Sukses

Beauty

Attachment Style, Cara Pola Asuh Mempengaruhi Hubungan Dewasa

ringkasan

  • Attachment style terbentuk dari interaksi dengan pengasuh di masa kanak-kanak.
  • Ada empat jenis pola kelekatan yang memengaruhi hubungan dewasa.
  • Pola kelekatan dapat berubah seiring waktu dan dapat dipahami untuk hubungan yang lebih sehat.

Fimela.com, Jakarta - Pola kelekatan atau attachment style adalah kerangka psikologis yang terbentuk sejak masa kanak-kanak melalui interaksi dengan pengasuh utama. Pola ini sangat memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan di masa dewasa. Teori kelekatan yang diperkenalkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth menjelaskan bahwa ikatan yang terbentuk di awal kehidupan dapat membentuk pola perilaku dalam hubungan selanjutnya.

Attachment style memengaruhi perasaan aman, makna, dan kemampuan individu untuk membangun koneksi dengan orang lain. Dalam artikel ini, Sahabat Fimela akan membahas bagaimana pola asuh dapat membentuk attachment style dan dampaknya pada hubungan dewasa.

Bagaimana pola asuh membentuk pola kelekatan? Pola kelekatan tidak berkembang secara tiba-tiba, melainkan sangat dipengaruhi oleh cara seseorang diasuh. Interaksi antara bayi dan pengasuh di tahun pertama kehidupan memiliki efek seumur hidup pada individu tersebut. Kualitas pengalaman ikatan primer secara langsung memengaruhi perkembangan otak dan pola kelekatan orang tua adalah prediktor terbesar dari gaya kelekatan yang akan dimiliki anak mereka.

Apa itu Pola Kelekatan?

Pola kelekatan adalah kerangka psikologis yang menjelaskan ikatan emosional dalam hubungan. Pola ini terbentuk berdasarkan pengalaman awal dengan pengasuh utama dan menjadi panduan bagaimana seseorang berperilaku dalam hubungan lain, termasuk persahabatan dan hubungan romantis. Pola kelekatan memengaruhi perasaan aman dan kemampuan seseorang untuk membangun serta mempertahankan koneksi dengan orang lain.

Jenis-jenis Pola Kelekatan dan Pengaruhnya pada Hubungan Dewasa

Psikolog telah mengidentifikasi empat pola kelekatan utama: aman (secure), cemas (anxious), menghindar (avoidant), dan kacau (disorganized). Tiga pola terakhir dikategorikan sebagai pola kelekatan tidak aman.

Kelekatan Aman (Secure Attachment)

  • Terbentuk ketika pengasuh secara konsisten responsif terhadap kebutuhan anak.
  • Orang dewasa dengan pola ini nyaman dengan keintiman dan memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain.

Kelekatan Cemas-Preokupasi (Anxious-Preoccupied Attachment)

  • Terjadi ketika pengasuh merespons anak secara tidak konsisten.
  • Orang dewasa dengan pola ini cenderung khawatir akan penolakan dan sering terobsesi dengan hubungan mereka.

Kelekatan Menghindar-Menolak (Dismissive-Avoidant Attachment)

  • Berasal dari pengasuh yang jauh dan mengabaikan kebutuhan anak.
  • Orang dewasa dengan pola ini sangat menghargai kemandirian dan sulit mempercayai orang lain.

Kelekatan Kacau/Menghindar-Ketakutan (Disorganized/Fearful-Avoidant Attachment)

  • Disebabkan oleh pengasuh yang merespons kebutuhan anak dengan agresi atau permusuhan.
  • Orang dewasa dengan pola ini menginginkan kedekatan tetapi takut akan penolakan.

Tanggapan Ahli

Dr. Daniel Siegel menyatakan bahwa kelekatan aman dapat terbentuk jika pengasuh mampu merespons kebutuhan anak dengan baik. Peneliti seperti Edward Tronick menemukan bahwa bahkan orang tua terbaik hanya selaras dengan anak-anak mereka sekitar 30% dari waktu. Namun, jika orang tua mampu memperbaiki keretakan yang terjadi, kelekatan aman dapat dipertahankan.

Meskipun pola kelekatan terbentuk di masa kanak-kanak, penelitian menunjukkan bahwa pola tersebut dapat berubah. Memahami gaya kelekatan seseorang adalah langkah pertama yang kuat menuju pembentukan hubungan yang lebih sehat dan memuaskan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading