Sukses

Lifestyle

Rosiana Silalahi: “Wartawan Bukan Sekadar Juru Rekam, tapi Pembingkai Sejarah”

Next

rosiana silalahiMencuri sedikit waktunya yang sangat sempit, FIMELA.com mencoba menyelipkan obrolan di sela-sela Rosi melakukan pemotretan. Rosianna Magdalena Silalahi, perempuan yang baru saja berulang tahun yang ke-40 tahun ini sudah tidak asing lagi namanya di dunia jurnalistik televisi. Memiliki cita-cita untuk bekerja di dunia media, usai menamatkan kuliahnya, Rosi sempat beberapa bulan bekerja di dunia periklanan sebelum akhirnya diterima kerja di televisi nasional sebagai reporter.

“Sejak saya masih duduk di SMP, ayah saya sudah meninggal. Sehingga saya memang mengerjakan apapun yang bisa saya kerjakan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup saya. Saya memang sempat menjalani pekerjaan selama beberapa bulan di bidang periklanan. Dan akhirnya saya pun mendapat panggilan kerja sebagai reporter di TVRI sampai kemudian saya pindah lagi ke SCTV dan menghabiskan karir sebagai presenter berita di sana,” ujar Rosi usai pemotretan.

Next

rosiana silalahiTidak menyangka, di balik sosok Rosi yang terlihat dingin ketika tampil di layar kaca, ternyata perempuan yang memiliki latar belakang Sastra Jepang ini sangat ramah dan santai menjawab satu per satu pertanyaan FIMELA.com. Selama berkarir dalam dunia jurnalistik televisi, sederet narasumber ternama pun pernah berhadapan langsung dengan Rosi. “Saya tidak pernah menduga bisa mewawancarai dua presiden Amerika sekaligus. Tapi, menurut saya wawancara yang berharga tidak melulu mewawancarai kepala negara. Buat saya wawancara yang juga menambah pengalaman spiritual saya adalah ketika mewawancarai, misalnya korban-korban pelanggaran HAM. Setiap wawancara memiliki kesan yang berbeda buat saya,” Rosi bercerita.

Sebagai manusia, tentu sisi subjektif terkadang tidak dapat dielakkan ketika sedang berhadapan dengan seorang narasumber ataupun topik berita. Rosi mengaku, untuk menjaga keprofesionalan dalam bekerja, biasanya ia akan menolak untuk berhadapan langsung dengan si narasumber jika memang ia merasa proses wawancara akan terganggu jika dipaksakan.

"Media memiliki kewajiban untuk menjadi pengingat tentang peristiwa yang pernah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan tren kecenderungan apa yang akan terjadi."Sebagai wartawan senior, Rosi sudah merasakan bekerja dalam dua era kemerdekaan pemberitaan yang berbeda. Rosi pun mengaku bahwa terdapat perbedaan besar di dunia media pada masa kini dan pada lalu ketika ia baru merintis karir di dunia jurnalistik.

“Dulu kita baru bisa menikmati kemerdekaan pers yang baru sedangkan sekarang kita sudah cenderung bebas. Sekarang setiap orang bebas untuk berbicara dan mengungkapkan apapun pendapat mereka. Sebenarnya kuncinya ada pada para pekerja media karena buat saya pekerja media tidak sekadar tukang catat, tapi juga perekam jejak langkah para tokoh. Jadi, media diharapkan juga memberikan konstribusi dengan memaparkan rekam jejak sejarah di balik sebuah peristiwa. Media memiliki kewajiban untuk menjadi pengingat tentang peristiwa yang pernah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan tren kecenderungan apa yang akan terjadi. Karena itu media dituntut memiliki keahlian yang lebih memadai untuk menjalankan fungsi tersebut. Wartawan bukan sekadar juru rekam, tapi wartawan adalah pembingkai sejarah,” ujar Rosi dengan serius.

Next

rosiana silalahiUsai memutuskan pensiun dari dunia jurnalistik televisi, Rosi bersama kedua rekannya membangun sebuah bisnis yang diberi nama Rosi Inc. “Rosi Inc. merupakan bisnis yang saya bangun bersama rekan saya, Bayu dan Gunawan. Rosi Inc. awalnya adalah production house yang memproduksi program-program TV, salah satunya adalah program TV saya, Rosi Show. Ternyata setelah berjalan selama satu tahun, permintaan bertambah, usaha pun berkembang hingga saat ini Rosi Inc. juga memberikan pelatihan public speaking kepada corporate dan private, dan kemudian berkembang lagi menjadi sebuah PR agency,” jelasnya.

Berhenti dari televisi pada tahun 2009, Rosi mengaku bahwa suatu saat ia berencana akan kembali lagi ke dunia jurnalistik televisi. “Sebagai insan pers, banyak sekali yang masih ingin saya lakukan. Saya masih punya mimpi suatu saat saya akan kembali. Jika Tuhan mengijinkan, saya akan kembali ke dunia saya yang dulu, tapi jika Tuhan tidak mengujinkan, itu artinya Tuhan punya jalan lain yang terbaik buat saya,” tutur Rosi.

Don't miss it! Rosi akan menjadi host dan membuka kisah para tokoh tenar di acara seminar sehari Fimela: IWOW Conference. Tertarik ikutan? Daftar di sini

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading