Sukses

Lifestyle

Diary Fimela: Bisnis Burger Lokal di Kala Pandemi, Bermodalkan Rp3 Juta Kini Memiliki Franchise di Berbagai Daerah

ringkasan

  • Aldo Renathan, Adriansyah Pamungkas, dan Ressi Agustina untuk membuka bisnis burger, yang diberi nama Burger Lokal di Tengah Covid-19
  • Bermodalkan Rp3 juta, bisnis keluarga ini memanfaatkan cloud kitchen untuk mulai membuat dan menjual Burger Lokal

Fimela.com, Jakarta Memanfaatkan waktu luang ketika work from home (WFH) dapat mendapatkan peluang bisnis baru. Covid-19 ini pun menjadi langkah awal bagi beberapa orang memulai bisnis yang selama ini tertunda.

Peluang bisnis di tengah Covid-19 pun dimanfaatkan Aldo Renathan, Adriansyah Pamungkas, dan Ressi Agustina untuk membuka bisnis burger, yang diberi nama Burger Lokal. 

“Idenya memang karena pandemi, suami dan adik WFH. Dari situ akhirnya muncul ide bisnis yang tidak ribet dan mudah. Akhirnya kita pikir untuk buka bisnis kuliner, yaitu jualan burger,” ujar Ressi Agustina salah satu Founder Burger Lokal saat dihubungi Fimela.

Lalu mengapa Burger Lokal? Ressi mengatakan, jika burger menjadi favorit keluarganya serta melihat target pasar yang hampir semua menyukai burger, dari anak-anak hingga dewasa. Burger Lokal ini memiliki cita rasa western namun tetap lokal dengan menggunakan menu dengan nama-nama lokal, seperti bukan beef burger, melainkan burger daging.

“Burger memang menu western. Namun brand kita lokal, jadi burger buatan lokal,” tuturnya. 

Ressi mengatakan setelah melakukan persiapaan  selama satu hingga dua bulan, akhirnya ia dan keluarga mulai merintis bisnisnya dari rumah. Pada Mei 2020, Burger Lokal mulai dijual dengan menawarkan konsep burger yang sederhana dan terjangkau namun tetap mengutamakan rasa serta kualitas.

Bermodalkan Rp3 juta, bisnis keluarga ini memanfaatkan cloud kitchen untuk mulai membuat burger yang ramah di kantung para pembeli. Serta memanfaatkan penjualan online dalam memasarkannya.

“Modalnya Rp3 juta, untuk beli daging, rotinya, bahan-bahan sausnya hingga kemasan. Itu semua kita lakuin di dapur rumah. Nanti diantarnya pake layanan ojek online. Kita juga mulai pasarin lewat sosial media dan teman-teman terdekat dulu pastinya,” ujar Ressi. 

Pada awal membuka Burger Lokal, Ressi mengatakan pesanan yang masuk pertama kali sekitar 30-50 burger dan ternyata responnya cukup baik. Berkat kegigihan kerja tim, setelah empat bulan berjalan Burger Lokal mulai membuka store di daerah Jatiwaringin. Serta telah memiliki beberapa cloud kitchen di berbagai daerah dan yang terbaru membuka store di kawasan Kemang. 

Ressi mengatakan, memang sejak awal telah memutuskan untuk mengembangkan bisnis ini melalui sistem ‘usaha bersama’, dengan menerapkan strategi franchise yang sederhana, antara lain melalui cloud kitchen, gerai regular box maupun big store.

“Setelah empat bulan ternyata penjualan bagus, akhirnya buka store dan cloud kitchen atau franchise. Jadi modal Rp5 - Rp7 juta sudah bisa menjalankan bisnis Burger Lokal tanpa perlu meninggalkan rumah,” ujarnya.

Berani berbisnis di kala pandemi

Ressi mengatakan dengan modal yang tidak terlalu banyak, bisnis keluarga ini berani untuk memulai usaha Burger Lokal.

“Modal kita juga ngga begitu banyak, jadi kalau pun nanti tidak berhasil jadi merasa ngga rugi-rugi banget. Kita juga masih di usia yang cukup muda, jadi apa salah untuk mencoba berbisnis. Syukurnya, bisnis ini sampai sekarang cukup baik perkembangannya,” ujarnya. 

Bahkan, covid-19 tidak menjadi halangan bagi Burger Lokal untuk terus berekspansi. Dan dapat membantu para pekerja yang terkena PHK dengan memulai bisnis franchise Burger Lokal.

“Dengan cloudy kitchen atau franchise kita ingin membantu para karyawan terkena PHK dengan modal bisnis tidak terlalu banyak. Jadi bukan hanya bisnis saya saja yang berkembang. Namun, juga orang lain. Bahkan ada franchise yang bisa menjual 400-600 burger dalam seminggu,” paparnya. 

Trial and error sebelum memulai bisnis dan kelebihan Burger Lokal

Tentu setiap bisnis pada awalnya melalui kesulitan, seperti Ressi yang mengatakan jika awalnya harus melalui berbagai percobaan. Mulai dari pemilihan roti, pembagian komposisi daging, hingga saus burger yang memang menjadi kelebihan Burger Lokal.

“Kelebihan burger kita memang di saus dan patty burger yang fresh. Kita trial error saus berkali-kali, sampai-sampai nyobain berbagai jenis saus dari brand burger yang famous. Nyobain burger sampai kenyang sendiri,” ujar Ressi. 

Dari berbagai percobaan tersebutlah, hadir berbagai menu andalan Burger Lokal, seperti burger daging keju, burger daging, dan burger daging keju telur. Yang dijual cukup terjangkau sekitar Rp18 ribu- Rp33 ribu untuk burger rangkap dua. 

Pelanggan pun dapat meng-customize burger dengan menambah daging, keju, telur ataupun variasi saus. Tak berhenti di situ, Burger Lokal saat ini sedang menyiapkan menu baru, yang siap diluncurkan dalam waktu dekat, yaitu Burger Panjang (Hot Dog) dan varian saus baru yang tidak kalah lezat dengan sebelumnya.

“Kita cobain bisnis ini mempung muda, jadi tidak takut gagal. Adik pun resign dari pekerjaan karena melihat bisnis ini bisa maju dan bisa fokus mengembangkan Burger Lokal,” tutur Ressi.

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading