5 Cara Tegarkan Diri Menghadapi Single-Shaming

Endah Wijayanti diperbarui 05 Agu 2022, 11:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Sudah berada di usia yang dianggap "matang" tapi belum juga menikah, kita pasti pernah mendapat berbagai komentar hingga cibiran untuk segera punya pasangan. Bahkan kesibukan atau pilihan hidup kita juga ikut jadi sasaran komentar negatif orang-orang. Menghadapi single-shaming bisa membuat kita merasa stres.

Melansir laman BBC, menurut psikoterapis yang berbasis di New York Allison Abrams, single-shaming mengacu pada kondisi ketika seseorang dihakimi karena belum punya pasangan dan tidak memenuhi ekspektasi masyarakat untuk menikah di usia tertentu. Saat kita mengalami single-shaming, kita memang perlu berusaha lebih keras untuk bisa lebih tegar. Berikut ini sejumlah cara yang bisa dicoba agar tidak terpuruk ketika mengalami single-shaming.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Fokus pada Rasa Syukur

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/MALOADDER

Kalau memang belum menemukan orang yang tepat, maka tak bisa buru-buru menikah karena paksaan. Kalau memang belum ketemu jodohnya, ya sudah syukuri dulu semua yang ada saat ini. Bagaimana pun tiap orang punya jalan hidup dan kisahnya masing-masing. Perbanyak rasa syukur terlebih dahulu untuk menghadirkan ketenangan dan kekuatan di dalam diri kita.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Ambil Sisi Baiknya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/JR-50

Saat orang bertanya "mana calonnya?" atau "kapan menikah?", kita bisa menanggapinya dengan minta didoakan saja. Kita bisa coba ambil sisi baiknya. Anggap saja orang yang mengomentari kehidupan kita yang melajang dan masih sendiri ini sebagai cara mereka untuk peduli dengan kebahagiaan kita. Jadi, ambil saja doa-doa baik dari mereka.

 

4 dari 6 halaman

3. Nikmati Masa Kini

ilustrasi bersyukur tabah/M Stocker/Shutterstock

Biarlah orang-orang menghabiskan waktu dan energi mereka dengan mengomentari kehidupan kita. Kita bisa lebih fokus menikmati masa kini saja lebih dulu. Semua yang terjadi pada diri kita dan semua yang ada di sekitar kita sudah mengikuti skenario terbaik. Daripada galau terus, mending hadirkan kesibukan yang bisa membuat hidup lebih berwarna lagi.

 

5 dari 6 halaman

4. Tetap Berbagi Suka Cita

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/JR-50

Ada yang bertunangan, menikah, dan punya momongan, ikutlah berbahagi. Tetaplah berbagi doa dan suka cita. Saat kita mengedepankan rasa suka cita, maka hidup kita akan terasa lebih mudah dijalani. Serta, kita pun tak akan punya waktu untuk terlalu memikirkan atau menanggapi omongan negatif orang lain. Tampakkan wajah  bahagia saja tiap kali ada yang mengatakan hal buruk tentang statusnya yang belum menikah saat ini. 

6 dari 6 halaman

5. Capai Hal-Hal Positif

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/PRImageFactory

Kita tak bisa memenuhi harapan semua orang, bahkan ekspektasi orang terdekat tak selalu bisa kita penuhi. Sadari bahwa kita juga punya keterbatasan, tetapi bukan berarti kita pasrah saja dengan keadaan. Kita bisa tetap berprestasi dengan cara kita sendiri. Saat kita masih bisa menjadi pribadi yang bermanfaat, maka tak ada alasan bagi kita untuk meratapi keadaan.

Yakin saja urusan jodoh itu pasti ada waktu terindahnya. Kalau saat ini masih sendiri atau memutuskan untuk sendiri lebih dulu, tetap nikmati hari-harimu dengan hati yang bahagia.

 

#WomenforWomen