Saya merasa hampa, kehilangan arah, dan tidak punya tujuan untuk ke depannya.

Berkaca pada pekerjaan sebelumnya, saya tidak mau lagi asal kerja tanpa merasakan kesenangan bekerja.

Saya adalah ibu dari dua balita. Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa saya harus berhenti dari pekerjaan.

Entah kenapa tahun ini adalah tahun keterpurukanku. Tahun ini aku adalah seorang pengangguran.

Tak jarang saya meluapkan kesedihan lewat tangis tanpa suara.

Saya bahagia jadi wanita karier, tapi terkadang sedih juga saat dengar kata-kata dari bibir mungilnya.

Masa kelamku tahun 2018: pernah mencoba untuk bunuh diri karena tidak kuasa menahan sedih yang tidak dapat aku jewantahkan.

Aku mendapat kesempatan ke Amerika dan kami mendapat kesempatan untuk bisa mengajukan dana hibah sebesar 1000 USD.

Aku sadar selama ini, aku sendiri tak pernah berjuang menyelesaikannya. Aku hanya mencari-cari banyak alasan agar dimaklumi untuk tidak segera menyelesaikannya.

Diet plastik di tahun 2019 harus lebih ketat dibanding tahun lalu jadi komitmen diri sebagai bentuk sayang sama bumiku sayang.

Kematian ayah menjadi suatu titik gelap bagi hidup saya yang mendorong diri menjadi begitu pesimis dan takut dalam menghadapi kehidupan.

Kesehatan mental memang sering terlupakan, apalagi di tengah banyaknya tuntutan era modern seperti ini.