Ternyata begini tipe-tipe orang kalau dilihat dari caranya memantau kurs dollar.

Kemarin kita dikejutkan oleh berita bahwa pemerintahan di negara adidaya Amerika Serikat tutup, dan kabar yang meredar sempat mengatakan hal ini karena tidak ada dana. Sebenarnya apa yang terjadi, sih?

Shinta W. Kamdani. Kami bertemu dengannya pada suatu sore, di sela-sela jadwal meeting yang begitu padat. Managing Director of Sintesa Group, Presiden Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), sekaligus Wakil Ketua Umum Kadin bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim ini tetap terlihat bersemangat, walau hari itu masih harus melewati serangkaian agenda hingga larut malam. Dari obrolan yang cukup singkat dengannya, kami mendapat begitu banyak inspirasi. (Fotografer: Windy Sucipto)

Uni Eropa memang dikenal dengan rasa kesatuannya yang kuat. Namun mata uang Euro yang mempersatukan mereka, justru membuat situasi sulit untuk negara-negaranya. Krisis utang di zona Eropa ini mempunyai efek domino berkat kesepakatan satu mata uang di wilayah Eropa tersebut. Walaupun Indonesia bukan bagian dari Uni Eropa, tapi seluruh dunia dapat merasakan dampak krisisnya. Ini dikarenakan Benua Eropa didominasi negara maju yang mempunyai peran penting bagi negara-negara lainnya. Efek dari kondisi ekonomi yang buruk tersebut sampai hingga ke Tanah Air. Oleh: Galuh Indri Wiyarti

Batik Jawa Barat dalam sebuah buku, gambaran Jakarta tahun 70-an dalam karya lukis, foto, maupun video koleksi Dewan Kesenian Jakarta, juga karya lukis Sunaryo Soetono yang inspiratif berkat kesuksesannya menjangkau komunitas bisnis, semua terangkum di sini.

Leonardo Kamilius, owner Koperasi Kasih Indonesia (KKI), yang baru berusia 26 tahun ini berjuang mengangkat perekonomian masyarakat prasejahtera. Apa yang dilakukannya, dan bagaimana cerita perjalanannya hingga lebih memilih berkecimpung dalam kegiatan sosial ketimbang mengembangkan kariernya sebagai business analyst di perusahaan konsultan manajemen terkemuka?

Membaca tulisan Bambang Setiawan di harian Kompas 8 Juni lalu, “Makin Konsumtif, Makin Konservatif”, ada hal menarik di sana: kelas menengah konservatif dalam hal ideologi dan sangat tergantung pada peran negara, berbeda dengan keadaan jelang tumbangnya pemerintahan Soeharto di mana semua kelas sangat memaknai demokrasi. Melihat fakta itu, apa kata beberapa Fimelova? Simak.

Mendengar kelas sosial membuat kita teringat sistem kasta yang sudah ada pada masa Hindu-Buddha. Perjalanan panjang berbagai upaya meniadakan kelas-kelas sosial di masyarakat sudah lewat lama, tapi terhapuskah sistem itu dari kehidupan kita? 

Wacana penyatuan zona waktu Indonesia masih jadi topik hangat. Apa saja sih dampaknya untuk kehidupan kita sehari-hari, dari kegiatan pendidikan, pekerjaan, sampai waktu ibadah, yang menimbulkan pro dan kontra?