Sukses

Parenting

6 Cara Mengajari Anak Berjalan

Fimela.com, Jakarta Secara bertahap, kekuatan otot anak mulai mengalami peningkatan selama tahun pertama. Si kecil mulai duduk, merangkak, berdiri perlahan, hingga akhirnya berjalan.

Meski kemampuan berjalan anak umumnya mulai terlihat di tahun pertama, perkembangan kemampuan setiap anak berbeda-beda. Normalnya, anak dapat mulai berjalan pada umur sembilan sampai delapan belas bulan. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP). Seperti halnya semua perkembangan, bayi akan mulai berjalan sesuai jadwal masing-masing.

Lalu bagiaman cara melatih anak berjalan? Berikut ulasannya melansir healthline.com.

1. Ajarkan anak duduk dan mengakat diri

Latih anak duduk dengan lantai yang menyentuh kaki. Mintalah si kecil meraih mainan yang ada di depannya. Geranak ini mempraktikkan transisi, seperti bangkit dan berdiri. Duduk di bangku menempatkan fokus pada kaki dan mengembangkan kekuatan di tubuh bagian bawah. Ini juga menekankan penempatan kaki di bawah tubuh sebagai penyangga.

Kemudian mulai mengajarkan Si Kecil keseimbangan. Bantu mereka menarik tubuhnya saat ia sudah bersiap dalam posisi untuk berdiri. Ajari si Kecil untuk menekuk lututnya terlebih dahulu sebelum kembali ke posisi duduk. Dengan menekuk lutut, Si Kecil tidak akan mudah saat belajar berjalan.

2. Tanpa menggunakan alas kaki

Sepatu tidak diperlukan untuk belajar berjalan. Bahkan, mungkin lebih baik membiarkan anak menjelajahi lingkungannya tanpa alas kaki.

Dengan begitu mereka akan merasakan tekstur permukaan yang berbeda. Seperti kayu keras, karpet, dan rumput.  Lama kelamaan otak mereka menyesuaikan cara kerja otot dan persendian mereka. Tentu saja, orangtua wajib pastikan terlebih dahulu tidak ada benda yang dapat melukai kakinya.

3. Atur panggung

Bayi mungkin membutuhkan motivasi ekstra untuk bergerak. Cobalah duduk di lantai bersama mereka. Ambil salah satu mainan atau boneka binatang favorit mereka dan pegang beberapa langkah di depan mereka.

Saat mobilitas bayi meningkat, pertimbangkan untuk menempatkan mainan pada jejak di seluruh ruangan untuk melihat apakah mereka akan berpindah dari satu mainan ke mainan berikutnya. Putar mainan sesering mungkin.

Aktivitas ini bekerja dengan merangkak dan berjalan, kedua gerakan tersebut bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar yang pada akhirnya diperlukan untuk berjalan. Pada dasarnya, memberi anak alasan untuk bergerak di seluruh ruangannya. Hal itu mengubah kerja keras berjalan menjadi permainan yang menyenangkan.

4. Raih tinggi dan rendah

Banyak kegiatan berjalan difokuskan pada gerakan maju. Tapi juga bermanfaat untuk naik dan turun. Saat bayi meraih barang, kakinya harus menyeimbangkan dan menopang tubuh.

Bisa membuat anak menggapai dengan meniup gelembung di atas kepalanya. Dapat mencoba memindahkan mainan ke permukaan yang berbeda dengan ketinggian yang berbeda di ruang bermain. Unit rak terbuka yang rendah adalah pilihan yang baik yang memberi anak akses mudah ke mainan.

Mengapa ini membantu: Menggerakkan tubuh mereka ke atas dan ke bawah rendah membuat si kecil dalam posisi jongkok. Jongkok adalah gerakan penting yang membangun kekuatan tubuh bagian bawah dan mengajari bayi mentransfer berat badan sambil berdiri.

5. Berikan mainan dorong

Anak di bawah usia tiga tahun paling senang mendorong-dorong benda. Untuk itu, bisa memberinya mainan yang bisa didorong sebagai alat bantu si Kecil belajar berjalan.

Mainan dorong memungkinkan bayi memperoleh kemandirian sambil tetap menambahkan "dukungan dinamis" yang mereka butuhkan saat bergerak melalui tahapan berjalan.

6. Naik tangga

Jika lantainya membosankan, bawalah si kecil menaiki tangga. Tentunya, pastikan tangga tersebut aman dan orang tua selalu mendampingi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Biarkan anak perlahan-lahan menaiki tangga menggunakan tangan, lutut, dan kakinya. Ini adalah latihan tubuh total yang melatih semua otot.

Mengapa ini membantu: Menaiki tangga memungkinkan bayi memperkuat otot batang dan kakinya. Tidak hanya itu, tetapi juga memungkinkan terjadinya apa yang disebut disosiasi tubuh bagian bawah. Artinya bayi dapat mulai memisahkan gerakan tubuh bagian atas dari gerakan tubuh bagian bawah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading