Diet Seperti Mama

FimelaDiterbitkan 31 Mei 2010, 07:00 WIB
Vemale.com -
Oleh: Agatha Yunita Kakakku adalah seorang yang cantik dan mengagumkan. Sejak kecil ia tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan dewasa. Tak heran jika saat ini ia mampu merawat kedua buah hatinya, masih tampil cantik dan up to date, sekaligus bekerja. Dalam kalimat singkat, ia adalah wanita yang sempurna. Yah, setidaknya itulah pendapatku. Sayangnya ia tak punya banyak cukup kepercayaan diri. Tubuh langsing, wajah cantik dan kecerdasan yang dimilikinya serasa tak pernah cukup untuknya. Bahkan saat ini ia sedang kekeuh dengan diet super ketat tanpa mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tubuhnya. Ia merasa gemuk, dan harus diet agar kurus (bukan langsing dan bugar). Ya, ia ngotot ingin kurus! Suatu hari si kecil Felicia mogok makan. Dan peristiwa ini berjalan selama beberapa hari lamanya. Setiap kali masuk pada jam makan, ia akan menolak dan dibutuhkan usaha yang luar biasa keras untuk membujuknya membuka mulut dan mengunyah makanan di dalam mulutnya. Kakakku stres berat! "Ada apa dengan anakku ya, sudah semua usaha aku lakukan tapi ia tak jua mau makan. Bahkan menu kesukaannya sekalipun," keluhnya padaku. Aku pun mulai mengamati kebiasaan mereka, termasuk kebiasaan kakakku yang memang enggan menyentuh nasi dan menganggapnya seperti musuh besar saat bertemu di meja makan. Dan aku sangat yakin, jika perutnya bisa berteriak ia akan berteriak sekeras-kerasnya bahwa ia lapar dan ia butuh makan. Aku pun kemudian mendekati keponakanku dan bertanya kepada gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu. "Felicia, tante lapar sekali. Maukah kau menemani tante makan?" aktingku terlihat begitu meyakinkan saat itu. Sekalipun aku tahu aku sama sekali tak lapar. Namun aku tak akan bisa menolak segelas jus jeruk atau sepotong cheese cake :) Felicia yang sedang asyik dengan krayon di tangannya pun menghentikan kegiatannya, "Tidak! aku tak mau makan!" katanya berkacak pinggang laiknya orang dewasa. "Aku mau diet seperti mama. Mama kan juga nggak mau makan!" ungkapnya. Hmmm... akhirnya aku tahu, apa yang menyebabkan gadis kecilku ini mogok makan. Ia bukan tak cocok dengan menu. Bukan pula ngambek karena tak dibelikan mainan yang ia inginkan (aku tahu jelas ia bukan anak semacam itu). Ia hanya ingin diet seperti mamanya, mogok makan untuk menjadi kurus (sekali lagi, bukan bugar dan langsing). Felicia hanyalah seorang anak kecil yang sedang dalam proses belajar. Ia layaknya sebuah gelas kosong yang merindukan untuk diisi. Dan saat ada orang yang dikaguminya membawa beberapa tetes air, dengan senang hati ia akan menampungnya. Yang dilakukan oleh Felicia adalah sebuah imitasi terhadap ibu yang dikaguminya, sekaligus sebuah aksi protes yang dilakukan saat sang ibu kebingungan dengan program dietnya sendiri. Memang sih program diet itu tak ada salahnya, apalagi jika dilakukan dengan benar, dan mengutamakan asupan nutrisi penting di tubuh. Tetapi jika si kecil akhirnya malah meniru dan salah mengerti akan arti program diet tersebut, apa jadinya coba? Isilah gelas kosong yang ada di dalam keluarga Anda dengan air yang bermutu. Saat gelas tersebut penuh, maka ia akan mampu menghilangkan dahaga dengan sempurna, dan menjadi minuman yang segar sekaligus menyehatkan. Bukan malah membuat seseorang menjadi batuk, atau jatuh sakit. Pikirkan dengan lebih bijaksana, setiap tindakan yang Anda lakukan di depan orang-orang yang Anda sayangi, terutama anak-anak yang suka mengimitasi. Yuk berikan sebuah pendidikan yang baik sejak dini untuk anak-anak. (vem/bee)
What's On Fimela