Sukses

Lifestyle

Akses Pengobatan Buruk, Perempuan Ini Temukan Adiknya Mati Membiru karena Overdosis Tanpa Tahu Apa yang Harus Dilakukan

Fimela.com, Jakarta Saat itu adalah awal Oktober, malam saat adik laki-laki Jess Keefe meninggal karena overdosis. Itu adalah hari biasa, saat semua orang dikejutkan dengan sesuatu yang buruk.

Matt, adik laki-laki Jess telah mengobati dirinya sendiri selama bertahun-tahun, sebelum dirinya menjadi pecandu heroin yang parah. Dimulai dengan sebuah pesta, yang kemudian mengenal jarum suntik.

Malam itu, ketika Jess pulang ke apartemen yang ditinggali bersama, ia menemukan Matt overdosis di kamar tidurnya, kulitnya telah berubah biru, dan mulutnya terbuka, namun tidak bernapas. CPR membuat Matt bertahan sampai bantuan datang, menurut cerita yang dibagikannya di Huffpost Personal.

Jess tidak mengetahui bahwa kecanduan bisa diatasi. Faktanya, selama puluhan tahun, penelitian ilmiah telah menemukan banyak strategi pengobatan yang efektif untuk gangguan penyalahgunaan zat.

Namun, terlambat. Hal tersebut tidak bisa diaplikasikan pada orang yang sudah meninggal karena overdosis.

 

 

 

Overdosis obat adalah penyebab kematian nomor 1 di Amerika

Kecanduan Matt membuatnya dibawa ke berbagai rumah sakit selama bertahun-tahun. Sayangnya, dokter tidak memiliki banyak hal untuk ditawarkan, mereka memberitahu bahwa otak Matt bengkak karena penggunaan heroin dan sangat penting baginya untuk berhenti menggunakannya.

Sebelum COVID-19, Amerika dilanda gelombang epidemi kecanduan. Overdosis obat adalah penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat, yang paling mematikan dalam sejarah.

Overdosis membunuh lebih banyak daripada kekerasan dengan senjata atau kecelakaan mobil. Kecanduan juga terkait dengan masalah yang lebih besar, yaitu rasisme dan keadilan kesehatan.

Menurut The Washington Post, dugaan overdosis obat secara nasional naik 18% di bulan Maret, 29% di bulan April, dan 42% di bulan Mei. Tampaknya, pandemi tidak memberikan dampak apapun.

Pandemi menyebabkan isolasi sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya, kehancuran ekonomi, dan trauma yang baru, semua faktor berisiko besar untuk kecanduan. Dari semua dana darurat COVID-19 yang diberikan pemerintah, hanya sedikit yang digunakan untuk perawatan kesehatan mental dan penggunaan narkoba.

Obat yang dapat mengobati overdosis

Zat-zat yang digunakan akan menempel pada reseptor di otak, sumsum tulang belakang, dan saluran gastrointestinal. Begitulan cara efek euforia obat berkembang di tubuh.

Namun, obat-obatan juga menyebabkan pernapasan melambat, tekanan darah turun, dan inilah yang membuat overdosis begitu mematikan. Tubuh akan lupa bernapas sampai jantung berhenti berdetak.

Nalokson dapat menghentikan proses tersebut. Setelah diberikan, nalokson langsung menuju reseptor yang sama, membersihkan zat-zat yang digunakan, dan prosesnya bisa terjadi secepat beberapa menit saja.

Dalam 5 tahun sejak Matt meninggal, nalokson menjadi jauh lebih dikenal dan lebih mudah diakses. Sayangnya, kecanduan bisa diobati, namun bukan untuk orang yang sudah meninggal.

Jess berharap akses pengobatan yang lebih baik dan berkelanjutan

Sejumlah penelitian bahkan menghubungkan akses yang lebih luas pada nalokson dengan tingkat kematian akibat overdosis yang lebih rendah. Ya, Jess tahu bahwa nalokson tidak akan mengakhiri krisis overdosis, sama halnya dengan defibrillator yang tidak akan menyembuhkan penyakit jantung.

Nalokson hanya alat darurat yang dapat mencegah kematian jika terjadi tekanan medis yang ekstrem. Bagi Jess, mengatasi krisis overdosis akan membutuhkan akses yang lebih baik ke pengobatan berbasis sains dan dukungan pemulihan berkelanjutan.

Mengatasi krisis berarti membutuhkan penanganan segera terhadap ketidaksetaraan pendapatan, rasisme, kriminalisasi penggunaan narkoba, dan masalah struktural lainnya yang menyebabkan atau meningkatnya kecanduan. Hal tersebut membutuhkan pergeseran seismik dalam sikap sosial.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading