LGBT dan Agama (14): Isu Homoseksual Menurut Sains Religius

Fimela diperbarui 20 Mei 2014, 11:00 WIB

Ladies, sebelumnya kita sudah membahas Satanisme-nya LaVey. Sekarang kita akan beralih pada Agama Modern selanjutnya, yaitu Sains Religius. Agama apa sih ini?

Memang di Indonesia hanya 6 agama yang diakui pemerintah, jadi tak heran kalau kita masih sedikit sekali mengetahui macam-macam agama, bahkan di Indonesia sendiri!

Sains Religius ini didirikan oleh Ernest Holmes pada tahun 1927. Sains Religius sebenarnya merupakan kata yang merujuk pada Organisasi Pemeluk Agama Sains Pikiran. Tapi, pada pengunaannya, Sains Religius dan Sains Pikiran digunakan bersamaan untuk merujuk pada Agama yang sama.

Bagaimana Sains Religius menyikapi isu homoseksual?

Menurut wikipedia.org, Sains Religius mendukung kaum homoseks. Bahkan pernikahan sejenis bisa dilakukan di tempat peribadatan Religius Sains.

Sifat positif dari Sains Religius didasarkan Kredo Holmes. Dari 12 Kredo itu, intinya adalah manusia sebagai perwujudan Tuhan, Dewa, dan Sesembahan lainnya, namun bukan manusia secara perseorangan. Karena manusia adalah perwujudan Tuhan, maka hak masing-masing orang harus dihargai oleh yang lainnya, termasuk hak dalam memilih orientasi seksual.

Menarik kan, Ladies? ternyata bisa disimpulkan nih, kalau Agama yang secara terang-terangan menentang keberadaan kaum homoseksual adalah sebagian besar Agama Timur Tengah (Islam, Kristen, dan Yahudi). Semakin ke timur semakin toleran, Tao dan Konghucu adalah contohnya. Semakin modern, semakin toleran pula.

Yang sudah kita bahas dari Agama modern adalah Satanisme LaVey dan Sains Religius. Masih ada Sainstologi dan Unitarian Universalisme. Mau tau seperti apa detailnya? Ikuti hanya di situs ini, Ladies!

 

Oleh: Sahirul Taufiqurrahman

(vem/riz)
What's On Fimela