Hari Kanker Sedunia, Kenali Lebih Dalam Kanker Paru

Fimela Editor diperbarui 07 Feb 2020, 10:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2020, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Merck Sharp and Dohme (MSD) menyelenggarakan diskusi yang berjudul “Pendekatan Baru Pengentas Kanker Paru” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai inovasi dan standar pengobatan terbaru untuk kanker.

Menurut Globocan 2018, kanker paru dan kanker usus lebih banyak menyerang pria, tetapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang perempuan. Sedangkan perempuan, lebih banyak mengidap kanker payudara dan juga kanker serviks. Banyaknya penyakit kanker di Indonesia dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat.

Kanker Paru adalah salah satu kanker paling mematikan di dunia. Sekitar 26.095 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya. Prof.Dr.dr Aru Wisaksono sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASIM, FACP, mengatakan salah satu penyebab utama kanker paru adalah gaya hidup seperti merokok, pola makan yang tidak sehat, obesitas, konsumsi alkohol, dan sisanya diakibatkan faktor keturunan.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Rokok Jadi Penyebab Utama

Ilustrasi kemoterapi | unsplash.com/@creativegangsters

Lebih dari 80% penderita kanker paru adalah perokok aktif maupun perokok pasif. Rokok memiliki kandungan yang tidak baik untuk tubuh, seperti nikotin, ammonia, arsenik, karbon monoksida, kadmium, dan masih banyak lagi.

Efek dari merokok itu sendiri tidak cepat bekerja, bisa sekitar 20 tahun efek merokok baru terasa. Mendeteksi dini kanker paru tidak semudah kanker payudara, karena posisi paru yang berada di dalam tubuh. Untuk memastikannya, dapat melakukan bronskopi, yaitu memasukkan alat untuk melihat kelainan yang ada pada saluran pernapasan. Deteksi dini sangat penting dilakukan agar cepat dapat penanganan dan di obati.

Gejala dari kanker paru tidak ada yang khas. Umumnya seperti batuk, nyeri dada, sesak nafas, batuk berdarah dan kadang disertai dengan berat badan menurun. Di Indonesia, biaya BPJS untuk kanker paru adalah tertinggi kedua dibawah biaya penyakit jantung.

Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan operasi, radioterapi, dan terapi sistemik yang meliputi kemoterapi, terapi hormonal dan terapi target. Untuk hasil yang baik, tiga pengobatan tersebut harus di kombinasikan agar harapan hidup lebih bagus.

Penulis:  Zhafira Majdina

#ChangeMaker