On Point Ballet School Mempersembahkan Ballet Tribute to Indonesian Folksongs di GIK

Fimela diperbarui 25 Nov 2014, 10:12 WIB

Tari ballet awalnya berasal dari Eropa dan menyebar luas di Indonesia, terutama di kalangan para generasi muda. Banyak yang tertarik untuk mengikuti kursus tari ballet bahkan saat mereka masih kecil. Dan, generasi muda Indonesia mencoba memadukan tari ballet dengan unsur budaya Indonesia dan menghasilkan pertunjukan yang inovatif. Adalah On Point Ballet School yang mempersembahkan Ballet Tribute to Indonesian Folksongs di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.

“Pertunjukan ini mengangkat suatu konsep yang unik dengan memadukan tari ballet dengan tarian Indonesia, dan memasukkan unsur narasi yang berisi pesan-pesan yang sarat akan makna. Karena itu, Galeri Indonesia Kaya menggandeng On Point Ballet School untuk memberikan pertunjukan dengan konsep yang baru dan tentunya akan menjadi pertunjukan yang menghibur sekaligus mengedukasi,” tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Dalam pertunjukan Ballet Tribute to Indonesian Folksongs ini, On Point Ballet School menampilkan ballet klasik yang identik dengan tarian dari Eropa, namun disuguhkan dengan sentuhan tradisional dan nasional baik lewat musik pengiring, lagu yang dinyanyikan maupun kostum dan aksesoris yang dikenakan. Tidak hanya menampilkan tarian ballet, namun juga terdapat vokal yang diisi juga dengan narasi untuk memperkuat pesan dan moral cerita yang terdapat di dalamnya.

Sebanyak 45 orang dari On Point Ballet School memulai pertunjukan ini dengan menyanyikan lagu pembuka Tanah Air ciptaan Ibu Sud. Dilanjutkan dengan tarian-tarian yang dipadukan dengan lagu daerah seperti, Bungong Jeumpa, Bolelebo. Pementasan diawali dan diakhiri dengan narasi yang narasi yang mengagungkan para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

 

 Salah satu dari On Point Ballet School, Esther Agustina, mengungkapkan betapa antusiasnya mereka dengan pertunjukan tersebut. Mengangkat perjuangan para pahlawan yang berjuang mempersatukan Indonesia dan keragaman budya yang menjadi satu kesatuan dengan ballet yang dibawakan. Mereka ingin menunjukkan bahwa akulturasi budaya Indonesia dengan budaya asing bisa menghasilkan suatu karya baru dan unik.

Esther Agustina merupakan lulusan Teknik Industri Unika Atmajaya 2004 yang pernah belajar ballet di Sumber Cipta dan Ratna Ballet School, mulai mendirikan sekolah balletnya sendiri pada tahun 2006 dengan nama On Point Ballet School. Bersama On Point Ballet yang telah memiliki 26 cabang yang tersebar di Bekasi dan Jakarta, secara rutin menggelar pertunjukan di gedung-gedung kesenian seperti di Gedung Kesenian Jakarta (2008, 2010, 2013), Teater Salihara (2011, 2012, 2013) dan pentas-pentas lainnya.

Melalui pertunjukan ini On Point Ballet School berharap mampu membuka kesadaran para penonton akan kekayaan seni dan budaya Indonesia sehingga generasi muda mau mengeksplorasi kreatifitasnya dan menyajikan suatu pertunjukan yang memberi warna berbeda.

(vem/riz)