Sukses

Lifestyle

5 Mitos Seks Paling Dipercaya: Faktanya, Pria Berjempol Besar Tidak Selalu..

Jika sudah membahas hal-hal seputar seksualitas, ada banyak mitos-mitos beredar. Mitos-mitos ini sering dipercaya bahkan menjadi cerita turun-temurun, padahal tidak semuanya benar. Kadang mitos-mitos ini dianggap lucu, tapi ada juga yang jadi salah mengartikan mitos sebagai sesuatu yang benar, padahal tidak terbukti secara medis.

Jujur deh, Anda pasti pernah mendengar bisik-bisik bahwa pria yang tinggi atau pria yang jempolnya besar berarti punya Mr P yang besar. Atau ada juga yang mengatakan bahwa rutin bercinta bisa menurunkan berat badan. Apakah semua itu benar? Banyak orang yang percaya bahwa itu benar. Silakan buka halaman selanjutnya untuk mengungkap mitos-mitos ini.

(vem/yel)

Ukuran Badan Pria Besar, Mr P Juga Besar?

Mitos yang sering jadi bahan bisik-bisik di kalangan wanita adalah.. jika ada pria yang tinggi atau punya jempol besar, maka ukuran Mr P-nya juga besar. Hal ini kadang menjadi bahan bercanda, bahkan beberapa wanita percaya. Padahal ukuran tubuh tertentu tidak ada hubungannya dengan ukuran tubuh yang lain.

Dilansir oleh Dailymail.co.uk, sebuah penelitian di Kanada tidak menemukan hubungan antara ukuran Mr P pria dengan ukuran telapak kakinya. Pria yang tinggi juga tidak selalu memiliki ukuran Mr P yang seperti Anda bayangkan. Jadi mitos ini sebenarnya tidak benar, karena ukuran tubuh tertentu tidak bisa menjadi acuan ukuran tubuh yang lain.

Misalnya saja Anda, jika memiliki bola mata lebar, tidak berarti payudara Anda besar kan?

Hubungan Intim Bisa Menurunkan Berat Badan

Hal ini seringkali membuat wanita berpikir bahwa jika dia mengalami kenaikan berat badan, maka sering berhubungan intim dengan suami bisa menjadi olahraga yang menyenangkan sekaligus bikin langsing. Benar bahwa bercinta bisa membakar kalori dan membuat tubuh seperti berolahraga, tapi sepertinya tidak cukup untuk mengurangi berat badan.

Sebuah data yang diberikan Dailymail.co.uk menunjukkan bahwa rata-rata kalori yang terbakar saat seseorang melakukan aktivitas seksual antara 25 hingga 125 kalori saja. Jika dibuat perbandingan dengan makanan 125 kalori sama dengan separuh porsi mie instan. Jadi jika Anda bercinta, hanya sebesar itulah kalori yang terbakar.

Pria Memikirkan Seks Setiap 7 Detik

Di kalangan wanita, pria dianggap sebagai makhluk yang lebih sering memikirkan hal-hal seputar seks. Bahkan ada mitos yang mengatakan bahwa pria memikirkan seks setiap 7 detik sekali. Sebenarnya mitos ini cukup menyesatkan dan membuat para pria jengkel, karena jika dihitung-hitung berarti pria akan memikirkan seks sebanyak 6.000 kali setiap hari.

Jelas saja para pria protes tentang hal ini. Jika benar pria memikirkan seks setiap 7 detik sekali, itu akan membuat mereka tidak bisa memikirkan hal lain dan tidak bisa melakukan hal lain. Memang benar sebuah penelitian di tahun 1994 menunjukkan bahwa pria lebih sering memikirkan seks dibanding wanita, tapi tidak separah itu juga. Di masa kini, hampir setengah dari populasi pria bahkan tidak sempat memikirkan seks setiap hari.

Terlalu Bersemangat Saat Bercinta Sebabkan Serangan Jantung

Ada yang mengatakan, "Kalau sedang bercinta jangan heboh, salah-salah bisa kena serangan jantung!" benarkah hal itu? Masih dari Dailymail.co.uk, cerita horor tentang seseorang yang meninggal karena serangan jantung ketika bercinta hadir di banyak negara. Akibatnya, banyak orang dengan riwayat gangguan jantung takut untuk melakukan hubungan intim.

Faktanya, kejadian ini bisa terjadi tetapi terjadi dalam angka yang sangat kecil atau sangat jarang. Data dari Framingham Heart Study menunjukkan bahwa orang sehat, tidak memiliki diabetes dan tidak merokok, maka kemungkinan hal ini terjadi hanya 1 banding 1 juta kasus. Sementara orang yang memiliki gangguan jantung harus lebih berhati-hati, lakukan kegiatan bercinta seperti olahraga. Lakukan pemanasan (foreplay) lalu tingkatkan intensitas.

Pil KB Bisa Menyebabkan Kegemukan

Kalau mitos yang satu ini paling sering hadir di kalangan wanita dan membuat kaum Hawa was-was jika akan menggunakan pil KB. Padahal, ini tidak selalu terjadi. Pil KB di masa lalu mengandung hormon estrogen dan progestin, keduanya memang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

Namun kabar gembiranya, pil KB yang digunakan saat ini mengandung hormon yang lebih rendah. Pil ini tetap efektif sebagai kontrasepsi tanpa membuat kenaikan berat badan. Sebuah penelitian terbaru membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan pil KB dan kenaikan berat badan wanita. Jadi, jangan ragu untuk memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading