Sukses

Beauty

Kenapa Kita Mudah Jatuh Cinta tapi Sulit Bertahan dalam Hubungan? Temukan Alasannya!

ringkasan

  • Jatuh cinta melibatkan pelepasan hormon yang menciptakan perasaan euforia.
  • Infatuasi sering disalahartikan sebagai cinta sejati, padahal berbeda.
  • Mempertahankan hubungan memerlukan usaha dan komunikasi yang baik.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, pernahkah kamu merasa jatuh cinta dengan mudah namun kesulitan untuk mempertahankan hubungan? Fenomena ini sering dialami banyak orang dan dapat dijelaskan melalui berbagai faktor psikologis dan biologis. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa kita mudah jatuh cinta namun sulit bertahan dalam hubungan jangka panjang.

Jatuh cinta adalah pengalaman yang menggembirakan, di mana otak kita merespons dengan melepaskan berbagai bahan kimia yang menciptakan perasaan euforia. Namun, ketika cinta itu mulai memudar, banyak pasangan merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita telusuri lebih dalam.

Para ahli dari bidang psikologi dan neurosains telah mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan ini. Dari respons neurobiologis hingga masalah komunikasi, mari kita bahas lebih lanjut.

Mengapa Kita Mudah Jatuh Cinta?

Ketika seseorang jatuh cinta, otak kita melepaskan hormon seperti dopamin, adrenalin, dan norepinefrin. Hormon-hormon ini menciptakan perasaan euforia dan gairah yang membuat kita merasa terikat. Menurut Harvard Medical School, saat kita jatuh cinta, otak kita dipenuhi dengan bahan kimia yang membuat jantung berdebar dan telapak tangan berkeringat.

Selain itu, ada juga istilah yang disebut emophilia, yaitu kecenderungan untuk jatuh cinta dengan cepat. Ini bisa disebabkan oleh sensitivitas tinggi terhadap pengalaman baru, di mana hal baru memicu pelepasan dopamin. Namun, emophilia juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti harga diri yang rendah dan kebutuhan akan persetujuan eksternal.

Perlu diingat bahwa perasaan awal yang kuat sering kali adalah infatuasi, bukan cinta sejati. Infatuasi ditandai oleh idealisasi dan gairah yang intens, sedangkan cinta sejati melibatkan ikatan yang lebih dalam, berdasarkan kepercayaan dan penerimaan.

Mengapa Sulit Bertahan dalam Hubungan?

Mempertahankan hubungan jangka panjang memerlukan usaha yang konsisten. Salah satu tantangan terbesar adalah pudarnya antusiasme awal. Penelitian menunjukkan bahwa fase romantis biasanya berlangsung antara enam bulan hingga tiga tahun. Setelah itu, pasangan mungkin merasa bosan dan terjebak dalam rutinitas.

Masalah komunikasi juga menjadi faktor penting dalam kegagalan hubungan. Dr. John Gottman mengidentifikasi bahwa pola komunikasi negatif seperti kritik dan penghinaan dapat merusak kepercayaan dan keintiman. Ketidakfleksibelan psikologis, di mana pasangan menghindari percakapan sulit, juga dapat menghalangi pertumbuhan hubungan.

Selain itu, masalah kepercayaan seperti kecemburuan dan ketidaksetiaan dapat mengikis fondasi hubungan. Ketidakcocokan finansial dan kurangnya dukungan emosional juga berkontribusi pada masalah ini. Semua faktor ini dapat membuat hubungan terasa berat dan sulit untuk dipertahankan.

Kesimpulan

Jatuh cinta adalah hal yang indah, tetapi mempertahankan hubungan jangka panjang memerlukan usaha dan komitmen. Penting untuk menyadari bahwa cinta sejati melibatkan lebih dari sekadar perasaan awal yang kuat. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan, kita dapat lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading