Indonesia adalah gudangnya sejarah. Salah satu momen bersejarah yang masih memiliki efek untuk kehidupan Indonesia hingga saat ini adalah peristiwa G30SPKI. Kisah sejarah itu kemudian berhasil diangkat kembali oleh Leila S. Chudori dengan bagusnya melalui “Pulang”, hingga membuat novel terbarunya yang berlandaskan peristiwa tersebut, bisa dibaca dan dinikmati oleh siapa saja.

Ketika sebuah cerita dalam buku ditransformasi menjadi film maka sebagai penikmat, kita hanya akan ditawarkan pada hasil ‘memuaskan’ atau ‘mengecewakan’. Begitu pun yang terjadi dengan Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang difilmkan oleh Hanung Bramantyo. Beragam feedback masuk menanggapi film yang dibagi menjadi dua bagian ini.

Siapa yang nggak penasaran dengan kelanjutan Serial Detektif Sherlock Holmes yang berakhir tahun 2010 lalu. Kini, serial detektif asal Inggris ini kembali lagi bisa kamu nikmati di layar kaca.

Di antara maraknya film-film box office dari luar, perfilman Tanah Air pun akan disegarkan lagi dengan hadirnya film Indonesia yang banyak ditunggu. Adalah Perahu Kertas, sebuah film garapan Hanung Bramantyo yang diangkat dari novel karya Dewi ‘Dee’ Lestari akan tayang pada pertengahan Agustus ini.

Siapa menduga cerita berbau komunisme bisa dikemas bareng kisah cinta menggebu? Blues Merbabu dan 65. Adalah 2 judul novel pop karya Gitanyali, nama yang sama dengan nama tokoh utama novel, yang belakangan diketahui sebagai nama pena Bre Redana, redaktur seni dan budaya harian Kompas. Bagaimana cinta ditempatkan dalam sekuel novel berlatar peristiwa G30S itu? Simak.