Sukses

Lifestyle

Kenapa Saat Dicampakkan Malah Ingin Balikan Lagi?

Fimela.com, Jakarta Saat dia memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan kita, hati ini pasti rasanya sakit sekali. Dicampakkan memang tak pernah baik-baik saja. Efeknya bisa membuat hidup kita jungkir balik tak karuan.

Ada sebuah fenomena yang kerap terjadi ketika seseorang dicampakkan. Saat dicampakkan, keinginan untuk balikan bisa sangat kuat. Hm, kira-kira kenapa ya hal ini bisa terjadi? Allan & Barbara Pease dalam Why Men Want Sex and Women Need Love punya penjelasan yang cukup menarik terkait fenomena ini.

Pada sebuah eksperimen, Dr. Fisher, Dr. Brown, dan Dr. Aron dari Stony Brook University di New York melakukan pemindaian otak kepada 40 pria dan perempuan muda yang baru saja dicampakkan oleh kekasih mereka. Seperti dalam penelitian "cinta baru" pada 2007 oleh Brown dan Fisher, para peneliti membandingkan dua kelompok gambar: yang pertama diambil ketika subjek penelitian sedang memandangi foto seorang teman, yang kedua ketika mereka sedang memandangi foto mantan kekasih.

Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa bila kita memandangi foto orang yang telah mencampakkan kita, wilayah otak yang terhubung dengan rasa sakit fisik, perilaku kelainan obsesif-kompulsif (OCD), pengambilan risiko, dan pengendalian amarah menjadi aktif. Para peneliti juga mendapati bahwa ketika kita dicampakkan, sejumlah wilayah pada otak itu biasanya bersinar lebih terang dan kita justru semakin tertarik pada pasangan yang telah mencampakkan kita. Jadi, bukan hal baru lagi bila keinginan untuk balikan bisa sangat kuat saat baru dicampakkan.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa ketika para subjek penelitian melihat foto mantan pasangan, hal itu juga memicu sistem dopamin di otak. Sistem dopamin ini sama dengan sistem yang terkait dengan kenikmatan dan kecanduan. Sehingga keinginan untuk bisa balikan untuk kembali bahagia bisa meningkat.

Hancurnya sebuah hubungan juga bisa memicu masalah kesehatan. Orang yang baru patah hati atau dicampakkan bisa depresi dan sistem kekebalan tubuhnya berkurang. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang telah melewati fase penyangkalan dan hormon kebahagiaan seperti dopamin telah menghilang. Untuk bisa kembali "menormalkan" sistem tersebut, butuh waktu sekitar satu bulan untuk setiap satu tahun hubungan yang dijalani. Misalnya, baru putus dengan seseorang yang telah bersama kita selama tiga tahun, maka bisa jadi kita bakal butuh waktu tiga bulan untuk bisa benar-benar melupakan atau move on darinya.

Kalau sungguhan ingin move on dan membuka lembaran baru, memang perlu tegas untuk meninggalkan semua kenangan yang ada bersamanya. Jangan sampai malah masih terus memandangi fotonya, ya.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading