Upacara Pernikahan Agama Shinto di Jepang

FimelaDiterbitkan 24 Agustus 2013, 12:09 WIB

Jepang sudah terkenal dengan masyarakatnya yang masih begitu meyakini dan menjalankan tradisi nenek moyang dengan khusyuk. Salah satu yang masih sering dijalankan adalah upacara pernikahan. Meskipun tergerus modernisasi dan gaya kebarat-baratan, masih ada sekitar 20% masyarakat Jepang yang menikah menggunakan adat agama nenek moyang mereka yaitu agama Shinto, seperti yang dikutip dari bbc.co.uk.

Dulu, upacara pernikahan agama Shinto dijalankan dengan berbagai versi. Namun pada tahun 1900 terjadi standarisasi pelaksanaan upacara pada saat pernikahan Putra Mahkota Yoshihito dan Putri Sado. Biasanya mempelai wanita mengenakan pakaian adat dan kain kepala berwarna putih yang melambangkan kesucian.

Upacara pernikahan agama Shinto diadakan di sebuah kuil dan sangat privat, hanya dihadiri oleh teman dekat dan anggota keluarga kedua mempelai. Upacara dimulai dengan ritual penyucian. Lalu dibacakan doa oleh pemimpin pernikahan agar kedua mempelai memperoleh keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari kami (sesembahan masyarakat agama Shinto). Lalu kedua mempelai melakukan ritual minum sake, 3 teguk dari gelas sake mereka masing-masing. Sake dituangkan oleh seorang miko yakni pembantu kuil. Kemudian, mempelai pria mengucapkan sumpah pernikahannya.

Acara bertukar cincin juga dilakukan pada banyak upacara. Setelah proses ini, miko akan melakukan tarian suci. Upacara diakhiri dengan kedua mempelai saling bertukar dahan suci dan para tamu saling berbagi sake.

Mazhi

(vem/ova)
What's On Fimela