Sukses

Entertainment

Manajer Artis di Balik Hingar Bingar Dunia Hiburan

Next

Sulung Landung

Nggak ada manual book untuk menjalani profesi ini

Nama Sulung Landung dan Adik Karuniawan sudah familiar dikenal di dunia hiburan Indonesia. Sulung mendirikan Avatara88, management artist yang menaungi Cathy Sharon, Laudya Cynthia Bella, Nicholas Saputra, hingga Dian HP, sementara Adik adalah manajer untuk Atiqah Hasiholan Surya Saputra, Cynthia Lamusu, hingga Aida Nurmala. Kedua orang ini menjadi otak untuk perkembangan karier para figur publik yang dinanunginya dan kini sudah terbukti sukses. Bagaimana caranya bisa sukses? Kesamaan jawaban mereka adalah: pengalaman, karena profesi ini adalah profesi yang nggak didasarkan oleh gelar atau dibimbing oleh sebuah sekolah khusus.

“Dari awal membangun management artist, saya mengonsepkannya seperti boutique hotel sehingga nggak mau memanajeri terlalu banyak figur, bagi saya 15 orang sudah maksimal. Dan pilihan artis saya hanya yang kualitasnya bagus, A list celebrities di industri hiburan ini kalau boleh dibilang, baik di sinetron, musik, atau film. Itu sebabnya, saya nggak mematok jumlah banyak untuk artis di manajemen saya karena artis dengan kualitas bintang nggak banyak. Tapi kembali lagi, itu soal pilihan, bukan standar benar salah sebuah manajemen artis atau dasar untuk bisa merasa lebih tinggi. Kalau mau memanajeri 30 orang artis atau selebriti yang menjadi second lead, juga nggak salah kok, mereka tetap bisa sukses karena masing-masing punya pasar sendiri, tergantung dari bagaimana konsistensi mereka untuk memantapkan posisinya,” urai Sulung tentang bisnis yang dibangunnya selama 7 tahun terakhir ini.

“Menangani seseorang itu menggunakan prinsip cocok-cocokan, karena nggak bisa dipukul rata bahwa ada manajer tertentu yang bagus dan yang lainnya jelek. Profesi ini nggak ada institusi resminya, jadi akan seperti apa nantinya seseorang ketika ditangani seorang manajer, nggak bisa diprediksikan pasti hasilnya,” tambah Adik.

Next

 

adik kurniawan

Seseorang yang biasa, dipoles, lalu jadilah selebriti

Pengalaman sebagai ‘orang lama” di dunia hiburan, menjadi “radar” bagi Sulung maupun Adik untuk menemukan seorang figur yang dinilai berpotensi atau mempunyai star quality yang tersembunyi. Seperti yang diakui Sulung ketika “menemukan” Ben Joshua, Dion Wiyoko, dan Julie Estelle, dengan berbagai macam latar belakang mereka. Berkat insting kuat dan kepekaan mata Sulung, ia poles mereka hingga sekarang menjadi bintang di posisi yang bagus.

“Baik Julie, Ben, dan Dion punya karakteristik masing-masing yang bila konsisten ditangani dengan benar, bisa jadi besar. Saya bertemu pertama kali dengan Julie saat dia masih SMP, Ben Joshua saat dia masih menjadi karyawan di divisi promosi sebuah media cetak, dan Dion ketika nonton film di Senayan City. Kesamaan dari mereka adalah sudah punya star quality yang terpendam dan perlu dipoles agar bersinar. Industri ini akan selalu membutuhkan wajah-wajah baru, asal mereka mau bekerja keras, profesional, dan punya star quality,” katanya.

Tak jauh berbeda dengan pengalaman Adik yang menangani Atiqah sejak awal, saat aktris dan pemain teater itu  sempat menjadi anak magang di sebuah stasiun televisi dan berposisi sebagai reporter yang mengejar grup band untuk diwawancara yang saat itu ditangani Adik.

“Saat itu Atiqah baru pulang sekolah dari Australia, masih sangat boyish gayanya. Saya saat itu masih menjadi asisten manajer band Element, lalu di suatu acara dia bermaksud untuk wawancara. Sebenarnya kami sudah kenal lama, karena kebetulan dia adik kelas saya, jadi sedikit terkejut juga kalau pekerjaan saya dan dia berhubungan. Selang beberapa waktu setelah pertemuan itu, Atiqah mengutarakan kesediaannya untuk saya tangani secara profesional berkarier di dunia hiburan. Mulai dari situ saya bentuk dan posisikan ia hingga seperti sekarang ini. Alhamdulillah, kerja keras ini membuahkan prestasi,” kisah Adik.

Next

 

Sulung Landung

Setelah sukses, lalu ada gosip

Risiko pekerjaan yang selanjutnya dihadapi oleh figur publik adalah pemberitaan media yang dibumbui gosip. Beberapa menganggap gosip adalah pendongkrak ketenaran, tapi banyak juga yang menolak jalan pendek tersebut dan menonjolkan prestasi. Lalu, bagaimana bila gosip menerpa tanpa diinginkan, padahal selebriti tersebut sudah bekerja dengan baik tanpa neko-neko?

“Ketika ada gosip menerpa, saya menginginkan hal itu diakui saja ketika terangkat ke publik. Nggak perlu membuka lebih dalam sebab dan alasannya, tapi diakui saja dengan jawaban netral, nggak perlu ditutupi, dan disertai dengan langkah selanjutnya agar itu nggak berlarut-larut. Bila gosip itu misalnya memang ada unsur kesalahan sang selebriti namun dia berniat untuk memperbaiki dan bertanggung jawab, akan lebih baik diakui secara netral daripada mengelak tapi seperti menutup lubang dan menggali lubang lainnya, kan? Makanya intinya adalah, jangan berbuat nggak baik kalau nggak mau ada pemberitaan yang nggak baik” ujar Adik.

“Bila gosip kurang baik menerpa anak-anak saya, saya nggak meminta mereka untuk langsung reaktif berkomentar, karena nggak perlu dan masih ada cara lain. Bila gosip itu dikabarkan oleh media yang pimpinannya saya kenal, saya hubungi mereka langsung dan ajak bicara baik-baik kenapa hal itu harus dilakukan. Dengan cara yang lebih kekeluargaan seperti itu, hubungan saya dan anak-anak bimbingan saya dengan media menjadi baik. Memang nggak bisa dipungkiri ada beberapa gosip yang memang sengaja dibuat untuk menaikkan pamor, namun beruntung semua anak saya lebih senang berkarya dan berprestasi lalu dikenal daripada memilih jalan pintas,” kata Sulung.

Next

 

adik kurniawan

Setelah jadi manajer, lalu apa lagi?

Sukses membimbing seseorang menjadi figur publik, lalu apalagi yang dilakukan oleh manajer? Sulung mengaku bahwa dalam dua tahun terakhir ini, ia kini lebih memposisikan dirinya sebagai business manager, melihat di Hollywood seorang sutradara hingga aktris mempunyai agent yang mencarikan mereka pekerjaan dan menyusun rencana bisnis.

“Para artis sekarang, sebenarnya hanya butuh business agent karena mereka bisa mengurus sendiri keperluan mereka. Seperti Sigi Wimala, Agni Pratistha, atau Nicholas Saputra, nggak perlu didampingi atau disiapkan segala sesuatunya, karena mereka bisa datang sendiri ke lokasi kerja asal pekerjaannya jelas seperti apa, termasuk soal kontrak dan pembayaran. Di luar itu, saya mau dikenal sebagai business manager, bukan sebagai orang yang ikut campur dalam kehidupan pribadi talent yang saya tangani. Makanya kalau urusan kerjaan sudah beres, saya nggak akan mau jalan-jalan ke mal dengan talent saya, lebih baik saya melakukan hal lain yang bukan dengan mereka. Itu saya lakukan untuk menjaga respek satu sama lain karena menurut saya semakin seringnya kita menghabiskan waktu dengan seseorang, urusan pekerjaan dan pribadi bisa bias, dan saya nggak mau seperti itu,” tutur Sulung.

“Saya bukan orang gampang puas. Jadi, apa yang sudah diraih saat ini menjadi pemicu untuk lebih baik dan mencapai hasil yang lebih memuaskan lagi. Awalnya memang susah dijalani, jadi ketika sudah diberikan jalan dan kerja keras ini dihargai, sebaiknya saya harus bisa memberikan inovasi terbaru. Yang penting jangan mengeluh, karena ini adalah sebuah berkah,” tambah Adik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading