Pengalaman persiapan pernikahan ini memang pengalaman yang cukup berantakan.

Bayangkan saja, tiap hari kami harus bergelut dengan sinyal handphone yang kadang tidak bersahabat.

Semua ini karena satu alasan. Kakak perempuanku hamil di luar nikah.

Awalnya saya ingin pernikahan yang tidak mengundang siapapun. Hanya kami mempelai, orang tua kandung dan saudara kandung.

Kami berdua adalah sama-sama anak pertama yang mungkin bisa dikatakan sebagai beban tulang punggung sehingga pemikir meski keras kepala dan pengatur juga.

Dia sering melamun dan bahkan tak semangat setiap kali kuajak diskusi mengenai pernikahan ini

Dia tak ingin pacaran, inginnya serius dan langsung menikah saja.

Serba-serbi drama di pesta pernikahan, termasuk fotografer yang ternyata baru cerai dari istrinya.

Karena setelah terjadinya ijab qabul, kehidupan wanita akan berubah 180 derajat di mulai dari detik itu.

Biarpun hampir setiap hari saya marah-marah dan minta membatalkan pernikahan, pasangan saya selalu menyemangati saya untuk terus bertahan.

Awalnya saya berpikir itu hanya pertemuan keluarga dengan tujuan saling mengenal tapi ternyata saya dilamar.

Api yang menyala-nyala semalam dan akad pernikahan kita pada pagi harinya, adalah bukti bahwa Tuhan tidak ingin kita berpisah.