Kenali Gejala Dehidrasi Selama Menjalankan Puasa di Tengah Pandemi COVID-19

Fimela Editor diperbarui 21 Apr 2020, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa hari lagi umat Muslim di seluruh dunia akan melaksanakan ibadah puasa bulan suci Ramadan. Namun, puasa tahun ini akan terasa sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mengingat pandemi Covid-19 masih menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia. Menyambut bulan Ramadan, banyak umat Muslim bertanya-tanya apakah puasa dapat meningkatkan risiko terpapar virus Covid-19, karena adanya risiko dehidrasi. Imbauan dari berbagai pihak juga menyebutkan setiap orang disarankan untuk menjaga asupan cairan agar selaput lendir tetap lembap.

Ketika Covid-19 terus menyebar secara global, apakah puasa secara tidak sengaja akan melemahkan sistem kekebalan? Apakah puasa akan menyebabkan dehidrasi? Sebab waktu berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam mengharuskan kita untuk tidak makan atau minum apa pun sepanjang hari.

Menurut rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli kesehatan, orang-orang disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih, terutama berkumur dengan air hangat dan minum delapan gelas air sehari untuk menjaga tenggorokan dan saluran pernapasan tetap lembap.

Pakar kesehatan mengatakan, mengonsumsi air yang cukup dapat mencegah dehidrasi. Namun faktanya, itu tidak akan mencegah penyebaran virus. William Schaffner, seorang ahli penyakit menular di Vanderbilt University, mengatakan bahwa para profesional medis biasanya merekomendasikan menjaga asupan cairan ketika seseorang sedang sakit, tapi minum lebih banyak air tidak akan mencegah paparan virus.

2 dari 3 halaman

Tetap Terhidrasi di Tengah Pandemi COVID-19

hidrasi tubuh | pexels.com/@pixabay

Saat ini di masa pandemi Covid-19, tetap terhidrasi menjadi langkah yang baik untuk tetap menjaga kekebalan tubuh. Melansir dari gulfnews.com terdapat sekitar 70 persen air yang digunakan oleh sel pada tubuh kita untuk menggerakkan faktor-faktor penting seperti oksigen, melacak elemen-elemen di sekitar tubuh melalui darah. Jadi, ketika tubuh kita mengalami dehidrasi, atau menghadapi kekurangan air, sel-sel tersebut berada di bawah tekanan besar. Beberapa dari mereka mulai menyusut seperti sel-sel tulang, karena air mereka dipinjam untuk menjaga darah tetap bergerak.

Untuk itu, mengonsumsi air dapat menjaga kita tetap terhidrasi sepanjang hari. Sebuah studi yang mengamati bahwa dehidrasi, dapat mengurangi volume keseluruhan darah dan cairan limfatik, yang merupakan bagian integral dari sistem kekebalan tubuh. Gangguan respons ini justru akan menyebabkan penyakit. Sesuai dengan Layanan Informasi Kesehatan Nasional Skotlandia, berikut ini adalah tanda-tanda peringatan dini jika kamu mengalami dehidrasi saat berpuasa:

1. Merasa haus, bahkan lemas, dan pusing

2. Mulut kering

3. Kelelahan

4. Memiliki urin berwarna gelap dengan bau yang pekat

5. Buang air kecil lebih jarang dari biasanya, normalnya sekitar 4 kali dalam sehari

6. Merasa lapar yang tidak wajar bisa menjadi indikator tubuh membutuhkan air, karena kita mendapatkan hampir 80 persen komponen cairan dari makanan.

Selain gejala dehidrasi diatas, sebuah artikel oleh perusahaan farmasi Abbott juga menyatakan bahwa tingkat hidrasi yang sehat dapat membantu proses kerja hidung dengan mempertahankan selaput lendir dan mengurangi iritasi saat batuk, bersin, dan menjaga sistem pernapasan tidak terganggu. Jadi, konsumsi air yang cukup saat berpuasa agar kamu tetap terhidrasi sehingga tidak menganggu sistem kekebalan tubuh.

#ChangeMaker

Penulis: Iffah Nurahmah

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut Ini