Digandrungi di Indonesia, Lato-Lato Ternyata Dilarang di Sejumlah Negara

Hilda Irach diperbarui 11 Jan 2023, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Lato-lato tengah naik daun di Indonesia belakangan ini. Permainan ini sukses mencuri perhatian berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kepopulerannya meningkat sejak Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memainkannya beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Subang.

Lato lato merupakan permainan yang terdiri dari dua bola pemberat yang sama. Kedua bola tersebut terikat dalam seutas tali dengan cincin yang terdapat di atasnya.

Cara memainkan permainan ini sangat mudah. Cukup diayunkan ke atas dan ke bawah supaya bola bergerak berlawanan dan terbentur di tengah, sehingga mengeluarkan bunyi.

Meski terlihat sederhana, siapa sangka bahwa lato-lato ini justru terlarang dimainkan di sejumlah negara. Apa alasannya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

 
What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Lato-lato Terlarang di Sejumlah Negara

Dijajal Jokowi dan Ridwan Kamil, kenali permainan latto-latto yang kembali populer. (Instagram/Ridwan Kamil).

Melansir dari Groovy History, lato-lato sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an dan populer di masanya. Permainan ini diklaim berasal dari benua Amerika dan Eropa. Di Amerika, mainan ini dikenal dengan nama clackers, click-clacks, knockers, ker-banks, hingga clankers.

Di era 1960-an, Lato-latp sempat menimbulkan kegaduhan. Selain karena suaranya yang dianggap mengganggu, mainan ini juga kerap menimbulkan bahaya serius.

Mainan yang awalnya terbuat dari bahan kaca itu pecah hingga membuat serpihannya yang tajam melesat dengan cepat melukai wajah. Serpihan dari ‘ledakan’ lato-lato ini berpotensi menyebabkan kebutaan jika menusik mata.

Dikutip dari New York times, pada tahun 1971, Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA) bahkan melaporkan setidaknya ada empat orang yang mengalami cedera akibat permainan lato-lato di negara tersebut.

Menanggapi laporan tersebut, pabrik mainan itu lantas mengubah bolanya dengan bahan plastik. Namun rupanya bahan tersebut justru bisa pecah lebih sering. FDA kemudian mengeluarkan larangan edar permainan clackers karena banyaknya kasus yang ditimbulkan.

Selain di Amerika Serikat, lato-lato rupanya juga dilarang beredar di Mesir pada tahun 2017. Mainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi.

Kala itu, lato-lato disebut sebagai Sisi’s balls yang artinya mengacu pada testis atau organ reproduksi presiden tersebut. Karena itu, mainan tersebut terlarang dan dianggap melecehkan pemerintah.