Sukses

Entertainment

Sukseskah Chris Evans Menjadi Captain America?

“Captain America: The First Avenger” mengambil setting Perang Dunia II dimana Amerika dan Jerman sedang terlibat perang dan memunculkan profil Adolf Hitler sebagai tokoh sentral yang berpengaruh. Evans sebagai Steve Rogers, tokoh utama yang menjadi karakter superhero di sini, pertama-tama diceritakan sebagai seorang laki-laki muda pecundang bertubuh kurus yang ingin bergabung ke barisan perang tentara Amerika Serikat bersama temannya, Bucky Barnes (Sebastian Tan). Namun, sistem seleksi ketat menyingkirkan Rogers dan membuatnya semakin terpinggirkan. Mengetahui bahwa ada seorang anak muda yang berniat mulia untuk menjadi tentara, Dr. Abraham Erskine (Stanley Tucci) menawarkan Rogers untuk menjadi sukarelawan dalam eksperimen “super-soldier”nya, yang bisa membuat Rogers berubah dari pecundang menjadi pemenang.

Captain America: The First Avenger

Singkat cerita, eksperimen tersebut berhasil mengubah Rogers secara fisik menjadi lebih menarik dan meyakinkan untuk menjadi tentara. Namun, ternyata akhir cerita impian itu nggak langsung terwujud begitu saja, karena Senator Brandt (Michael Brandon), nggak memperbolehkan “kelinci percobaan” untuk langsung turun ke medan perang. Maka, jadilah Rogers sebagai “badut” Captain America yang menjadi tontonan teatrikal di atas panggung. Untunglah ada karakter Peggy Carter (Hayley Atwell), staf Strategic Scientific Reserve yang menyemangati Rogers untuk berbuat lebih kepada negara, nggak hanya menjadi tontonan publik. Maka, Rogers pun mulai mengambil langkah seribu untuk melawan organisasi bentukan Hitler, HYDRA, yang mengembangkan senjata berbahaya. Sabotase ke markas HYDRA, membuat Rogers harus bersusah payah untuk melarikan diri hingga akhirnya mengantarkannya ke sebuah rumah rumah sakit bergaya tahun 1940-an. Namun, Rogers dengan seketika, berpindah tempat dan waktu ke masa sekarang yang berlokasi di Times Square, New York. Rogers yang kebingungan kenapa bisa sampai terlempar begitu jauh, mendapat petunjuk dari Nick Fury (Samuel L. Jackson) yang mengatakan bahwa Rogers sebenarnya sudah nggak sadarkan diri selama 70 tahun lamanya. Akhir cerita menggantung inilah yang diyakinkan akan menjadi gimmick cerita untuk sekuel “Captain Amerika” mendatang.

Bisa dibilang, daya tarik film ini terletak pada Chris Evans, aktor tampan yang tampil meyakinkan di beberapa film remaja seperti “Perfect Score” dan “Not Another Teen Movie”, lalu pelan-pelan mendapatkan porsi besar di film “Fantastic Four” dan “The Losers”. Menilik dari segi ceritanya yang sangat mengagungkan Amerika Serikat sebagai negara pemenang, memang akan sangat membosankan. Bantuan teknologi 3 Dimensi yang dijadikan opsi untuk menonton film ini, juga nggak banyak membantu untuk membuat film ini lebih menarik. Pengalaman saya ketika menonton film ini, dua gadis di sebelah kanan saya nggak henti-hentinya berseru girang tanpa memedulikan kalau mereka sedang berada di bioskop, karena nggak kuasa menahan kekaguman mereka pada Evans. Nah, jadi apakah ini bisa dijadikan pegangan bahwa film ini bagus berkat Evans? Tampaknya Anda sendiri yang perlu menilainya. Selamat menonton.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading