DOMINIQUE DIYOSE “Resolusi saya di tahun 2013 cuma satu: HOLIDAY”

Fimela diperbarui 13 Mar 2013, 16:38 WIB

Usia: 24 tahun

Penghargaan terakhir: Nominasi FFI 2012 sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam FTV Namaku Pariyem

Need It So Bad

Padatnya jadwal kerja betul-betul menutup segala akses saya untuk bisa keluar dari rutinitas. Sebenarnya resolusi ini sudah jadi resolusi tahunan yang dari dulu belum tercapai. Maka tahun depan kalau bisa saya sungguh-sungguh ingin merealisasikannya.

Well, rencananya sih ingin terbang ke Indo-Cina. Melihat kemegahan bangunan-bangunan bersejarah sambil menikmati free time di negara-negara tetangga setelah kerja keras bertahun-tahun itu rasanya...PERLU! Oleh sebab itu, siapapun yang bertanya mengenai rencana di tahun 2013 yang paling ingin saya capai, atau bahkan belum kesampaian dari tahun-tahun kemarin adalah: Having a great escape.

Film, Pemotretan dan Peragaan Busana

Saya suka ketiganya. Ada sensasi tersendiri dari masing-masing pekerjaan itu. Meski sebenarnya karier utama masih di bidang modelling, namun saya tak menutup pintu pada kesempatan berakting. Berangkat dari pengalaman film pertama saya yaitu Berbagi Suami di usia yang masih genap 16 tahun, saya mulai suka bermain peran. Karena itulah saya mulai merambah ke beberapa film televisi untuk mengisi kesenggangan sambil

mengasah kemampuan. Kalau berkecimpung pada urusan runway sih sudah sejak usia 13. maka tak ada salahnya untuk saya sekarang melebarkan sayap ke lingkup yang lebih publik, salah satunya akting.

Semua Tergantung Skrip

Untuk bermain sinetron saya masih belum mau. Tapi untuk film televisi saya sudah berani. Itu pun tak disangka-sangka kemarin saya bisa dapat nominasi jadi salah satu pemeran wanita terbaik di film berjudul Namaku Pariyem. Jujur, dalam urusan memilih peran peran, saya tak terlalu peduli akan jadi apa. Satu hal yang paling penting, isi ceritanya kuat dan ada pesan khusus yang diangkat. Atas alasan inilah kemudian ketika saya ditawarkan untuk berakting, yang saya tanya bukanlah “Saya akan jadi apa dan karakter bagaimana”, namun akan saya minta dan baca skrip lengkapnya untuk menentukan tertarik atau tidaknya saya terlibat dalam proses produksi. Sebab jika suka, karakter apapun akan sangat saya jiwai.

Bergesernya Nilai

Keluar dari topik sebelumnya, bicara masalah lifestyle kota Jakarta pada umumnya, opini pribadi saya mengatakan bahwa ada pergeseran nilai yang kini tengah dialami oleh generasi muda. Dari segi cara bergaul dan cara berbusana, seluruhnya berubah drastis dari ketika dulu saya ada di usia-usia mereka. Mereka kini seakan terlalu cuek dan sedikit melupakan adat ketimuran di mana seharusnya tetap ada norma dan cara bersikap yang dipegang teguh. Saya sih tak heran jika gaya masyarakat ibukota kini melebihi gaya-gaya kaum urban di negara Asia lainnya. Di satu sisi saya setuju dengan sikap cuek karena saya pribadi pun orang yang sangat cuek, namun jika sampai menghilangkan adat baik yang sebenarnya bisa jadi penyelamat citra bangsa di mata internasional, yah, cukup disayangkan saja, ya. Maka di tahun-tahun yang akan datang, saya harap generasi muda mau lebih peduli dengan lingkungan sekitar terutama pada penampilan dan perilaku mereka saat di muka umum. Just be a right man in a right place.

Source : Cosmopolitan Edisi Januari 2013 Halaman 128

(vem/Cosmo/dyn)