Magnificent Women – Poppy Dihardjo: Berjuang Menyuarakan Hak Perempuan

Ayu Puji Lestari diperbarui 05 Nov 2021, 17:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjadi perempuan artinya siap untuk tumbuh dalam stigma. Itulah yang dirasakan Poppy Dihardjo saat memutuskan untuk bangkit dari pengalaman pahitnya sebagai seorang penyintas KDRT. Sebagai korban bukan berarti terus menyalahkan keadaan. Poppy justru bangkit dan berjuang agar tak ada lagi korban kekerasan.

Memutuskan untuk mengakhiri toxic relationship yang dijalani bukanlah hal yang mudah. Menghadapi narasi dan stigma tentang status janda dan ditinggalkan. Ketakutan tentang anggapan orang lain terhadap dirinya lah yang membuatnya sempat merasa kesulitan untuk bangkit dari keterpurukan.

Setelah melalui banyak pergulatan, Poppy akhirnya menyadari. Ketakutannya selama ini tidak terjadi. Banyak orang yang mendukungnya untuk bangkit. Ia menyakinin pengalamannya sebagai korban KDRT justru menyelamatkan banyak orang.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Awal Mula Membantu Perempuan Lainnya

Sebagai penyintas sekaligus mendampingi para korban kekerasan dalam rumah tangga adalah cara Poppy Dihardjo untuk bangkit/copyright FIMELA.com

Poppy mulai memahami jika ternyata kisahnya banyak membuat para perempuan lebih berani untuk speak up. Berawal dari undangan wawancara di salah satu TV Nasional, ia akhirnya kebanjiran pesan DM. Memang benar, perempuan jika saling menguatkan.

Dari penampilan pertamanya di TV Nasional tersebut, Poppy banyak menerima pesan dalam akun instagramnya. Ia pun berpikir jika ternyata banyak perempuan yang berpikiran sama dengannya dulu. Dari sinilah ia sadar, bahwa perempuan tersebut tidak butuh bantuan tapi lebih butuh diingatkan dan dikuatkan.

Baginya perempuan saat bercerita akan membutuhkan seseorang yang frekuensi, dan bisa menguatkannya. Awalnya hanya satu dua orang saja yang datang kepada Poppy meminta untuk dikuatkan. Seiring berjalannya waktu banyak perempuan yang datang padanya untuk minta dikuatkan dan diingatkan, bahwa dia adalah sosok yang tangguh.

3 dari 3 halaman

Mendirikan No Recruit List untuk Membantu Sesama Perempuan

(Adrian Putra/Fimela)

Maret 2020 Poppy membuat No Recriut List. Ia juga memaksimalkan latar belakang pekerjaannya. Ia membuat No Recruit List. Sebuah daftar para pelaku kekerasan berbasis gender berdasarkan aduan korban yang digunakan untuk mengawasi dan membatasi pelaku kekerasan seksual di dunia kerja.

Fokus dari No Recruit List ini adalah korban bukan pelaku. Jadi ketika satu kasus viral, hal yang diperhatikan adalah bagaimana korban alih-alih pelakunya. Karena fokus dari No Recruit List adalah mendampingi korban saat mengalami kekerasan seksual.

Bagaimana menurut Sahabat Fimela? Poppy Dihardjo adalah sosok yang menginspirasi. Dengan alasan inilah FIMELA memilih Poppy untuk masuk dalam nominasi Magnificent Women di Magnificent 11 Awards. Yuk, pilih Poppy di sini.