Pagi ini twitter berbeda dengan pagi biasanya, sebuah pembicaraan berat sudah mewarnai timeline. Entah berawal dari pembicaraan apa, namun pembicaraan ini berkembang menjadi #AbusiveRelationship.
Ada 2 akun yang aktif menampung sekaligus menyampaikan tentang hal ini, yaitu akun @FunJunkies dan @FebryMeuthia. Pembahasan ini sebenarnya telah mulai dari semalam oleh @FunJunkies lalu berlanjut hingga pada pagi ini @FebryMeuthia berbagi tentang pengalamannya. Karena akun-akun tersebut memiliki banyak pengikut, jadilah semakin banyak akun lain yang terlibat dalam pembahasan ini.
Pada dasarnya, tidak ada alasan yang membenarkan sebuah kekerasan apalagi jika cinta menjadi alasan. Ini adalah hal yang salah namun kerap sekali terjadi pada sebuah hubungan. Kekerasan itu bukan hanya mengenai pemukulan atau kekerasan fisik namun juga tutur kata dan perilaku, itu yang sering tidak Anda sadari.
Membicarakan tentang sebuah kekerasan membuat saya teringat dengan salah satu sindrom yang bisa muncul karena hal tersebut. Ini adalah sebuah sindrom tentang tidak mudahnya melepaskan diri dari seseorang yang kita cintai meski melakukan kekerasan bahkan jika sudah mulai terbiasa kita akan bisa menerimanya dan hal tersebut dikenal sebagai Stockholm Syndrome.
Apa itu Stockholm Syndrome?
Seperti yang dilansir oleh bbc.com, istilah ini bermula dari kejadian perampokan sebuah bank di Normaimstrog, Swedia. Perampok menyandera pegawai bank itu selama 6 hari. Namun hal tak terduga terjadi setelah korban dibebaskan, korban bukannya menuntut si perampok tapi malah membelanya. Bahkan ada satu orang sandera yang jatuh cinta pada si perampok dan memutuskan pertunangannya dengan kekasihnya.
Kondisi ini bisa terjadi pada Anda jika Anda memiliki pasangan yang posesif bahkan sampai abusive. Dia akan membuat Anda ketergantungan pada dia, sampai akhirnya dia bisa melakukan apa saja termasuk tindak kekerasan. Setelah melakukannya, ia akan minta maaf dan mengakui hal itu dilakukan karena ia sangat mencintai Anda. Dan Anda akan berempati kepadanya dan mulai merasa bertanggung jawab atas kondisinya. Nah ini adalah lingkaran yang akan membuat Anda menikmati dan tidak melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat tersebut.
Jika Anda sudah terjerat sindrom ini, akan sulit untuk orang lain menolong Anda. Semuanya tergantung pada diri Anda. Biasanya Anda akan tersadar dalam kondisi sangat kritis dan hal itu akan menimbulkan trauma mendalam.
Ladies, itulah penjelasan tentang Stockholm Syndrome. Jika orang itu adalah Anda, selamatkan diri Anda sebelum terlambat. Jika ini terjadi pada orang terdekat Anda, bantu ia untuk sadar akan pentingnya mencintai dirinya sendiri.
(vem/hws)