Sukses

FimelaHood

Fimelahood Ajak Perempuan Indonesia Prioritaskan Kesehatan Secara Menyeluruh Lewat Getting Intimate Bersama Brawijaya Hospital

Fimela.com, Jakarta Kesehatan perempuan kerap kali terabaikan karena tuntutan peran yang kompleks, mulai dari sebagai ibu, istri, hingga pekerja. Di tengah peran ganda tersebut, penting bagi perempuan untuk kembali menilik kondisi fisik dan mentalnya. Terutama, ketika rutinitas sehari-hari membuat tubuh lelah dan penampilan terlupakan.

Melihat kondisi tersebut, Fimela berkolaborasi dengan Brawijaya Hospital mengadakan acara Fimelahood Getting Intimate pada Selasa (29/04/2025). Bertempat di Brawijaya Hospital Antasari, acara ini mempertemukan Sahabat Fimela dengan para ahli di bidang kesehatan perempuan dalam suasana yang hangat dan penuh edukasi.

Mengangkat tema “Nourish Inside, Glow Outside” dengan topik utama talkshow “Prioritizing Health in Hospitalizing Womanhood”, diskusi pada Fimelahood Getting Intimate menyoroti pentingnya perawatan diri dari dalam ke luar, dengan pendekatan medis holistik yang ditawarkan oleh Brawijaya Hospital sebagai rumah sakit khusus ibu dan anak yang kini menghadirkan layanan lebih lengkap bagi perempuan.

1. Rumah Sakit Spesialis Perempuan yang Holistik

Brawijaya Hospital Antasari menjadi salah satu rumah sakit yang tidak hanya fokus pada persalinan atau kesehatan anak, namun juga menjangkau seluruh aspek kesehatan perempuan secara menyeluruh. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, serta organ-organ vital perempuan, rumah sakit ini menghadirkan layanan yang mengintegrasikan berbagai kebutuhan medis dan estetika.

Mulai dari penanganan masalah kulit seperti jerawat, perawatan mata, telinga, hingga kebutuhan estetika seperti kantong mata dan perawatan wajah, semuanya dapat diakses dalam satu tempat.

Bahkan, Brawijaya kini juga menyediakan program bayi tabung (in vitro fertilization) yang menjadi solusi bagi pasangan yang tengah merencanakan kehamilan. Dengan demikian, perempuan tidak lagi perlu menempuh jarak jauh, seperti ke luar negeri, hanya untuk mendapatkan layanan estetika atau reproduksi yang berkualitas tinggi.

2. Panduan Perawatan Pasca Melahirkan: Mulai Perlahan, Tapi Konsisten

Dalam sesi talkshow, dr. Damar Sajiwo, MARS, yang dikenal sebagai dokter medis dan estetik dari Brawijaya DAPS, memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya memprioritaskan diri, khususnya bagi para ibu. Menurutnya, banyak perempuan, terutama yang baru melahirkan, mengalami perubahan metabolisme dan regulasi hormon yang cukup drastis, dan ini berdampak langsung pada kondisi fisik serta psikis mereka.

Setelah melahirkan, biasanya metabolisme tubuh belum kembali normal, hormon juga masih fluktuatif, dan tidur belum teratur. Itu semua mempengaruhi kondisi kulit dan kesehatan secara umum,” ujar dr. Damar. Ia menyarankan agar perawatan dimulai dari yang paling dasar seperti facial, sebelum melanjutkan ke tindakan-tindakan estetika yang lebih lanjut.

Start slow, tapi harus mulai. Jangan tunggu terlalu lama. Setelah masa pemulihan luka operasi atau persalinan selesai dan kondisi sudah stabil, biasanya satu hingga dua bulan, perempuan mulai merasa ingin merawat diri lagi, dan itu sah-sah saja.”

Ia juga menekankan bahwa pendekatan bertahap sangat penting agar tubuh tidak kaget. Beberapa tindakan seperti peeling atau exfoliating baru disarankan ketika ibu sudah tidak menyusui secara eksklusif, karena ada batasan tertentu terkait bahan-bahan yang digunakan.

Yang penting, proses dimulai dengan kesadaran bahwa tubuh juga perlu perhatian, bukan hanya bayi atau keluarga,” imbuhnya.

3. Deteksi Dini Kanker Payudara Lewat Mamografi Rutin, dr. Rika: “Screening Itu Wajib, Ada atau Tidak Ada Gejala”

Selain membahas soal estetika kulit, talkshow ini juga menyoroti pentingnya kesehatan payudara. dr. Rika Lesmana, Sp.B, dokter spesialis bedah dari Brawijaya Hospital Antasari, mengingatkan bahwa kanker payudara masih menjadi jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Meski begitu, kanker ini justru memiliki tingkat kesembuhan yang relatif tinggi, asal dideteksi sejak dini.

Perempuan itu semuanya penting ya, jadi kita nggak mengkotak-kotakan bagian tubuh tertentu. Tapi kenapa Brawijaya gencar banget soal payudara? Karena angka kejadian kanker payudara itu yang paling tinggi dari semua jenis kanker,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa sering kali kanker payudara tidak menunjukkan gejala apa pun di tahap awal. Ukurannya bisa sangat kecil, hanya sekitar 2–3 milimeter atau bahkan seperti biji kacang hijau—dan belum menimbulkan perubahan pada kulit atau rasa nyeri. Hal inilah yang membuat deteksi dini melalui screening menjadi sangat penting.

Salah satu hal yang paling sering dilupakan adalah screening payudara secara teratur. Artinya, ada maupun tidak ada gejala, screening itu wajib atau direkomendasikan,” tegas dr. Rika.

Mamografi adalah metode skrining yang direkomendasikan dilakukan rutin setahun sekali, dimulai sejak usia 35 tahun. Prosesnya cepat, hanya sekitar dua menit, dan dapat mendeteksi kelainan kecil seperti mikro maupun makro kalsifikasi.

Namun, dr. Rika mengingatkan bahwa hasil mencurigakan dari mamografi tidak selalu berarti kanker. “Kalau terlihat ada yang mencurigakan, jangan langsung takut. Itu belum tentu kanker. Tapi harus dilanjutkan pemeriksaan seperti USG atau konsultasi ke dokter," ujarnya.

4. Jaga Penampilan, Jaga Kesehatan Mental: Investasi Diri Lewat Perawatan Kulit

Tak hanya soal ibu pascamelahirkan, dr. Damar Sajiwo, Aesthetic & Medical Doctor, menekankan pentingnya perawatan penampilan bagi semua perempuan, terlepas dari status atau perannya dalam keluarga. Menurutnya, penampilan fisik sangat berkaitan dengan kesehatan mental dan kepercayaan diri.

Perempuan memang ingin kelihatan cantik, itu lumrah dan harus dijaga. Karena ketika penampilan kita baik, itu bisa membuka banyak peluang, memberi perlindungan secara sosial, dan tentu mendongkrak rasa percaya diri,” jelas dr. Damar.

Ia mengamati bahwa tren perawatan estetika kini semakin diterima masyarakat. Jika dulu masih dianggap tabu atau menakutkan, kini perawatan estetika telah menjadi bagian dari gaya hidup, terutama di kota-kota besar. Perempuan lebih berani dan sadar bahwa menjaga penampilan adalah bentuk penghargaan pada diri sendiri.

Menariknya, dr. Damar juga menyampaikan analogi yang cukup membekas tentang pentingnya investasi perawatan kulit.

Sering pasien bilang, ‘Dok, perawatan mahal, satu sesi bisa Rp4–5 juta.’ Tapi saya tanya balik, ‘Tas kamu harganya berapa? Bisa ilang kan? Tapi kulit yang sudah kamu rawat, itu melekat di tubuh kamu, terus ada di situ. Itu investasi jangka panjang.’”

Menurutnya, perawatan kulit bukan soal gaya hidup semata, tapi bentuk self-love yang nyata dan bertahan lama—lebih dari sekadar barang mewah.

Senada dengan itu, dr. Rika Lesmana menambahkan bahwa menjaga tubuh lewat perawatan bukan sekadar untuk terlihat baik di luar, tapi juga membawa ketenangan batin. “Kalau kita tahu bahwa tubuh kita sehat, dirawat dengan baik, itu memberikan efek yang luar biasa ke pikiran kita. Kita jadi lebih tenang, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi hari-hari yang sibuk.

Perawatan penampilan bukanlah bentuk kesia-siaan, melainkan salah satu cara perempuan merawat kesehatan mental, rasa percaya diri, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Penulis: Rianti Fitri Wulandari

#UnlockingTheLimitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading