Sukses

Peringatan Konten!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Lifestyle

Menurut Seksolog, Ini 7 Faktor Penyebab Menangis saat Berhubungan Intim

ringkasan

  • Katarsis Emosi
  • Orgasme
  • Pengaruh Neurologis

Fimela.com, Jakarta Menangis saat sedang berhubungan intim mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang di antara kita. Bisa dibilang memang agak membingungkan dan mengejutkan bila ada seseorang yang menangis ketika sedang berada dalam momen yang paling intim dengan pasangannya. Tapi ada penjelasan sendiri dari seorang seksolog terkait faktor penyebab seseorang bisa menangis ketika berhubungan intim.

Dr. Jenny Skyler, seksolog dan ahli terapi keluarga dan pernikahan berlisensi untuk AdamEve.com seperti yang dilansir dari elitedaily.com mengungkapkan bahwa menangis saat sedang berhubungan intim atau sesudah berhubungan intim sebenarnya bukanlah hal yang aneh. "Ada penelitian yang menunjukkan bahwa 45% orang pernah menangis dengan 4% di antaranya mengalaminya secara rutin," paparnya. Penyebab seseorang menangis saat berhubungan intim bisa dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini.

1. Katarsis Emosi

Menurut Candice Smith, co-founder The KinkKit, berhubungan seks adalah satu satu cara tubuh kita untuk mengungkapkan emosi-emosi yang kuat. Menangis tak hanya berkaitan dengan kesedihan tapi juga emosi positif. Smith menekankan bahwa meski mungkin akan menimbulkan perasaan agak canggung, menangis saat berhubungan intim sebenarnya hal yang normal. Berhubungan intim merupakan salah satu bentuk ikatan yang paling intens dan menghadirkan perasaan yang kuat.

2. Orgasme

Pelepasan secara fisik dari orgasme bisa menyebabkan pelepasan secara emosi. Ketika mencapai puncak orgasme, emosi pun ikut memuncak. Hal ini kemudian bisa menyebabkan keluarnya air mata.

3. Pengaruh Neurologis

Dr. Michael Ingber, spesialis di kesehatan seksual perempuan mengungkapkan bahwa ada penjelasan fisiologis juga terkait alasan menangis saat berhubungan seks. "Ada banyak saling silang di sistem saraf termasuk tulang belakang dan otak yang dapat memicu sejumlah reaksi tak biasa saat berhubungan seks," jelasnya. Serat-serat saraf untuk rasa sakit misalnya berpindah ke lokasi yang disebut lateral spinothalamic tract. Menariknya, lokasi ini juga tempatnya serat-serat saraf yang berkaitan dengan rasa takut dan rasa sakit. Saling silang serat-serat tersebut pun bisa menjadi alasan menangis saat berhubungan intim.

BACA JUGA

 

4. Trauma yang Belum Sembuh

Bila pernah memiliki trauma di masa lalu dan belum benar-benar disembuhkan, keintiman seksual bisa membuka luka lama dan memicu munculnya air mata. Satu sentuhan pun bisa menjadi pemicu yang cukup menyakitkan. Ada baiknya untuk bisa membangun komunkasi dengan pasangan senyaman mungkin agar trauma di masa lalu tak lagi menghantui.

5. Rasa Sakit

Salah satu alasan sebagian orang menangis saat berhubungan intim tak lain adalah rasa sakit. Dr. Skyler mengatakan bahwa menangis bisa jadi tanda seks yang menyakitkan dan bukan jadi bagian dari hubungan intim. Bila alasan menangis disebabkan oleh rasa sakit fisik yang dirasakan, sangatlah penting untuk segera ditangani secara serius.

6. Rasa Malu

Perasaan malu yang hadir terkadang bisa menyebabkan sebagian orang menangis saat berhubungan seks. "Orang seperti ini mungkin menganggap seks adalah sesuatu yang buruk, penuh dosa, kotor, atau tak terpuji," ungkap Dr. Skyler. Tak apa untuk mengizinkan diri menangis. Tapi perlu dipahami juga bahwa emosi negatif jangan sampai membuat kita terhanyut dan tidak bisa berpikir logis.

7. Diffuse Physiological Arousal

Bila pernah menangis saat berhubungan seks karena merasa kewalahan dengan keseluruhan pengalamannya, Smith mengatakan bisa jadi penyebabnya adalah karena Diffuse Physiological Arousal. Bila mengalami kondisi ini, cobalah untuk tenangkan diri, atur napas perlahan, dan minta pasangan untuk lebih perlahan.

Yang perlu digarisbawahi dan ditekankan dari para pakar adalah menangis saat berhubungan seks bukanlah sesuatu yang memalukan. Tak apa untuk mencari bantuan bila mengalami hal ini dan merasa kesulitan untuk mengatasinya sendiri. Bangun komunikasi positif dengan pasangan dan bila perlu cari bantuan ke konselor atau ahli terapi.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading