Hidung, Kaki, dan Tangan Hilang Akibat Obsesi Ingin Tampil Sempurna!

Fimela Editor diperbarui 05 Jul 2013, 10:29 WIB
2 dari 4 halaman

Next

Silikon ilegal renggut kedua kaki dan tangan

Bokong, payudara, dan bibir, dianggap oleh perempuan sebagai magnet yang bisa menarik perhatian dari lawan jenis. Nggak heran banyak perempuan yang mengidam-idamkan bokong, payudara, dan bibir yang sempurna dan terlihat “penuh”.

Untuk mendapatkan bentuk sempurna di bagian-bagian tubuh tertentu, sebagian perempuan pun rela menempuh berbagai cara, salah satunya dengan botoks. Bahkan, pada tahun 2011, seorang Ibu asal Inggris yang tinggal di San Francisco, Amerika, menyuntikkan botoks di wajah anaknya agar anaknya terlihat cantik dan sempurna di sebuah ajang kecantikan. Tentu perbuatan, Britney Campbell pun menuai banyak kecaman, terlebih ketika ia selesai tampil di sebuah acara talkshow ternama.

3 dari 4 halaman

Next

 

Adalah Apryl Michelle Brown, perempuan lain yang juga memilih silikon untuk menyempurnakan penampilannya. Bokong yang dinilai tidak “penuh berisi” menjadi alasan utama bagi Apryl untuk melakukan suntik silikon. Alih-alih menemui ahli bedah plastik dan kecantikan di rumah sakit, Apryl rupanya tergiur dengan silikon illegal. Pada tahun 2004, ia pun akhirnya menyuntikkan silikon ke salah satu bagian tubuhnya yang paling ingin diubah. Apryl menyerahkan “hidupnya” di tangan orang tanpa ada latar belakang medis dengan silikon illegal.

Hasilnya? Lokasi yang mendapat suntikan silikon pun menjadi nyeri dan bengkak. Dua tahun berselang setelah ia menjalani suntik illegal, Apryl mengalami infeksi hebat dan harus mengamputasi persendian tangan dan kakinya. Kini, akibat obsesinya, Apryl harus menjalani sisa hari dalam hidupnya tanpa tangan dan kaki.

Walaupun harus kehilangan kakinya, Apryl saat ini menjalani hidupnya lebih bersyukur dengan aktivitas barunya sebagai pelari. Ya, dengan bantuan sepasang kaki palsu, Apryl bisa menjalani hidupnya tanpa harus bergantung pada orang lain.

4 dari 4 halaman

Next

 

Berkali-kali jalani operasi plastik, berakhir pada kehilangan hidung

“Pertama-tama, kita harus melihat bahwa setiap orang punya keunikan yang berbeda-beda,” ujar Amanda Agustario, S. Psi., Psikolog dan dosen YAI. Namun sayang, orang atau bahkan diri kita sendiri masih cukup sulit untuk menerima keunikan yang terdapat pada diri sendiri dan orang lain. Inilah yang menjadi salah satu alasan, ahli kecantikan dan dokter operasi plastik menjadi daya tarik tersendiri, bukan hanya untuk perempuan.

Seorang lelaki, harus kehilangan hidungnya setelah berkali-kali menjalani operasi plastik. Setelah bercerai dari sang istri tahun 2006, sudah tidak terhitung lagi sudah berapa kali lelaki bernama Vishal Thakkar ini menjalani operasi hidung. Pertama kali menjalani operasi plastik hidung, Vishal mengaku mengalami nyeri dan sulit bernapas. Sejak 2006 hingga Juni 2013, ia sudah melewati sekitar 22 kali operasi plastik pada hidung.

Dan Juni lalu, Vishal melayangkan gugatan pada Dr. Angelo Cuzalina, selaku Presiden American Board of Cosmetic Surgery. Saat menjalani operasi terakhir, Vishal terbangun tanpa hidung di wajahnya. Hanya ada satu buah lubang yang membuatnya bisa bernapas.

Tuntutan diajukan Vishal atas pemberian resep obat yang berlebih dan juga karena telah menghilangkan hidungnya. Saat ini, Vishal harus menunggu dokter yang benar-benar ahli untuk merekonstruksi ulang hidungnya. “Seiring dengan bergulirnya waktu, saat ini saya sudah memunyai hidung yang sedikit mirip dengan hidung manusia dan bisa bernapas tanpa harus merasakan sakit. Saya rasa saya akan menjalani sekitar 30 kali operasi lagi untuk bisa mendapatkan bentuk hidung seperti semula. Terima kasih kepada Angelo. Keadaan seperti ini lebih buruk daripada kehilangan nyawa,” ujar Vishal.

“Kamu bisa mencintai diri sendiri ketika kamu melakukan hal baik atau mendapatkan keberhasilan tertentu. Pada kenyataannya, kamu harus bisa mencintai diri sendiri tanpa terkecuali, yang artinya kamu bisa menerima, menghargai, dan mensyukuri apa yang ada pada dirimu, baik sisi terang maupun sisi gelapnya. Caranya tentu dengan membiarkan semua berjalan apa adanya dan cintai dirimu tanpa persyaratan apapun,” ujar Mike Robbins, motivator dan penulis Focus on the Good Stuff and Be Yourself: Everyone Else Is Already Taken.

So, sebelum terlambat, mulailah untuk menghargai dan mencintai apa yang ada pada dirimu. Nggak mau kan kamu juga harus kehilangan organ vital hanya karena obsesi berlebih?