Putri Ayako cantik dengan kimono kuning saat lepas gelar bangsawan

Vinsensia Dianawanti diperbarui 30 Okt 2018, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Putri Ayako merupakan salah satu anggota kekaisaran Jepang. Namun kemarin (29/10/2018), Putri Ayako menikah dengan seorang warga biasa bernama Kei Moriya di Kuil Meiji, Tokyo. Sekitar 1000 orang hadir usia upacara pernikahan di kuil sembari meneriakkan 'Banzai' yang berarti keinginan untuk umur panjang.

Menikah dengan warga biasa, Putri Ayako pun harus rela melepas gelar kebangsawanannya sebagai anggota keluarga kekaisaran. Kei Moriya sendiri merupakan seorang pria berumur 28 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan pelayaran Nippon Yusen KK.

Tak hanya gelar, Putri Ayako pun harus melepas semua hal yang berkaitan dengan kekaisaran yang melekat pada dirinya. Seperti harta dan tahta. Tradisi ini menjadi kebalikan jika pria bangsawan menikah dengan wanita biasa.

Namun Putri Ayako meninggalkan kekaisaran tidak tanpa bekal. Ia akan menerima uang sebesar 950 ribu dollar atau sekitar Rp 14 milyar untuk biaya hidupnya sehari-hari.

2 dari 2 halaman

Kimono yang mirip dengan milik sang adik

Di hari pernikahannya, Putri Ayako mengenakan kimoni uchiki kuning dengan bunga berwarna merah muda dan daun hijau. Kimono ini mirip dengan kimono sang adik, Putri Noriko yang menikah pada 2014. Rambut Putri Ayako disanggul sesuai dengan adat tradisional Jepang.

Kemudian, Putri Ayako mengganti pakaiannya dengan jubah kouchiki merah dan rok naga bakama cokelat untuk Shinto, yang menjadi bagian dari gaya upacara pernikahan.

Sementara Kei Moriya mengenakan jas bergaya barat dengan topi sutra milik ayah Putri Ayako, Pangeran Takamodo. Selama upacara, mereka melakukan sesi pertukaran cincin dan minum secangkir sake.

Pernikahan ini digelar secara tertutup dari pihak luar. Namun usai upacara, Putri Ayako menuturkan pada wartawan bahwa dirinya resmi meninggalkan kekaisaran hari ini dan membangun rumah tangga bersama Kei Moriya.