Epidemiolog Sebut PPKM Perlu Terus Diterapkan Selama Pandemi Covid-19 Masih Terjadi

Hilda Irach diperbarui 03 Okt 2021, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai. Meski demikian, menurut Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyampaikan pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus terus dilakukan.

PPKM memang harus terus dilakukan, harus dipahami PPKM ini seperti polisi atau penjaga selama pandemi terjadi,” ujar Dicky, dikutip dari Health Liputan6.com.

Walau harus terus diterapkan, Dicky mengatakan bisa disesuaikan dengan level PPKM.  “Bukan berarti dengan PPKM kita jadi enggak bisa melakukan apa-apa, kan ada leveling-nya, yang harus dituju ya PPKM level 1 atau paling tinggi level 2 jangan 3 atau 4. Jika PPKM terus dilakukan di level 4, artinya tidak ada perbaikan situasi,” lanjutnya.

 
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kemungkinan yang terjadi jika PPKM ditiadakan

Meski kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai, PPKM perlu terus diterapkan selama pandemi masih ada. (unsplasj/sarahkilian).

Sebab, jika PPKM ditiadakan tapi pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia, maka ini akan berbahaya. “Kalau PPKM level 1 tercapai kemudian ditiadakan ya kalau pandeminya masih ada tetap berbahaya. Jadi, selama pandemi ada ya PPKM kita lakukan tapi di level paling rendah,” tutur Dicky.

Hal yang perlu dicapai saat ini menurut Dicky adalah semua daerah, kabupaten, kota di Indonesia berhasil menurunkan PPKM ke level 1.

“Semua daerah, kabupaten/kota mencapai level 1, ini terjadi di banyak negara, di sini (Australia) pun begitu, level 1 sudah lama banget. Dari sini bisa diperkuat, kalau ada kenaikan kasus lagi langsung lakukan local lockdown,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Ancaman gelombang ketiga

Meski kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai, PPKM perlu terus diterapkan selama pandemi masih ada. (unsplasj/glencarie).

Lebih lanjut, Dicky mengingatkan walau kasus sudah melandai, tapi ancaman gelombang ketiga Covid-19 masih mengintai. “Saya harus sampaikan, tampaknya mencegah gelombang ketiga sulit, tapi bukan berarti gelombang ketiga akan menjadi lebih parah,” katanya.

Saat ini, secara estimasi jumlah kasus COVID-19 di gelombang ketiga tidak sebesar gelombang kedua dengan asumsi tidak ada varian baru lain yang sama atau lebih hebat dari Delta.

“Untuk mencegah gelombang, mencegah varian baru, dan mencegah hal lainnya itu sama semuanya. Yaitu penguatan dan konsisten melakukan 3T (tracing, treatment, testing) dan 5M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas),” pungkasnya.

#Elevate Women