Sungguh Anugerah Terindah Memiliki Ibu yang Cintanya Tak Bersyarat

Endah Wijayanti diperbarui 09 Jan 2021, 14:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.

***

Oleh:  Tanri Julianti

Aku bertemu kembali dengan ibu ketika aku berusia 20 tahun. Kenangan masa kecil bersama Ibu tak terlalu banyak yang bisaku kenang. Sejak usia 8 tahun hingga akhirnya lulus SMK dan bekerja, aku terpaksa harus dititipkan untuk tinggal di kota bersama Nenek. Sedangkan Ibu, Ayah dan kedua adik masih tinggal di kampung untuk melanjutkan hidup.

Ibu...

Saat Ibu "meninggalkanku" dan kembali pulang ke kampung, aku begitu sedih dan terluka. Seolah aku dibuang dan tak diinginkan. Aku memendam rasa sedih seorang diri, ditambah lagi keterbatasan teknologi komunikasi di masa itu, bertahun-tahun tak ada kabar dari Ibu. Hingga aku seolah lupa memiliki Ibu dan Ayah, hanya Nenek yang saat itu menjadi sosok yang begitu menyayangiku.

Ibu...

Namun seiring waktu berjalan dan bertambah usia, aku menyadari bahwa selama ini Ibu pun merasakan kesedihan yang begitu dalam. Bahkan mungkin melebihi yang kurasakan, saat harus terpaksa terpisah demi pendidikanku yang lebih baik di kota. Ternyata di kampung, Ibu selama ini bekerja demi tambahan biaya sekolahku dan rutin mengirimkannya kepada Nenek.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Kenangan-Kenangan

Kenangan./Copyright Tantri

Ibu...

Sejak mengetahui kenyataan tersebut, aku berjanji pada diri sendiri untuk sekolah sebaik-baiknya dan segera bisa bekerja untuk meringankan beban Ibu. Meski komunikasi kita masih terhambat, tapi melalui doa, aku titipkan Ibu kepada Tuhan untuk selalu menjagamu. Di usia 17 tahun, akhirnya aku bisa lulus SMK dan melanjutkan kuliah sambil bekerja untuk membiayai pendidikanku serta akhirnya bisa mengajak Ibu, Ayah dan kedua adik untuk tinggal bersama kembali.

Ibu...

Pengorbanan Ibu adalah cerminanku yang sekarang. Maafkan aku, bu... sempat meragukan cintamu yang tulus. Hanya ini yang bisa kuberikan untuk Ibu, sepenggal kata terima kasih yang takkan pernah cukup sampai kapan pun atas segala hal yang telah Ibu lakukan. Menjadi anakmu adalah anugerah terindah dari Tuhan. Kini ibu bisa tersenyum melihatku yang sekarang, semua pengorbanan Ibu di masa lalu adalah masa depanku.

Dari anakmu yang pernah "membencimu".

#ElevateWomen