Festival Kreatif (FESRA) 2014: Tidak Sekedar Pameran Kerajinan Biasa

Fimela diperbarui 04 Agu 2014, 13:01 WIB

Indonesia sangat kaya dengan karya seni dan budaya yang beraneka ragam yang mewarbai tumbuhnya ekonomi kreatif di negeri ini. Perkembangan produk Indonesia terbukti mampu membantu memperbaiki taraf hudup masyarakat Indonesia.

Berdasarkan hal inilah Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beserta sejumlah kementrian terkait seperti Kementrian Perdagangan, Kementrian Perindustrian, Kementrian Koperasi dan UMKM, Kementrian Hukum dan HAM serta Kementrian BUMN menggelar “Festival Ekonomi Kreatif (FESRA)” pada tanggal 11 hingga 14 Juli 2014 lalu di Cendrawasih Assembly Main Lobby dan Plenary Hall Jakarta Convention Centre.

Pameran ini mengambil tema “Harmoni Tanpa Batas dalam Bentuk dan Corak” yang merupakan salah satu program SIKIB (solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu). Tujuannya adalah untuk memberi ruang bagi para pengrajin dan pekerja kreatif untuk memamerkan dan memeragakan karya mereka. 

Batik Masih jadi “Primadona”

Seperti umumnya pameran-pameran karya Indonesia masa kini, FESRA pun diramaikan dan didominasi karya seni wastra (seni kain), seperti batik dan tenun. Dalam pameran kali ini, batik dengan pewarna alam kembali marak setelah sempat tenggelam beberapa lama karena biaya produksinya yang memang tidak murah.

Terdapat stand khusus yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana pewarnaan alam yang digunakan pada batik yang diprakarsai seorang ahli dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Batik pewarna alam mulai digemari dan dicari kembali belakangan ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak pewarna sintetik terhadap lingkungan, serta keunikan yang dihasilkan dari batik ini. Kini banyak pengrajin yang beralih ke pengerjaan batik dengan pewarna alami, karena ternyata bahan yang digunakan lebih murah dan harga jualnya juga lebih tinggi.

Ragam Karya Tangan Terampil

Selain batik, ada juga hasil rajutan tangan para ibu di stand Wiens Hand. Hasil rajutan tersebut tercipta dalam bentuk kaus kaki, tudung saji, tas, bantal, gantungan kunci hingga pernak-pernik menarik serta beragam kalung dari batu-batu mulia atau kristal.

Perabot makan bermotif batik merek Goldman, atau perabot makan buatan disainer Ghea Panggabean dengan motif songket sangat menarik perhatian pengunjung. Di sini juga dipamerkan karya patung perunggu hasil tangan para pengrajin Jawa Tengah dan masih banyak lagi produk-produk menarik lainnya yang membuat kita semakin bangga menggunakan produk buatan Indonesia.

Di area lain terdapat display barang kerajinan buatan penghuni berbagai lapas di Indonesia. Mulai dari rajutan, barang-barang hasil daur ulang, hingga bunga-bunga mawar hasil persilangan penduduk lapas. Juga digelar lomba menata meja ala Indonesian Rijstafel dengan memakai perabot yang khas Indonesia membuat pameran ini menjadi semakin menarik.

Berikut ini parade karya dan suasana FESRA melalui foto-foto:

Memasuki ruang pameran langsung terlihat betapa ruangan pameran ditata dengan perencanaan yang matang. Tidak hanya sekedar berjualan produk-produk kreatif, namun terdapat beberapa tempat yang dirancang sedemikian rupa untuk memamerkan satu tema tertentu yang memperlihatkan betapa besar kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Seperti area pamer bertema Papua misalnya. Di area pamer tersebut dihadirkan dekorasi hasil pahatan suku Asmat dan berbagai foto-foto yang sangat menarik. 

Di area lain terdapat display kain wastra milik Museum Tekstil Indonesia. Uniknya kain yang dipamerkan kali ini menggambarkan asimilasi Islam dengan budaya asli Indonesia. Contohnya pada bermacam batik dengan cetak huruf Arab, atau display berbagai model penutup kepala seperti kerudung maupun peci dengan latar belakang budaya tertentu di Indonesia. Hal ini dapat mengilhami pengguna busana muslim yang tidak hanya dapat berkiblat ke busana Arab, namun dapat menggalinya dari beragam hasil budaya negeri sendiri yang tak kalah cantik dan sesuai ajaran agama Islam. 

Yang tak kalah menarik adalah pameran photography hasil karya ibu Negara, ibu Ani Yudhoyono yang memuat berbagai foto menarik dari berbagai kegiatannya semasa menjadi ibu negara. Selain itu ada pula galery yang memamerkan kain batik kuno koleksi mantan Menteri Pariwisata di era Orde Baru, (alm) Joop Ave dan maestro batik (alm) Iwan Tirta, sebagai tanda penghargaan bagi mereka yang ikut melestarikan batik Indonesia. 

(vem/tey)
What's On Fimela