Sukses

Lifestyle

33 Kutipan Komet Minor yang Penuh Makna tentang Kehidupan

Fimela.com, Jakarta Komet Minor adalah salah satu novel milik Tere Liye, yang merupakan buku bagian ketujuh dari seri Bumi. Buku novel ini diterbitkan ditahun 2019, setelah novel berjudul Komet dan sebelum novel Selena.

Dalam novel Komet Minor, menceritakan tentang perjalanan Raib, Ali dan Seli di dalam dunia paralel, yang berperang melawan Si Tanpa Mahkota di dunia paralel. Akhirnya petualangan melawan si Tanpa Mahkota berakhir dalam novel ini, tetapi perjalanan ketiga sahabat itu masih berlanjut.

Ada beberapa makna kehidupan yang tersampaikan dalam novel Komet Minor, yang diringkas dengan kutipan-kutipan penuh makna. Berikut kutipan novel Komet Minor karya Tere Liye:

Kutipan Komet Minor yang Penuh Makna

1. “Perfettu adalah jalan hidup. Ketahuilah, dunia dipenui oleh siklus terus-menerus. Tumbuhan muncul dari biji, berkecambah, berdaun, kemudian tumbuh besar, berbuah, untuk esok harinya keropos tumbang. Hewan-hewan berlarian, anak-anaknya beranak pinak, meneruskan siklus tersebut. Air menguap menjadikan hujan, turun ke bumi, untuk besok lusa menguap.”

2. “Apapun yang tidak membuatmu hancur, akan membuatmu semakin kuat dan kuat. Kamu adalah petarung Klan Matahari. Kekuatan adalah milik kalian. Ada di setiap nafas. Ada di setiap jengkal tubuh.”

3. “Aku adalah petarung Klan Matahari, Ra. Kekuatan fisik adalah salah-satu kehebatan kami. Jika kamu dan Ali bisa berdiri tegak, aku juga akan berdiri tegak Aku akan pergi kemanapun kamu pergi.”

4. “Apapun makanan yang tersedia, tinggal kamu makan, bukan sibuk dikomentari. Apalagi sampai sibuk kamu foto-foto. Itu norak sekali seperti penduduk klan kalian yang suka pamer sedang makan apa.”

5. “Meskipun itu hanya gaya bahasa, hanya istilah, orang-orang kampung belum tentu mau mereka disebut-sebut dalam istilah buruk itu. ‘kampungan’. Lagipula jelas mereka belum tentu ‘kampungan’ seperti Ali tadi.”

6. “Siapa pula yang akan lapar melihat teman terbaik sedang berjuang habis-habisan antara hidup dan mati.”

7. “Dari dulu, semua orang penting Klan Bulan, Klan Matahari, bahkan Faar menganggapku demikian. Seolah aku adalah solusi masalah sebesar apapun. Entahlah itu sebuah pujian atau beban tidak berkesudahan dalam hidupku. Lihatlah, malam ini, aku bahkan tidak bisa membantu Seli. Hanya bisa menunggu sesak.”

8. “Terima kasih banyak, Ra. Terima kasih banyak telah mengkhawatirkanku begitu dalam.”

9. “Batozar melakukannya dengan semangat, antusiasme, melupakan rasa lelah, melupakan ini hampir pukul dua pagi, itu sungguh etos kerja yang menakjubkan, saat seseorang melatih dirinya untuk melampaui pencapaiannya selama ini.”

10. “Tapi aku tidak akan mengecewakan pemburu di atas Menara Kelabu. Ini sebuah pertarungan penuh kehormatan. Jika aku gugur di klan ini, aku akan bangga. Aku telah gugur setelah melawan seorang Pemburu. Seorang gunslinger.”

Kutipan Komet Minor tentang Kehidupan

11. “Salah-satunya, menurut tebakanku, dia bisa memikat orang lain, membuatnya terpesona menatap wajah cantiknya. Mungkin itu tidak sengaja, keluar begitu saja sebagai teknik pasif. Tapi saat keluar, bekerja efektif sekali. Itulah kenapa Ali mendadak salah-tingkah, dia seperti sedang terhipnotis, seperti dimabuk cinta. Tidak terbayangkan bukan, seseorang yang bisa berubah menjadi beruang ganas, mendadak lunglai tak berdaya di depan seorang gadis. Norak dan kampungan sekali.”

12. “Kalian jelas telah merepotkanku. Juga telah mengganggu malamku yang tenang. Tapi aku tidak akan membiarkan seorang petualang antar klan mati begitu saja. Harus kuakui, ini mengesankan. Aku tidak menyangka, rombongan kecil kalian yang terlihat lemah, telah melewati pertarungan melawan Cacing Pasak. Seru sekali bukan melawannya? Aku masih bisa mengingat keseruan saat pertama kali berpetualang di klan ini, belajar banyak hal baru. Dan anak itu, dia berhasil melewati serangan pertama efek samping racun. Dia jelas bukan petarung biasa, dia memiliki fisik yang tangguh. Baiklah aku akan kembali ke lantai atas, melanjutkan menikmati malam dengan bintang-gemintang.”

13. “Menatap wajahnya lamat-lamat. Entahlah apa yang sedang terjadi di sana, aku tahu Seli tidak akan pernah menyerah. Dia akan berjuang sampai titik penghabisan.”

14. “Semua petualangan ini, kami jauh sekali meninggalkan rumah. Setahun terakhir, kami selalu bersama-sama, berpetualang ke banyak klan. Seli sahabat yang setia. Dia akan pergi kemana pun aku dan Ali pergi.”

15. “Tidak ada yang bisa menjelaskan kapan pola DNA seperti itu akan muncul, siapa yang akan memilikinya. Itu tidak ada urusannya dengan keturunan Raja-Raja. Memang benar, seseorang yang orang tuanya memiliki pola hebat, cenderung akan mewarisi pola tersebut, tapi itu bukan sebuah jaminan. Karena kalau hanya berhitung secara matematis, DNA monyet atau DNA buah pisang, memiliki kemiripan 90% dengan manusia, tapi kehidupan monyet bahkan seperjuta persen tidak mirip dengan manusia, apalagi pisang, tidak ada miripnya sama sekali. Cukup perbedaan kecil saja dalam pola DNA, maka sandi genetika sebuah makhluk hidup akan berbeda jauh.”

Kutipan Komet Minor tentang Mengena Hati

16. “Dari dulu, semua orang penting Klan Bulan, Klan Matahari, bahkan Faar menganggapku demikian. Seolah aku adalah solusi masalah sebesar apapun. Entahlah itu sebuah pujian atau beban tidak berkesudahan dalam hidupku. Lihatlah, malam ini, aku bahkan tidak bisa membantu Seli. Hanya bisa menunggu sesak.”

17. “Itu tidak pernah sebuah beban, Putri Raib. Tidak pernah. Itu adalah kehormatan. Kamu tidak perlu mencemaskan banyak hal, cukup lakukan yang terbaik. Dan sebagai awal, sungguh beruntunglah Putri Raib, maksudku bukan beruntung memiliki kode genetik hebat tersebut, melainkan beruntung memiliki teman-teman terbaik sejak usiamu masih sangat muda. Kita tidak bisa memilih akan terlahir seperti apa, tapi kita bisa memilih mau menjadi teman-teman terbaik atau tidak.”

18. “Tangisku pecah. Aku terisak. Tidak ada lagi keajaiban yang tersisa. Tidak ada. Tubuh Seli tidak lagi menyisakan kehidupan. Tidak ada nafasnya, tidak ada denyut nadinya. Ali jatuh terduduk di lantai. Batozar menghela nafas berat. Aku menatap wajah Seli. Penantian kami telah tiba diujungnya. Matahari telah terbit, dan Seli tidak bangun. Aku harus merelakan semuanya.”

19. “Saat aku terbaring kaku, aku masih bisa mendengar sekitarku. Aku masih bisa mendengar Raib yang berseru-seru memanggilku, tapi aku tidak bisa menjawabnya, tidak bisa bilang jika aku tidak akan pernah menyerah. Mendengar Raib yang berseru cemas…. Mendengar Raib menangis, dan aku tidak bisa melakukan apapun, hanya terbaring kaku, tidak bisa menghibur…. Itu sangat menyiksaku.”

20. “Bawalah. Aku mempercayakan benda ini kepada kalian, semoga instingku tidak keliru. Kalian masih muda sekali, remaja, mungkin seusia anak perempuan Kay dan Nay dulu. Tapi kalian adalah petualang antar klan yang tangguh. Dan semoga hati kalian senantiasa baik.”

21. “Dia pengintai yang baik. Dia yang mengumpulkan kalian menjadi satu tim, sekolah di sekolah yang sama, kelas yang sama. Apapun rencananya, kenapa dia melakukannya, dia jelas mengenali bakat-bakat terbaik di sekitarnya. Kamu seharusnya tidak memanggilnya Miss Keriting, itu tidak sopan.”

22. “Panggilan kesayangan? Aku tidak mengerti. Kamu sedang mengolok-olok rambutnya, Seli. Di mana letak sayangnya?”

23. “Harus berapa kali kukatakan, kamu tidak mengenali tabiat anak-anak ini meski pernah satu kapal dengan mereka. Anak-anak ini keras kepala, sekali mereka telah menetapkan tekad, jangankan menyerahkan potongan tombak pustaka, bahkan disuruh makan tepat waktu atau tidur lebih awal saja mereka susah. Namanya juga remaja. Susah diatur, masa-masa pencarian jati diri.”

24. “Ingatlah selalu, akan selalu ada kabar baik setelah kabar buruk.”

25. “Semakin maju sebuah klan, penduduknya cenderung semakin simple."

26. “Tidak bisakah kamu menjelaskannya dengan cara lebih baik? Seli tidak sebodoh itu. Dia hanya belum tahu. Lagipula, Seli adalah sahabatmu, dia mendengarkan penjelasanmu penuh respek. Lihat wajah Seli, dia bahkan percaya seratus persen semua penjelasanmu.”

27. “Aku tidak akan banyak basa-basi, karena itu bukan tabiatku. Usiaku enam belas tahun, tidak ada rumusnya aku paham tentang definisi keluarga. Maka jika kalian ingin mendengarkan tentang definisi keluarga dariku, itu sia-sia belaka, aku tidak tahu.”

28. “Aku tidak tahu apa definisi keluarga. Saat seorang bayi dilahirkan di tengah badai lautan, saat kedua orang tuanya tewas saat badai itu, dia kemudian tinggal sendirian di rumah besar bersama belasan pembantu, dengan ilusi bahwa orang tuanya masih hidup, bahwa mereka sibuk keluar negeri. Bagaimana mungkin anak kecil itu akan tahu apa itu definisi keluarga? Omong kosong dia tahu. Tapi dia memilih menjalaninya. Berhenti bertanya. Berhenti menyalahkan banyak hal.”

29. “Melainkan sungguh terima kasih telah mempercayai kami. Itu jauh lebih berharga dibanding apapun.”

30. “Hanya karena kita tidak suka dengan hasilnya, bukan berarti kita tidak bisa respek atas sebuah pertarungan, Seli. Kita selalu bisa menghormati musuh-musuh kita.”

31. “Kita harus mengatur strategi, Seli. Tidak masalah mundur satu-dua langkah, untuk maju ribuan langkah.”

32. “Iya, dia membisikkan itu. ‘Ali, selalu dengarkan Seli dan Raib. Jadilah petualang antar klan yang baik. Selalu percaya dengan teman-temanmu’.”

33. “Kalian jauh lebih baik. Ribuan tahun lalu, setelah bertarung nyaris tujuh hari tujuh malam tanpa henti bersama Nay dan pemburu-pemburu lain, akhirnya aku berhasil merebut tombak pusaka itu, lantas tanpa ampun aku membunuh putra sulungku yang telah membuat kerusakan dimana-mana. Kalian tidak. Kalian memilih memaafkan.”

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading