Saat dipuncak popularitasnya, ayah dua anak itu juga tidak mau 'serakah' menerima banyak program televisi untuk dibawakan. Ia merasa tidak perlu mengejar rupiah dengan cara yang menggunakan jurus aji mumpung. (Savana Alaydrus/Bintang.com)

"Di industri entertainment itu kuenya banyak. Ibaratnya sebuah kue tar besar ukurannya dan masing-masing sudah ada potongannya. Saya dikasih satu potong saja kadang-kadang makan kue itu nggak habis, masih ada sisanya," ujar Choky. (Savana Alaydrus)

"Selektif penting juga karena saya sudah ada brand image. Masyarakat sudah tahu saya bagaimana, jadi ketika saya mencoba hal lain, ini seperti trial and error, bahkan bisa menjadi blunder buat karier," ujar lelaki 34 tahun. (Savana Alaydrus/Bintang.com)

Choky mulai serius merintis bisisnya, diantaranya bisnis kuliner, sekolah public speaking hingga tempat kebugaran. Ia berbisnis dengan apa yang disukai dan dikuasai. (Savana Alaydrus/Bintang.com)

Selain untuk tabungan masa depannya dan keluarga, juga untuk memberikan manfaat bagi masyarakat banyak. Bahkan setelah dua tahun berjalan, sudah buka di Jakarta, Serpong, Bandung, dan Pekan Baru. (Bambang E. Ros/Bintang.com)