Di tahun ketiga pernikahanku ini, kami memang belum memiliki seorang anak. Tetapi rumah kami tidak sepi atau kosong.

Dokter bilang si anak kurang minum, panas dalam dan lemas seperti dehidrasi. Stok ASIP-ku banyak. Cuma aku tidak tahu, si ibu pengasuh telaten tidak memberinya tetes demi tetes.

Pada tahun 1999, kota Ambon mengalami kerusakan parah akibat kerusuhan. Risikonya adalah kami sekeluarga harus segera mengungsi.

Hari itu sepulang acara kegiatan out-bond kampus, aku mengecek ponselku, ada pesan baru masuk dan dua panggilan tak terjawab dengan nomor yang tak kukenal.

Anak-anakku adalah permata hatiku dan bukan pajangan antik, aku cukup menjaga mereka agar tidak terluka secara fisik dan mentalnya.

Sejujurnya saya sangat egois pada saat itu. Saya tidak ada saat mereka lagi membutuhkan saya, dan malahan pergi meninggalkan mereka.

Orangtua zaman now mempunyai PR yang lebih kompleks daripada kalimat majemuk bertingkat. Lebih rumit daripada memecahkan soal algoritma dan rumus-rumus kimia.

Sering sekali kami bercanda gurau hingga mengundang rasa penasaran para tetangga, karena bercanda berdua tapi rasa satu desa

Aku sangat bersyukur bahwa Tuhan telah menjagaku dari orang yang salah.

Menjaga Ayah adalah rutinitas yang saya lakukan setelah saya lulus pada tahun 2010 sampai 2013.

Apakah kita yakin bahwa anak-anak dari ibu bekerja akan tumbuh tidak lebih baik dari anak-anak ibu yang tinggal di rumah?

Suamiku, aku sadari inilah cinta yang sesungguhnya. Mencintaimu saat aku melihat kekuranganmu. Aku rela dikatakan bodoh dan buta akan cinta.