Sukses

Entertainment

What’s More From Ario Bayu

Next

Ario Bayu

“Hai, saya Bayu,”. Begitu saja ia segera menjabat tangan saya, langsung duduk, dan memulai pembicaraan. Pria simpatik asal Jawa Tengah yang lama tinggal di New Zealand ini, sama sekali bukan figur publik yang membuat jarak dengan orang yang baru dikenalnya. Cerita singkat tentang bagaimana perjalanannya di dunia perfilman pun langung meluncur santai.

 â€œAwal karier saya bisa dibilang dimulai dengan pertemuan saya dengan Sekar Ayu Asmara. Setelah kita ngobrol-ngobrol, ternyata cocok, dia ikutkan saya di film kecil berjudul “Belahan Jiwa” bersama Enditha dan berlanjut di “Pesan Dari Surga” dengan peran sebagai homoseksual . Cerita lucu dari film ini adalah saat saya harus melakukan adegan ciuman dengan Lukman Sardi, dan itu susah sekali waktu pengambilan gambar. Selesai take, kami benar-benar butuh waktu sejenak untuk menjauhkan diri masing-masing karena situasi canggung nggak bisa terhindarkan,” kenangnya lucu.

Karier Bayu semakin melebar saat ia diperkenalkan Sekar dengan Joko Anwar, dan ikut terlibat di film “Kala”. Film ini sayangnya tidak begitu sukses di perfilman Nasional, namun untuk Bayu pribadi, perannya sebagai Eros di film tersebut sangat luar biasa.

“Spektrum warna kepribadian dari karakter yang saya mainkan sangat gila. Di situ saya memerankan seorang detektif kepolisian yang ingin menegakkan semua hal yang salah menjadi benar, namun ia sendiri adalah seorang homoseksual. Karakter itu seperti menyadarkan bahwa kita tidak perlu menghakimi orang lain berdasarkan penilaian apa yang menurut kita jelek, karena sebenarnya bisa saja dia melakukan tugas mulai untuk orang lain. Kadang-kadang kita suka lupa dengan hal itu,”. "I don’t wanna be famous since the beginning, karena buat apa saya jadi terkenal?"

Perjalanan akting Bayu lalu berlanjut di “Pintu Terlarang”, “Rumah Dara”, “Laskar Pelangi”, namun sebenarnya sampai sekarang orang masih belum terlalu klik dengan siapa sosok Ario Bayu.  â€œMalah itu yang saya suka, I don’t wanna be famous since the beginning, karena buat apa saya jadi terkenal? Saya tidak ingin dikenal sebagai Ario Bayu yang terkenal karena ini, itu, atau suatu hal. Saya paling sebal dengan pendapat image seorang figur publik harus dibangun dan diatur sedemikian rupa. Image saya ya saya, seperti inilah saya. I just wanna stay true to the acting, no less no more, karena saya lihat hal seperti itu masih jarang,” katanya beropini.

 

Next

Ario Bayu

Setelah merasa cukup berbicara tentang film, Bayu mengeluarkan pendapat pribadinya tentang Indonesia, yang walaupun adalah tanah kelahirannya sendiri, namun sedikit membuatnya resah.

“Saya orangnya suka beropini, ekspresif, bisa santai, bisa konservatif, dan senang musik punk rock. Saya lama di New Zealand, ibu saya pun masih tinggal di sana.Jujur saja, selama 7 tahun saya di Indonesia adalah masa-masa yang melelahkan, karena saya harus “mendaur ulang” psikis dan pandangan saya. Bukan saya bilang di sini jelek, sebab secara intelektual very stimulating and interesting, tapi banyak banget yang saya pelajari dari negara yang menurut data jumlah pemeluk agama Islam terbesar ini. Salah satunya di KTP harus tertulis agama apa, padahal menurut saya agama adalah urusan masing-masing dan saya menghormati semua agama,”.

Ini yang menarik dari Ario Bayu, kedatangannya ke Indonesia awalnya didasari ingin lari dari kehidupannya di New Zealand. Apa yang sebenarnya ia alami di sana ? "I hate attention since I was a kid. Thankfully, dunia showbiz Indonesia belum seperti di Hollywood,"

“Dari New Zealand saya sudah main teater dan saya merasa agak sedikit beda saat di bangku SMU karena merasa kurang akademis. Saya masuk ke Universitas tapi ternyata  nggak cocok dengan bangku kuliah, makanya saya cabut ke sini. Jujur, saya ke Indonesia karena merasa bodoh, di setiap hal yang saya tekuni saya merasa nggak bisa menguasainya, makanya di umur 18 tahun saya memutuskan untuk pergi ke suatu tempat dan saya pilih “lari” ke Indonesia. Rencananya saya cuma 2 tahun di sini, lalu kembali ke New Zealand saat umur 20 tahun, karena peraturan di sana bila sudah mencapai umur segitu bisa masuk perguruan tinggi tanpa melewati tes. Ternyata itu tinggal rencana dan saya tinggal di Indonesia terus, tanpa menyandang gelar apapun,” bukanya tanpa canggung

Disinggung tentang wanita, Bayu menunduk dan dengan tersipu mengatakan bahwa ia baru saja putus dari hubungan yang sudah dijalaninya selama satu setengah tahun. Dan tak disangka, mantannya ini ternyata bekerja di kantor manajemen yang menangani Bayu. “But I'm cool with it,” katanya tenang.

Di akhir obrolan, Bayu mengeluarkan sedikit unge-unegnya tentang bagaimana kerja di dunia showbiz.

“Dari awal masuk ke industri ini, yang paling saya jauhi adalah tebar pesona, karena saya sebagai talent hanya ingin menampilkan bakat untuk mengesankan para produser atau sutradara. I hate attention since I was a kid. Thankfully, dunia showbiz Indonesia belum seperti di Hollywood dimana hidup seorang figur publik diekspos habis-habisan sampai nggak punya personal life. Di sini saya masih bisa jalan-jalan ke pasar atau tempat-tempat yang saya suka tanpa harus ada gangguan. Tapi tetap, saya nggak suka orang berasumsi secara minim tentang saya. Dalam artian, kalau ada orang yang bilang saya baik banget, saya akan mengelaknya dengan mengatakan kalau masih banyak kejelekan dari diri saya. Saya masih minum bir, sometimes I drunk, dan saya juga bisa shalat,” ungkapnya lugas.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading