Cara Mengedukasi Pengelolaan Uang untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Anisha Saktian Putri diperbarui 26 Agu 2019, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada 2018, autisme dapat terjadi pada anak siapa saja, tidak ada perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan etnis. Penyandang autisme laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, perbandingannya 1:5.

Autisme di dunia semakin lama semakin meningkat. Di Indonesia, meski belum ada data yang pasti, merujuk pada Incidence dan Prevalence ASD (Autism Spectrum Disorder), terdapat 2 kasus baru per 1000 penduduk per tahun, serta 10 kasus per 1000 penduduk.

Adapun penduduk Indonesia yaitu 237,5 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14% seperti data BPS tahun 2010, maka diperkirakan penyandang ASD di Indonesia yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang per tahun.

Anak dengan autisme tersebut pun ada baiknya untuk diajarkan mengelola keuangan. Menurut Chandra Kannan K, salah satu pembicara dalam acara Spesial Kids Expo (Spekix) mengatakan isu pengelolaan untuk anak autisme memang tengah menjadi sorotan. Menurutnya, sangat penting untuk mengajarkan anak pengidap autisme tentang literasi keuangan.

“Bisa ajarkan anak menggunakan model sistematik, digunaakan untuk membimbing anak kebutuhan khsusus tentang kemahiran keuangan,” paparnya dalam acara Spekix di Jakarta, Minggu (25/8).

2 dari 3 halaman

Cara mengajarkan anak untuk mengelola keuangan.

Spekix

Chandra menyampaikan, anak-anak dapat diajarkan mengelola keuangan saat usia menginjak enam tahun atau jika sudah mengerti angka. Ia pun mengatakan mengajarkan anak tentang mengelola keuangan pastikan caranya tidak membosankan, menyenangkan, dan ramah anak.

Mengajarkan anak bisa dimulai dengan mengenalkan mata uang, memberi tahu keinginan dan kebutuhan, money counting, menghemat uang, menyiapkan tabungan, konsep menjual dan membeli, memperkenalkan debit atau kartu kredit, hingga apa itu fungsi bank.

Cara menyenangakan tersebut bisa menggunakan permainan seperti monopoli yang ada di Smart Finakit atau buku panduan untuk mengelola keuangan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Monopoli itu kan fun, jadi seperti main monopoli biasa beli barang atau jika melanggar dapat denda. Dari situ anak belajar untuk menggunakan uang,” tambahnya.

3 dari 3 halaman

Mengapa penting?

Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Chandra menyampaikan mengelola keuangan untuk anak berkebutuhan khusus penting agar mereka dapat mandiri dan bisa merencanakan masa depan.

“Biasanya masalahnya tidak mahir menggunakan uang, tidak mengerti kegunaaan dan konsep uang. Tidak mengerti mengelola uang, hingga anak tidak ingin bekerja dan tidak mandiri, kemana-mana masih dengan orang tua. Maka dari itu penting mengajarkan anak mengelola keuangan,” tambahnya.

#Growfearless with FIMELA