Fimela.com, Jakarta Bali, keindahan alamnya memang selalu memukau, tak hanya itu, juga lengkap dengan kekayaan budayanya yang begitu mendalam. Sejak dulu, Bali telah dikenal sebagai pilihan tepat untuk merasakan sentuhan magis dari tradisi, seni, dan keramahan masyarakatnya.
Memperkenalkan kembali babak baru dalam dunia budaya Bali, dengan meluncurkan dua ruang inovatif di Nuanu, Labyrinth Collective menggelar acara Pembukaan Labyrinth Art Centre yang telah digelar pada Kamis, 21 November 2024.
Dua ruang yang diluncurkan tersebut, The Dome dan Art Centre hadir sebagai perwujudan komitmen untuk memadukan seni, teknologi, dan pengalaman holistik yang memperkaya komunitas lokal dan internasional.
Advertisement
Labyrinth yang didirikan sebagai ruang di mana seni, spiritualitas, dan komunitas bersatu untuk menginspirasi dan membawa perubahan ini menciptakan lingkungan kolektif yang tidak hanya merayakan kreativitas dan inovasi, tetapi juga memberikan kontribusi bermakna bagi lingkungan dan komunitas lokal.
Labyrinth menghadirkan pengalaman imersif dan praktik berkelanjutan tumbuh bersama, memperkaya kehidupan dan melestarikan warisan budaya Bali. Selain mengangkat kembali kekayaan warisan Bali, kehadiran Dome dan Art Gallery juga menciptakan peluang berkembangnya budaya yang juga mengiringi perkembangan ekonomi.
“Tempat-tempat ini lebih dari sekadar venue—mereka adalah platform untuk kolaborasi, kreativitas, dan pertukaran budaya. Dengan adanya Dome dan Art Gallery, kami menciptakan peluang yang menghubungkan talenta global dengan kekayaan warisan Bali, mendorong dampak budaya sekaligus ekonomi bagi komunitas.” ujar Lev Kroll, CEO Nuanu.
Advertisement
Pengalaman dengan Keindahan Warisan Budaya Bali
The Dome
Pada 22 November, Labyrinth akan meresmikan The Dome, sebuah karya arsitektur ikonik yang terinspirasi dari bunga teratai—simbol kesucian dan kebangkitan spiritual. Dengan layar kubah 360 derajat seluas 600 m2 dan teknologi suara mutakhir, The Dome dirancang sebagai ruang transformatif untuk berbagai acara imersif, mulai dari pertunjukan budaya, konser, hingga konferensi. Mampu menampung hingga 500 tamu, The Dome siap menjadi tempat utama untuk hiburan publik dan pertemuan korporat.
Labyrinth Art Centre
Di sebelah The Dome, Labyrinth Art Centre berdiri di atas lahan seluas 3.000 m2 yang akan menjadi tempat bagi Contemporary Art Gallery and the Museum of Light. Galeri ini akan dibuka dengan pameran perdana bertajuk “The Paths of Silence” yang merayakan kekayaan warisan seni Indonesia sambil merangkul ekspresi kreatif modern.
Sesi Spiritual Eksklusif
Labyrinth akan mengawali hari pembukaan dengan menghadirkan Yang Mulia Shyalpa Tenzin Rinpoche, seorang vajra master Buddha Tibet yang terkemuka, untuk dua sesi spiritual eksklusif di The Dome pada pukul 11.00 dan 15.00. Rinpoche akan memimpin peserta dalam praktik gerakan kuno dan memberikan ajaran tentang jalan pembebasan Mantrayana, yang menggarisbawahi pentingnya kedamaian batin sebagai kunci harmoni dunia.
Penulis: Nadya Aufia
#Unlocking the Limitless