For Your Eyes Only...

Vemale.com - Ya, mata perlu mendapat jasa. Tanpanya, kita bisa melihat keindahan dunia ini. World Sight Day yang jatuh pada tanggal 8 Oktober ini rasanya jadi momen yang pas bagi kita, untuk lebih peduli pada kesehatan mata. Sebagai indera penglihatan, mata berperan sangat besar dalam menjalani segala aktivitas. Maka, kesehatan mata juga perlu mendapat perhatian khusus. Berikut, Anda bisa mencari tahu berbagai pertanyaan seputar kesehatan mata yang selama ini muncul. Q: Apakah suplemen mata, bisa menghindari terjadinya gangguan penglihatan seperti mata minus atau plus? A: “Tidak. Gangguan penglihatan seperti minus disebabkan panjang sumbu bola mata yang lebih panjang dari normal (23,5 cm). Pertambahan minus disebabkan pertumbuhan panjang bola mata yang terus terjadi meskipun sudah melewati usia pertumbuhan (18 tahun). Faktor risiko yang mempengaruhi timbul dan bertambahnya minus adalah faktor membaca terlalu dekat dalam waktu lama dan riwayat keluarga yang mengalami gangguan refraksi ini,” urai Dr. Noviriny Drivina, SpM dari Mediloka Health Care, Jakarta. Ia juga menambahkan, mata plus yang disebut presbiopia disebabkan oleh melemahnya otot lensa mata akibat usia (di atas 40 tahun) sehingga kemampuan akomodasinya menurun dan mengganggu penglihatan jarak dekat/membaca. Nah, suplemen mata berfungsi sebagai antioksidan pelindung kapiler yang mempengaruhi syaraf mata (retina) sehingga mencegah kerusakan sel, dan sifatnya melindungi mata minus dari kerusakan retina akibat pertambahan panjang sumbu bola mata. Selain itu, ia juga meningkatkan produksi pigmen lapisan sel syaraf retina paling luar sehingga memperbaiki fungsi melihat dalam gelap. Q: Bolehkah menggunakan tetes mata setiap hari? Jenis tetes mata seperti apa yang menjadi pilihan? A: ”Boleh, tergantung dari jenis tetes matanya dan kelainan mata yang Anda idap. Bagi Anda yang mengalami penyakit mata kronis seperti glaukoma dan dry eye, pemakaian obat tetes seperti ini harus setiap hari dan dengue supervisi dari dokter mata untuk mengontrol gejala penyakitnya,” papar Dr. Noviriny. Sedangkan yang tidak mempunyai penyakit mata kronis, tetes mata yang aman adalah yang merupakan artificial tears (air mata buatan). Menurutnya, air mata buatan yang mengandung hydroxymetil cellulose, dextran, nacl 0,9%, karnation, dan sodium hyaluronat berfungsi seperti lapisan air mata natural yang memberikan efek protektif dan menyamankan buat mata. Terutama mata yang lelah. Jangan sembarangan memakai obat tetes mata, terutama obat yang mengandung steroid. Pemakaian steroid terus menerus pada mata dapat menimbulkan katarak dan glaukoma. Q: Benarkah madu hutan berkhasiat mengurangi mata minus, plus dan katarak? A: Menurut Dr. Noviriny belum ada penelitian ilmiah dan klinis tentang khasiat madu hutan terhadap mata minus dan katarak. Katarak pada proses penuaan, faktor risiko utamanya adalah eksposur mata terhadap sinar UVA dan UVB yang oksidatif. Suplemen mata yang teruji klinis biasanya mengandung billberry extract, lutein, zeaxanthin dan vitamin A,C,E dan zinc dosis tinggi, yang berfungsi sebagai antioksidan serta berkhasiat mencegah kerusakan pada lapisan retina dan buah-buahan warna merah kuning. Kalau madu hutan mengandung zat-zat ini, maka dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada kasus katarak dan kelainan retina dan saraf mata. Namun, hal itu tidak mengurangi ukuran minus atau plus seseorang. Q: Apa hubungan vitamin A dan kesehatan mata? A: “Vitamin A membantu metabolisme sel yang terdapat pada lapisan paling luar retina untuk adaptasi penglihatan dari terang ke gelap. Ini berguna untuk penglihatan malam dan gelap. Jika kekurangan vitamin A berlangsung lama dapat menyebabkan xeroftalmia ditandai dengue kekeringan bola mata, ulkus, kornea dan pembengkakan kelopak,” terang Dr. Noviriny. Menurutnya, xeroftalmia yang tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, vitamin A juga berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah pembentukan radikal bebas yang dapat merusak sel retina dan lensa. Sehingga, ia juga bermanfaat dalam pencegahan katarak dan penyakit retina, seperti degenerasi makula. Q: Kenapa seseorang bisa mengalami bintitan? Apakah bisa sembuh? A: Bintitan disebabkan oleh peradangan kelenjar yang terletak di dalam lapisan kelopak mata atas maupun bawah meliputi kelenjar yang berada di lapisan dalam maupun superfisial kelopak. Kelenjar ini terdapat di sepanjang kelopak mata dan normalnya memproduksi cairan yang berguna untuk fungsi air mata dan keringat. Muara kelenjar ini terdapat di sepanjang tepi kelopak mata. Apabila muara tersebut tersumbat akibat kotoran, seperti debu, make up, dll, serta terkontaminasi oleh flora normal kulit kelopak ataupun flora normal mata, maka terjadilah peradangan di kelenjar yang bersangkutan dan timbullah bintitan," ujar Noviriny. Bintitan busa sembuh untuk kasus yang akut (kurang dari 2-3 minggu) dapat dilakukan kompres hangat sambil memijat bagian kelopak yang mengalami bintitan. Dokter mata biasanya juga memberikan obat antiradang dan antibiotika apabila memang ada indikasi. Sedangkan untuk kasus kronis (lebih dari 2-3 minggu), cara menyembuhkan bintitan hanyalah dengan pembedahan minor, dengan menyayat permukaan kelopak tempat kelenjar itu berada dan mengeluarkan isinya, yang disebut insisi aspirasi. Q: Apakah mata minus bisa menyebabkan glaukoma? A: Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia setelah katarak. "Risiko terkena glaukoma akan menjadi lebih tinggi jika seseorang memiliki kondisi mata minus atau plus yang tinggi. Mata minus tinggi memiliki panjang dimensi bagian depan dan belakang yang panjang. Hal ini membuat mata stretch ke belakang dan menyebabkan retina menjadi lebih tipis. Nah. Kalau retina tipis berarti saraf-saraf di mata jadi lebih tipis. Akhirnya rentan terhadap glaukoma," ungkap Dr. Donny V. Istiantoro, SpM., eye surgeon dari Jakarta Eye Center, "Jika sedikit saja terjadi tekanan mata yang tinggi, syaraf bisa menjadi tegang karena syaraf mata sudah tipis." Q: Penglihatan yang normal akan terbebas dari glaukoma? A: Glaukoma bisa menyerang siapa saja, dari bayi baru lahir bahkan saat masih di kandungan. Sedangkan risiko saat dewasa biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. "Glaukoma artinya kerusakan syaraf dengan risiko tertinggi terjadinya tekanan mata yang tidak normal. Tapi bisa juga karena risiko lain," urai Dr. Donny. Glaukoma bisa dicegah tapi kalau syaraf sudah rusak, tidak bisa diobati. Jadi, pengobatannya adalah mencegah jangan sampai kerusakan syaraf itu berlanjut menjadi tambah parah. Nah, pengobatannya itu sendiri adalah menurunkan tekanan mata. Caranya bisa melalui dengan obat-obatan, laser, serta prosedur operasi. Q: Amankah menggunakan daun sirih sebagai perawatan mata? A: "Salah besar! Hal itu malah membahayakan. Daun-daunan mengandung jamur. Dan jamur, jangan sampai kena mata. Karena mata itu seperti agar-agar, jika terkena jamur bisa langsung tumbuh dan menyebabkan kebutaan," papar Dr Donny. Herbal tidak boleh kena mata. Ia juga menegaskan bahwa daun sirih iru sifatnya antiseptik, yang bisa menghilangkan kuman, kayak sabun. Tapi jangan sembarangan terkena mata. Q: Apakah lensa kontak bisa memperburuk keadaan mata? A: "Jika pengguna malas membuka kontak lensa, misal dibawa tidur, bisa melukai mata. Sebab kontak lensa itu berenang di air mata kita. Kalau misalnya air mata kita kering, mata bisa lecet atau tergores oleh kontak lensa. Nah, kalau sudah terbaret, kuman yang ada di mata bisa masuk dengan mudah," jelas Dr. Donny. Lensa kontak terbuat dari lembaran plastik tipis yang dirancang sesuai kelengkungan kornea, yaitu bagian jernih pada permukaan depan mata. Antara lensa kontak dengan kornea terdapat lapisan air mata. Kedipan mara memungkinkan air mata segar mengalir di bawah lensa kontak. Berfungsi melumasi dan memberi oksigen kepada kornea. "Selama lensa kontak itu berenang di air mata (mata kering) Anda tak perlu khawatir," tambahnya. Maka, copot dulu lensa kontak sebelum tidur dan jangan pakai terlalu lama. Q: Apakah tak rutin memakai kacamata (pakai lepas) bisa menambah minus? A: "Tidak. Yang menambah ukuran mata minus seseorang itu bukan karena tak memakai kacamata. Mata minus disebabkan dimensi mata bagian depan dan belakang yang memanjang. Kalau seseorang mengalami gangguan penglihatan mata minus sejak kecil, maka dimensi mata bagian depan dan belakang akan makin memanjang seiring pertumbuhannya. Hal ini menyebabkan minus di mata semakin tinggi," ungkap Dr. Donny. Sama seperti ukuran sepatu yang tak bertambah setelah selesai tumbuh. Kalau mengalami gangguan penglihatan pada usia 18 atau 21 tahun ke atas, ukurannya sudah persisntent. Jadi, ukuran kacamata tak akan bertambah lagi. [initial] Source: Fitness Magazine, Edisi Oktober 2010, Halaman 83
(Fitness/wsw)