Sukses

Parenting

Pernikahan Makin Kokoh Berkat Pisah Ranjang

Vemale.com - Mike dan Jean Collom adalah salah satu dari sekian banyak pasangan yang telah mencicipi nikmatnya pisah ranjang. Mereka mengaku telah melakukan ritual 'tidur sendiri-sendiri' selama 8 tahun belakangan. Jean (58) yang bekerja sebagai penata kebun profesional mengaku tak tahan dengan dengkuran Mike sehingga seringkali ia harus membangunkan suaminya untuk menghentikan suara bising tersebut di malam hari. Dan, jika itu terjadi, maka keduanya takkan mendapat tidur nyenyak yang berkualitas malam itu. Solusi yang mereka ambil? Jean tidur di kamar utama dan Mike pindah ke kamar lain. Solusi pisah ranjang tersebut terbukti sukses meski mungkin membuat orang lain mengangkat alis dan berpikir buruk tentang kondisi pernikahan mereka. "Namun, faktanya, hal kebalikan yang justru terjadi: kami sedang mengambil langkah praktis untuk menghindari masalah baru dalam hubungan", papar Jean. "Banyak orang salah mengerti tentang pisah ranjang. Mereka berpikir bahwa begitu pasangan tidur di ranjang terpisah, maka hubungan seks mereka berakhir sudah. Tentu saja hal ini tidak benar. Ketika kami ingin berhubungan intim, kami tetap melakukannya, dan sesudah itu, kami akan tetap kembali ke kamar masing-masing untuk mendapatkan tidur nyenyak", tambah Jean. Bahkan Mike (62), suaminya yang adalah seorang guru, menambahkan," Karena kami mendapat tidur berkualitas setiap malam, maka hal itu membuat kami jarang bertengkar seperti yang dialami banyak pasangan lainnya." Mungkin alasan sama yang juga menjadi dasar Dr Neil Stanley (45) pisah ranjang dengan istrinya selama 9 tahun. "Setiap orang memiliki cara tidurnya sendiri-sendiri. Jika Anda dan pasangan berbagi ranjang ukuran double standar, maka itu sama saja dengan mendapatkan space tidur yang lebih kecil dari yang biasa dimiliki anak-anak di atas ranjang single. Benar-benar tak masuk akal." Dalam penelitian yang dilakukannya, Dr Neil mendapati jumlah pasangan pisah ranjang semakin meningkat. "Pasangan yang tidur bersama, sedikitnya menderita 50% gangguan lebih banyak daripada yang tidur terpisah. Berbagai gangguan yang biasa muncul adalah dengkuran, gelisah, aksi 'berebut' selimut, hingga pasangan yang mondar-mandir ke kamar mandi." Sejarah tidur seranjang Tradisi tidur seranjang sebenarnya bermula sejak dinasti Tudor (dinasti raja dan ratu di Inggris tahun 1485). Sebelum itu, hanya orang miskin yang tidur bersama. Coba saja lihat istana raja-raja kuno zaman dulu, di mana raja dan para istrinya selalu tidur terpisah", ungkap Dr Neil. Selain itu, ada juga mitos romantis ala Hollywood yang mengatakan pasangan untuk tidur di atas lengan/ pelukan pasangannya. Gambaran ini bahkan diidentikkan dengan image pernikahan yang bahagia. Namun tentu, kebanyakan orang justru merasa terbebani jika harus terlelap dengan tangan yang kram". Takut minta pisah ranjang Dr Neil juga mendapati bahwa beberapa pasangan terlalu takut untuk minta tidur terpisah. Alasannya, khawatir pasangannya merasa tertolak. Asal dijelaskan dengan cara tepat, dan memiliki motivasi yang benar serta baik bagi kedua belah pihak, maka niat tersebut sebaiknya tetap dibicarakan. Bicarakan dengan nada penuh kasih, bukan saling menyalahkan. Tegaskan pula bahwa hal ini takkan mengubah kehidupan seks Anda berdua. Contoh kasus pisah ranjang lainnya Tom (36, pegawai swasta) dan Jo Leahy (37, seorang PR) mulai pisah ranjang sejak Jo mulai hamil. Pisah ranjang dilakukan karena Tom yang berbadan besar suka menyita space ranjang tanpa sadar. Dengan demikian Jo selalu terdesak hingga ke sudut ranjang. Akibatnya Jo mengalami insomnia. Selain itu, Jo yang pada masa kehamilan harus sering ke kamar mandi, sering membuat Tom terbangun akibat gerak-gerik dan bunyi decit tempat tidur mereka. Prinsip boleh-tidaknya minta pisah ranjang? Dr Neil memberikan sebuah prinsip seputar aksi pisah ranjang," Jika Anda dan pasangan bisa terlelap dan memiliki kualitas tidur yang baik di atas ranjang yang sama, maka jangan ubah hal itu. Namun, jika Anda mendapati diri bangun setiap beberapa jam karena merasa terganggu dengan ulah pasangan, atau sebaliknya, maka Anda harus mencari solusi untuk mengubah keadaan itu. Tidur berkualitas adalah kunci kesehatan prima, dan setiap orang berhak mendapatkannya." Pisah ranjang terbukti mampu memberikan nafas baru bagi pernikahan Jean dan Mike, serta Tom dan Jo, sebab ada sensasi rasa rindu tersendiri pada keesokan paginya yang membuat hubungan mereka lebih romantis. Bagaimana dengan Anda? Perlukah Anda pisah ranjang? (vem/meg)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    What's On Fimela
    Loading