Fimela.com, Jakarta Setiap orang tentu ingin memberikan yang terbaik dalam segala hal. Mencapai hasil maksimal bisa menjadi motivasi yang positif untuk berkembang. Namun, ketika dorongan untuk sempurna justru membuat seseorang merasa terus kurang, lelah secara mental, dan tidak pernah puas dengan hasil kerja sendiri, bisa jadi itu adalah tanda perfeksionisme yang berlebihan.
Perfeksionisme bukan sekadar keinginan untuk meraih hasil sempurna, tetapi juga bisa menjadi tekanan batin yang membuat seseorang sulit merasa bahagia. Orang yang terlalu perfeksionis sering kali menetapkan standar yang sangat tinggi, bahkan tidak realistis, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Ketika harapan tidak terpenuhi, rasa kecewa dan cemas pun mudah muncul, hingga mengganggu produktivitas dan kesehatan mental.
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam pola pikir perfeksionis. Jika kamu merasa selalu tidak puas dengan apa pun yang kamu lakukan, atau sulit memulai sesuatu karena takut gagal, mungkin kamu sedang mengalami perfeksionisme yang berlebihan. Berikut beberapa tanda umum yang bisa jadi indikator bahwa kamu terlalu perfeksionis.
Advertisement
Advertisement
Susah Puas
Meski mendapat pujian atau hasil yang sebenarnya baik, perfeksionis tetap merasa kurang. Selalu ada yang salah, kurang sempurna, atau bisa lebih baik menurut versinya. Ini membuat mereka sulit merasa bangga atau puas.
Mudah Cemas
Karena selalu ingin sempurna, perfeksionis rentan merasa stres, cemas, dan terbebani. Mereka kesulitan menikmati proses karena hanya fokus pada hasil akhir yang harus sempurna.
Advertisement
Menunda Pekerjaan Karena Takut Gagal
Perfeksionisme bisa membuat seseorang takut memulai tugas jika merasa belum siap 100%. Mereka ingin semuanya sempurna sejak awal, sehingga kerap menunda-nunda hanya karena takut hasilnya tidak sesuai harapan.
Sulit Menerima Kritik
Karena sudah menetapkan standar tinggi untuk diri sendiri, kritik dari orang lain bisa terasa seperti serangan pribadi. Padahal, kritik seharusnya bisa menjadi masukan yang membangun.
Advertisement
Menetapkan Standar Tinggi
Tak hanya untuk diri sendiri, perfeksionis juga bisa menuntut orang lain untuk sama sempurnanya. Hal ini sering menimbulkan konflik dalam hubungan, baik pribadi maupun profesional.
Menjadi pribadi yang teliti dan berorientasi pada hasil memang penting, tetapi jika perfeksionisme justru menghambat langkahmu dan membuatmu tertekan, mungkin sudah saatnya untuk melonggarkan sedikit standar yang kamu tetapkan. Tidak ada salahnya belajar menerima kekurangan dan menghargai proses, karena sejatinya, kita tidak harus sempurna untuk bisa bahagia.