Indekos, Bentuk Investasi Properti Paling Menguntungkan?

Fimela Editor diperbarui 10 Mei 2013, 08:29 WIB
2 dari 3 halaman

Next

Bicara soal investasi, nggak bisa dipungkiri bahwa properti masih menjadi pilihan terbaik sebagai bentuk tabungan masa depan. “Properti adalah produk investasi favorit para orang tua jaman dulu.  Jadi, jangan heran apabila banyak orang tua yang lebih percaya membenamkan harta mereka ke properti dibandingkan produk keuangan dan investasi di pasar modal,” tutur Aidil Akbar dalam tulisannya Investasi Di Property 1.

Semakin sadar bahwa harga properti cenderung bertahan dan naik setiap tahun, serta permintaan masyarakat, cukup banyak investor yang kini melirik investasi properti condotel. Di Bali, investasi condotel tengah marak beberapa waktu belakangan ini. Bagaimana tidak, setiap tahun, pengunjung yang datang ke Bali, baik lokal maupun mancanegara, selalu meningkat setiap tahunnya.

Namun, tentu setiap investasi akan memiliki risiko, tak terkecuali investasi properti yang sepertinya terlihat aman. Lokasi tanah yang dibeli pastinya akan memengaruhi kenaikan nilai properti yang kita miliki. “Lokasi sangat menentukan besar kenaikan harga tanah dan rumah di suatu daerah.  Daerah-daerah pemukiman elit dan bagus dengan lokasi strategis seperti Menteng, Pondok Indah, Permata Hijau, Pantai Mutiara, Kebayoran, Kelapa Gading, dan Bumi Serpong bisa mengalami kenaikan antara 15%-20% per tahun.  Sementara, daerah lainnnya yang kurang berkembang bisa-bisa hanya naik 5% per tahun.  Malah ada di beberapa daerah harga tanahnya malah turun,” Aidil kembali menjelaskan dalam Investasi Di Property 1.

3 dari 3 halaman

Next

Berbeda di Bali, berbeda pula di Jakarta. Cukup banyak pendatang dari daerah yang menetap, baik untuk bersekolah maupun mencari nafkah, membuat para pemilik lahan dan pemilik modal melirik indekos sebagai salah satu bentuk investasi baru mereka. Bahkan, dalam satu kesempatan Ngobar (Ngobrol Bareng) yang diselenggarakan di Steakology, Tebet, lelaki yang menjadi pentolan AFC ini mengaku tengah membangun sebuah indekos sebagai salah satu bentuk investasinya.

“Papa saya nggak ada (meninggal) beberapa tahun lalu dan dia memberikan rumah yang saya dan mama tinggali untuk kami. Kenapa sampai akhirnya kami membuat indekos karena awalnya Mama cukup sering bertemu dengan pekerja yang menanyakan soal indekos. Setiap hari, setidaknya ada satu orang lewat yang menanyakan indekos pada mama. Akhirnya saya dan mama sepakat untuk memperbesar rumah, membuat bertingkat dan menyekat beberapa kamar lagi untuk sebagian disewakan, cukup lama kami memutuskan untuk membuat indekos. Perlu biaya besar untuk mewujudkan satu indekos nyaman, jadi kami perlu waktu mengumpulkan uang untuk membangun rumah dan biaya kami “mengungsi” ke tempat lain selama rumah dirombak. Sekarang sudah sekitar 3 tahun lebih indekos kami menerima tamu. Uang yang masuk pun lumayan, sekarang modal pembangunan sudah bisa kembali terkumpul. Hitung-hitung, uang bulanan yang masuk sebagai pengganti nafkah yang biasa diberikan papa ke mama,” Putra, 28, karyawan swasta dan pemilik indekos di kawasan Setiabudi.

Namun, tentunya, lagi-lagi risiko selalu ada. Memilih kos-kosan sebagai salah satu tabungan masa depan, bukan berarti semata-mata kita hanya memikirkan keuntungan yang akan datan. Nilai guna bangunan yang akan berkurang seiring berjalannya waktu, seperti kerusakan teknis pada rumah akan menjadi masalah sendiri yang pastinya memerlukan penanganan dan manajemen baik dari si empunya. So, mana bentuk investasi yang paling aman dan menguntungkan menurut kamu, Fimelova?