Hati Perempuan Bisa Luluh pada Pria yang Gigih Memperjuangkannya ke Pelaminan

Endah Wijayanti diperbarui 01 Mar 2021, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh:  MIA

Berbicara tentang cinta, aku pernah mencintai begitu dalam, mempercayai setiap ucapan dan janji-janji seseorang di masa lalu. Namun sebuah pengkhianatan menyakitkan yang kudapatkan. Hati yang sudah patah ini membuatku bertekad untuk tak lagi mempercayai cinta siapa pun. Kecuali cinta Tuhanku, Nabiku, dan orangtuaku.

Setiap seseorang yang ingin mendekat dan mencoba menjerat hatiku selalu kuabaikan. Hanya harapan-harapan palsu yang ku erikan, membuatnya merasa diterima lalu kemudian aku abaikan. Jahat sekali bukan? Iya memang jahat, tapi semua berubah ketika seorang lelaki sederhana dengan gigihnya mencoba merayuku, berusaha memasang puzzle hatiku yang tak berbentuk untuk kembali menjadi semula.

Aku bertemu dengannya di akhir tahun 2015, saat aku menjadi anak baru di tempat kami bekerja dulu. Sama seperti sebelumnya setiap ada lelaki yang mendekati, aku selalu acuh dan terkesan tak tahu diri. Bertindak semena-mena dan tak tahu di untung. Apa pun dia berikan namun aku masih saja bermain-main.

Lelaki sederhana itu tak menyerah, berbulan-bulan menjalani pendekatan, sering kali menghadiahiku kejutan sederhana hingga suatu hari Minggu di bulan April 2016 ia mencoba menyatakan cintanya dan detik itu juga aku menolaknya. Dia tak menyerah! Dia memohon padaku untuk belajar menerimanya, belajar mencintainya. Hatiku sudah beku dengan tak berperasaan aku terus menolak dan mengabaikannya.

Meskipun sudah kutolak dan kuacuhkan, ia tak pernah sedikitpun menyerah. Terus saja memberikanku perhatian, kejutan, dan memenuhi hampir sebagian besar kebutuhanku. Oh ayolah! Di sini aku benar jahat dan seperti perempuan matrealistis.

Perlahan namun pasti, mendapat perhatian dan kasih sayang tulus tanpa sayarat membuat benteng pertahananku sedikit demi sedikit runtuh. Aku menjadi sedikit lebih terbuka dengannya, meskipun aku hanya menganggapnya teman. Sering kali pekerjaan mengharuskan kami menghabiskan banyak waktu bersama. Berbulan-bulan lamanya kami bekerja sama dalam tim yang sama, membuatku merasa nyaman untuk sekadar berbagi cerita dan keluh kesah padanya. Dia tak lagi menuntut ingin menjadikanku sebagai pacarnya lagi, tapi perhatian-perhatian kecil masih selalu ia lakukan padaku.

Tahun 2017, meskipun hanya rekan kerja dan teman berbagi di saat jam kerja berakhir kami menjadi lebih sering pergi hang out bersama. Terkadang ada sedikit rasa tak rela jika ia sedang ditugaskan ke luar kota, rasa ini takut dia tak akan kembali, dia jatuh cinta dengan perempuan yang ditemuinya di luar kota sana. Aku menyadari jika tembok keangkuhanku sudah dihancurkan olehnya. Aku menjadi terbiasa bersamanya, menghabiskan waktu hanya sekadar berbicara bahasan kerja maupun hal-hal random yang tak penting sama sekali. Menjadi lebih bergantung dan menjadi candu untuk selalu bersenda gurau dengannya atau sekadar berkeluh kesah padanya. Aku sadar aku sudah jatuh cinta dengannya, tapi gengsiku terlalu besar untuk mengakuinya.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menikahi Pria Sederhana Itu

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Meogia

Hubungan pertemanan kami sudah diketahui kedua keluarga kami, orang tuaku begitu menyukainya. Meskipun dia dari keluarga sederhana, dan memiliki tampang yang biasa tapi attitude dan perhatiannya luar biasa. Seluruh keluarga besarku sudah sangat akrab dengannya. Bahkan di setiap acara keluarga ia tak luput dari daftar undangan keluargaku. Yang mengharukan lagi, di kala kami masih menjadi teman biasa ia tak sungkan membantu keluargaku. Di hari yang fitri ia memberikan sedikit rezekinya untukku, ayahku, ibuku, kakek dan nenekku, juga untuk para sepupuku.

Di suatu kamis pagi bulan oktober 2017, ia dengan berani mendatangi ayahku, mengutarakan niatnya untuk meminta putri satu-satunya. Memberitahukan jika beberapa hari ke depan ia akan datang lagi bersama keluarganya untuk meresmikan hubungan kita berdua. Kala itu ia hanya datang sendiri, memakai seragam kerja dan dengan lancar ia mengutarakan niat baiknya. Tak pernah sebelumnya ia menjanjikan akan kepastian ini, tak seperti masa laluku yang selalu mengumbar segala janji akan melamarku secepatnya nyatanya ia berselingkuh di Borneo sana.

Beberapa hari kemudian ia datang beserta keluarganya, acara lamaran sederhana telah terlaksana. Ia membawa cincin emas sederhana sebagai tanda bahwa aku sudah ada ikatan dengannya. Ia meminta waktu setidaknya sampai segala tanggung jawab cicilannya lunas ia berjanji akan segera menikahiku. Ia mengucapkannya dengan tegas di hadapan seluruh keluarga besarku. Dia meminta waktu selambat-lambatnya dua tahun dari hari itu, karena dia tak ingin menyeretku ke dalam penderitaan jika menikahiku dalam keadaan penuh dengan cicilan. Tapi siapa sangka, kerja kerasnya dan segala tekadnya membuat ia mampu menyelesaikan semuanya dalam kurun waktu satu tahun.

November 2018, ia datang menepati janjinya sekaligus menentukan tanggal pernikahan kami. Kurang dari sebulan pernikahan sederhana kami digelar. Tepatnya 27 Desember 2018 pernikahan sederhana dengan akad nikah di KUA. Dengan satu tarikan napas ia dengan lancar mengucapkan janji suci itu. Tepat di tahun ketiga awal kita bertemu. Dia tak menjanjikanku kemewahan, dia hanya berjanji untuk tak membuatku kekurangan.

Kini sudah dua tahun kita bersama, jatuh bangun bersama membangun usaha dari titik terendah. Sedikit banyak cek-cok mewarnai kehidupan rumah tangga kami berdua. Dan yang paling membahagiakan adalah kehadiran seorang putra di tengah-tengah kami berdua. Berdua bersama terus memperbaiki diri untuk hidup yang lebih baik hingga sesurga.

#ElevateWomen