Hari Pendidikan Nasional: Tetaplah Semangat Rekan-Rekan Guruku di Indonesia

Fimela diperbarui 02 Mei 2018, 14:20 WIB

Hidup memang tentang pilihan. Dan pilihan hidupku sebagai seorang guru yang telah kujalani selama hampir 22 tahun penuh dengan pengalaman-pengalaman yang sangat luar biasa ini, lebih terinspirasi dari sosok ayahku. Kehidupan ayahku sebagai seorang guru di kota Malang, waktu itu begitu tenang dan legowo menjalani hidup.

Ayahku, bukan hanya guru biasa. Kehidupannya tidak pernah sepi. Yang kuingat, waktu itu hari-harinya selalu ada kegiatan, selain mengajar kegiatan lainnya jalan juga, dari mengurus masjid, membimbing siswa, sampai kemah terjauh di kota Sibolga pun beliau jalani. Impianku, setengah terwujud ketika aku diterima kuliah di Jurusan Geografi IKIP Yogyakarta melalui jalur UMPTN tahun 1990. Walaupun nilai raporku tidak begitu jelek, tapi pada saat kelulusan SMA waktu itu jalur penerimaan mahasiswa lewat PMDK atau jalur undangan seleksi rapor sudah tidak berlaku lagi.

Alhasil, aku harus berjuang juga dengan ribuan mahasiswa lain yang ingin masuk ke IKIP Yogyakarta. Dari sinilah, keseluruhan kehidupanku sebagai seorang mahasiswa dimulai. Aku selalu ingat pesan ayahku, ”Belajarlah dengan sungguh-sungguh dan lakukan kegiatan yang positif, Insya Allah akan banyak manfaatnya." Aku tidak mau hanya menjadi mahasiswa yang biasa saja, datang kuliah, mendengarkan dosen, selesai, kembali ke kost-kostan, dan tidur. Rasanya waktunya hanya akan berlalu begitu saja tanpa arti.

Aku mulai dengan bergabung dengan teman-teman lain, kakak-kakak angkatan yang telah aktif duluan. Dengan ikut aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan kegiatan kerohanian di fakultas serta mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), ternyata dari sinilah awal untuk menjadi guru yang luar biasa dimulai. Pengalaman ikut kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ditambah bekal selama kuliah lapangan geografi yang selalu mengadakan penelitian lapangan, menjadi bekal bagiku untuk mewakili jurusan geografi ikut seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas. Ketua Jurusan pada waktu itu, Bapak Djawadi (Almarhum) menunjukku untuk mengikuti seleksi ini.

Alhamduillah di tingkat fakultas aku berhasil maju dan mewakili fakultas di tingkat institut. Membawa nama fakultas dan jurusan menjadi beban tersendiri buatku. Di saat teman-teman berlibur dan pulang kampung, aku masih harus berkutat dengan segala persiapan lomba ini. Sepi kurasakan tetapi aku harus bertekad untuk memberikan yang terbaik buat almamaterku. Alhamdulillah lagi-lagi di tingkat institut diriku pun masih menjadi yang terbaik. Hal yang tidak pernah aku impikan akhirnya menjadi kenyataan.

Selama ini aku pun terinspirasi untuk menjadi seorang pengibar bendera tapi apa daya dari sisi fisik memang tidak memungkinkan. Maka, berangkatlah aku ke Jakarta mewakili almamaterku. Pada saat inilah ternyata aku pun berbaur dengan mahasiswa-mahasiswa hebat dari seluruh Indonesia. Di Jakarta inilah terbuka wawasanku, ternyata kategori teladan tidak hanya mahasiswa saja, ada dokter, dosen, perawat, bidan, lurah, penyuluh lapangan, dan juga guru teladan. Saat inilah pertama kalinya aku bisa masuk ke lingkungan istana negara Jakarta untuk mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan bersama dengan mahasiswa yang lainnya.

Waktu berlalu tahun 1995, aku lulus dengan predikat terbaik meski tidak cum laude. Mulailah dengan kehidupan sebagai guru magang di SMP Yayasan Perguruan Cikini Jakarta (diterima setelah bersaing dengan ratusan pendaftar dari seluruh Indonesia). Selama enam bulan inilah, kehidupanku sebagai guru yang sesungguhnya dimulai. Berinteraksi dengan anak-anak dengan segala macam permasalahan.

Kulayani dan bimbing dengan sabar dan sepenuh hati. Selalu kuingat kata-kata ayahku, ” Bekerja dengan sungguh-sungguh dan selalu bersyukur.” Setelah magang selama enam bulan, aku ditempatkan di sekolah Cikini yang di Balikpapan. Ya, di sekolah SMP Nasional KPS inilah, tempatku yang sesungguhnya menapaki karierku sebagai seorang guru. Mengajar dengan hati dan menjadi guru yang baik menjadi motivasiku untuk mengajar dan membimbing anak-anak seperti anak-anakku sendiri.  

Di sekolah inilah aku bertemu dengan seseorang yang selama ini dirahasiakan oleh Allah, dan akhirnya menjadi suamiku dan ayah bagi kelima anak-anakku. Suami yang sekaligus sebagai motivatorku, guruku, tempatku bertanya, dan juga sekaligus teman curhat. Dari suami lah, aku selalu mendapatkan motivasi dan dukungan untuk selalu berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh dan melakukan semua pekerjaan dengan baik. Insya Allah semua ada manfaatnya. Alhamdulillah, dengan kerja keras akhirnya aku terpilih untuk mengikuti training mewakili provinsi sebagai salah satu gurunya guru.

Menjadi guru bagi rekan sejawat saling berbagi ilmu, saling bekerja sama, saling menghargai, dengan berbagai macam pemikiran, semakin menambah wawasan dan ilmuku dalam pembelajaran. Bertugas dari satu tempat ke tempat yang lainnya, membuat kegiatan dan hariku tak pernah sepi. Selalu ada saja ide baru bermunculan. Dukungan dan motivasi dari suami dan keluargaku jua lah yang membuat semua aktivitasku mengalir, bak air yang mengalir mengikuti pola aliran dan tak pernah berhenti, menyejukkan dan berusaha memotivasi yang lainnya.

Sampai pada suatu kesempatan dinas setempat mengadakan seleksi untuk guru berprestasi. Aku mendapatkan kepercayaan dan kesempatan dari yayasan tempat sekolahku bernaung untuk mewakili lomba di tingkat kota. Banyak sekali kemudahan dan dukungan yang kudapatkan, baik dari suamiku, keluargaku, teman sejawat, dan juga dari pihak pimpinan sekolah dan yayasan. Yang kurasakan semua kemudahan itu datang dari suamiku, karena di sinilah letak rido Allah ada pada rido suamiku juga. Baarakallah untuk semua anak-anakku.

Di tingkat kota ini pun, aku mendapatkan kepercayaan untuk mewakili kota Balikpapan sampai ke tingkat provinsi. Sekali lagi dengan kerja keras dan sungguh-sungguh, dukungan penuh dari keluargaku, serta dukungan dari lembaga, membuat langkahku semakin mudah. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Melihat semua usaha yang telah aku lakukan. Lagi-lagi di tingkat provinsi, aku masih dipercaya oleh dinas untuk mewakili provinsi Kalimantan Timur di ajang serupa di tingkat nasional. Kami berempat dari kota Balikpapan, waktu itu keluar sebagai juara umum, kami bertiga dari jenjang taman kanak-kanak, jejang sekolah dasar, dan jenjang sekolah menengah pertama keluar sebagai juara pertama.

Sungguh, sesuatu yang luar biasa telah Allah berikan pada kami. Ucapan selamat dan supportuntuk maju ke tingkat nasional merupakan bekal non-materi bagiku dan teman-teman. Dukungan dari yayasan pun sangat luar biasa. Terlebih dari suamiku tercinta, dengan izin dan ridonya aku bisa melalui semua tahapan lomba itu dengan mudah. Bahkan ibu kepala dinas pun secara khusus mengundang kami untuk silaturahim dengan bapak walikota Balikpapan waktu itu.

Alhamdulillah, beliau sangat respon dengan dunia pendidikan dan pada guru. Kami semua diberikan penghargaan sebagai salah satu warga berprestasi kota Balikpapan. Suatu capaian yang selama ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Dengan motivasi ini semakin menambah keyakinanku untuk memberikan yang terbaik bagi daerahku. Ibaratkan pepatah, di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung. Perhelatan di tingkat nasional di Jakarta pun dimulai. Dan di sini terkenang kembali pada waktu aku jadi mahasiswa teladan kala itu di tahun 1995. Kali kedua kesempatan untuk masuk ke istana negara Jakarta kudapatkan kembali. Yang ada hanyalah rasa syukur dalam diriku.

Aku hanya ingat satu pesan Ayahku lagi, bersyukurlah Allah Maha Tahu. Dan Alhamdulillah, kami, aku dan teman-temanku mendapatkan juara keempat untuk tingkat nasional. Selamat dan dukungan pun kian banyak mengalir. Salah satu hadiah terbesar yang selama hidup aku impikan adalah, mendapatkan reward dan dukungan dari segenap pimpinan yayasan untuk bersekolah kembali ke jenjang Strata 2 di Universitas Mulawarman Samarinda. Hal ini semakin menambah tekadku untuk memberikan hal yang terbaik buat anak-anak dan sekolah.  Di provinsi, kami, aku, dan teman-teman mendapatkan reward dan penghargaan berupa Kaltim Education Award.

Perjalananku masih belum selesai, karena di tahun yang sama, datanglah undangan dari dinas pendidikan pusat, bahwa aku termasuk salah satu guru yang terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Japan Foundation Educators Programm. Subhanallah. Alhamdulillah. Bertubi-tubi nikmat yang telah Engkau berikan ya Allah. Sekali lagi rido dari suamiku aku perlukan dan itu aku dapatkan. Baarakallah suamiku dan juga anak-anak tercintaku.

Mengikuti kegiatan di Jepang selama satu bulan, sungguh banyak sekali ilmu dan wawasan yang aku dapatkan. Pada intinya membuatku untuk selalu melakukan segalanya dengan baik dan sabar, sebagai wujud rasa syukurku kepadaNya. Sungguh, sepulang dari Jepang, dinas provinsi masih memberikan kepercayaan padaku sebagai salah satu guru untuk mengikuti program pembelajaran guru di Malaysia selama satu bulan. Lagi-lagi izin dan rido suamiku kudapatkan. Banyak tugas dan pengalaman yang dapat kutarik.

Aku bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada anak-anak muridku sepulang dari kegiatan di Malaysia ini. Tak lupa bimbingan dan perhatian sepenuhnya buat anak-anakku tercinta. Selama kurang lebih 14 tahun aku bergabung dengan sekolah di bawah yayasan KPS Balikpapan. Banyak sekali ilmu yang bisa kuambil dan kuterapkan untuk kemajuan anak-anak didikku dan juga tempat pendidikan anakku.

Sampai pada suatu saat, dengan berat hati aku tinggalkan sekolah ini, karena aku memutuskan untuk memilih jalan hidup menjadi seorang guru Pegawai Negeri Sipil. Banyak yang menyayangkan sikapku waktu itu, karena dari sisi finansial yang aku terima sangatlah jauh berbeda bagaikan bumi dan langit. Dari sisi fasilitas dan perlengkapan sekolah juga sangat jauh berbeda. Dari tempat yang sangat lengkap fasilitas pendidikannya, dukungan penuh orangtua, etos dan semangat kerja gurunya, sangatlah jauh berbeda.

Bukan berarti aku terlena dengan kondisi seperti ini. Justru hal ini aku jadikan sebagai tempat belajar, menyadarkanku bahwa sekolahku yang sekarang jauh dari sempurna. Tempat kawahku belajar, tempat berbagi bersama teman sejawat, tempat berkumpul dengan keluarga sekolah, tempat keduaku setelah rumah maka harus kubuat senyaman mungkin, agar aku mendapatkan keberkahan di dalamnya.

Terima kasih buat seluruh rekanku yang telah memberikan doa tulusnya, semangatnya, masukannya, perhatiannya, untuk kemajuan dan kebaikan diriku. Tak dapat kusebutkan satu per satu. Doaku juga agar kalian semuanya mendapatkan kemudahan dan keberkahan dalam menjalani profesi yang di sebagian orang dilihat sebelah mata, karena dari sisi pendapatan masih tergolong belum mencukupi. Terus semangat rekan guruku di seluruh Indonesia, tetap berikan yang terbaik untuk anak-anak kita, karena di tangan mereka lah masa depan bangsa ini kita titipkan, dan merekalah cermin diri kita sekarang ini. 

(vem/nda)
What's On Fimela