerja Karyawan Lewat Sikap Tegas Atasan

Fimela Editor diperbarui 31 Okt 2012, 12:59 WIB
2 dari 5 halaman

Next

Setiap memasuki lingkungan baru, pastinya kita harus melakukan penyesuaian (lagi) dengan orang-orang di sekitar, baik dari cara bergaul hingga cara bekerja rekan-rekan baru. Terkadang, disadari atau tidak, sistem “plonco” masih berjalan di lingkungan kerja tertentu. Entah memang untuk tujuan memperkenalkan sistem kerja keras perusahaan atau sekadar keisengan para karyawan lama perusahaan. Mungkin kita tidak berniat langsung untuk melakukan “plonco”, tapi bisa jadi tindakan dan tutur bicara kita justru mengarah kepada tindakan “plonco”. Masihkah “tradisi selamat datang” perlu dilakukan saat ini?

3 dari 5 halaman

Next

“Mungkin bukan ‘plonco’ ya. Saya kurang setuju dengan penggunaan istilah ‘plonco’ karena lebih berkonotasi negatif. Menurut saya, setiap karyawan baru yang masuk ke dalam lingkungan baru memang pada awalnya harus diperkenalkan dengan cara kerja “terburuk” yang biasa terjadi di perusahaan, misalnya tumpukan kerjaan yang mungkin mengharuskan pulang lembur beberapa hari berturut-turut atau bekerja pada saat akhir pekan. Bukan untuk mengerjai atau iseng unjuk gigi sebagai karyawan lama, tapi lebih kepada untuk membentuk imunitas dan membiasakan diri si karyawan baru supaya terbiasa dengan cara kerja perusahaan. Dan juga sebenarnya ini dilakukan agar si karyawan baru bisa mengeksplorasi kemampuan dirinya dan mengeluarkan semua yang terbaik yang bisa dia lakukan,” Ari, 43, Redaktur Pelaksana sebuah media cetak.

4 dari 5 halaman

Next

Berbeda dengan Ari, Putri yang pernah bekerja di sebuah penerbit buku dan kini bekerja di media cetak, tidak setuju jika masih ada “tradisi sambutan selamat datang” bagi para karyawan baru. “Saya pikir, semua orang yang sudah masuk ke dunia kerja sudah cukup dewasa untuk berpikir dan bertindak. Jadi, saya rasa tidak perlu lagi ada “gemblengan” pada karyawan baru dengan tujuan untuk mengeksplorasi kemampuan dan membentuk daya tahan si karyawan. Saya pikir cukup beri waktu kepada karyawan baru untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan otomatis jika mereka merasa sudah nyaman dengan lingkungan mereka maka mereka pastinya akan memberikan semua yang terbaik pada perusahaan. Bahkan, tanpa harus diminta dan diberi aba-aba, dengan sendirinya semua potensi yang terbaik akan dikeluarkan sekalipun nantinya mereka mengalami kondisi terburuk di pperusahaan tersebut,” Putri, 25, Editor sebuah media cetak.

5 dari 5 halaman

Next

Hal senada dengan Putri pun diungkapkan oleh Amanda Margia, seorang dosen Psikolog di sebuah Perguruan Tinggi Swasta. “Menurut saya, perlakukanlah orang lain dengan cara terbaik seperti kita ingin mendapat perlakuan terbaik juga dari orang lain. Setiap karyawan baru pasti akan memiliki kecemasan dan stres tinggi dalam beradaptasi dengan tugas ataupun rekan kerja baru maka ia pasti ingin mendapatkan rasa nyaman di tempat barunya. Bila orang sudah bekerja dengan perasaan nyaman, biasanya tingkat kepuasan kerja dengan sendirinya akan meningkat. Sebagai karyawan lama, kita cukup memberi tahu tentang job description yang perusahaan berikan supaya dia bisa menunjukkan performa secara optimal,” ujar Amanda saat dihubungi FIMELA.com.

So, masih berpikir bahwa “tradisi sambutan selamat datang” pada karyawan baru merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk membentuk daya tahan kerja? Setiap atasan memang harus bisa bersikap tegas agar bisa mengatur semua karyawan mereka. Tapi, bukankah akan lebih baik setiap detail dan suasana bekerja dibina secara kekeluargaan.