Saat dia menghubungiku, dia berkata ingin bertemu denganku dia ingin menjelaskan semua alasan mengapa dia menghilang.

Adat istiadat dari kedua orangtua kami jelas perlu dibicarakan, keluarga saya adat Sunda dan keluarga pasangan adat Jawa (Solo).

Aku yang merasa bodoh karena tidak bisa menjaga hati pasanganku sendiri, sampai kekasihku berpaling hati ke wanita lain.

Kami memutuskan untuk mengakhirinya dengan saling membiarkan kami memilih jalan masing-masing.

Tiap main ke Kudus, beliau selalu bertanya kapan membangun rumah di Kudus dan pindah kerja di sana.

Sampai saat ini, seatap dengan ibu mertua angkat bukanlah hal yang menakutkan bagiku.

Orangtua pasanganku adalah seorang guru yang supel dan banyak teman. Calon ibu mertuaku bilang, “Saudara dan kenalan ibu ngajar ‘kan banyak, Nak? Apa mau tidak diundang?”

Benar saja, selama 2 bulan sebelum hari pernikahan. Ujian berat kami berdua datang dari ibu mertuaku.

Sempat-sempatnya orang mengatakan, "Mungkin kamu nggak bisa punya anak karena suami sudah umur."

Tetapi akhirnya semua tahu, ternyata bukan aku yang mandul, tetapi kamu.

Menjelang kelahiran anak pertama, suami kena pemutusan hubungan kerja.

Saat itu kupikir dia seorang sopir pribadi para bos-bosku, sementara aku menjabat sebagai seorang sekretaris.