Bona Dea Berkarya Sambil Kontrol Diri

FimelaDiterbitkan 07 Juli 2009, 07:08 WIB
Vemale.com - Dengan postur tubuh yang tinggi menjulang, sosok Miss WRP 2008, Bona Dea memang mudah untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Selain itu, dara yang suka olah raga ini ramah dan juga murah senyum. Diam-diam gadis kelahiran 17 Januari 1986 tersebut bercita-cita memajukan dunia model dengan kemampuan yang dimilikinya. "Sebenarnya saya mau fokus ke entertainment, menjadi presenter. Kemudian mengumpulkan model yang mempunyai talenta di tempat penampungan yang saya bikin. Saya mau bekerja sesuai dengan apa yang saya miliki. Saya nggak mau bekerja dengan orang lain," ujarnya. Sejak memegang tahta Miss WRP 2008, segudang kegiatan telah berhasil menyita waktunya. Namun di sela-sela itu, ia masih menyempatkan menggeluti dunia lamanya, dunia modeling. Walau begitu, Bona kini sedikit menjaga diri terutama dalam perilaku sebagai duta WRP.
"Mungkin ada image yang saya pegang dan bentuk. Dulu saya hanya mempresentasikan diri saja tapi sekarang mewakili salah satu produk makanan. Paling tidak saya harus punya knowledge soal makanan yang sehat seperti apa dan saya harus jadi tempat bertanya juga. Orang jadi pengen tahu lebih baik dari saya selaku Miss WRP. Tapi soal kerjaan secara keseluruhan nggak beda tapi peran saja yang beda," jelas perawan bertinggi badan 178 cm dengan berat badan 55 kg ini. Lantaran itu pula sekarang Bona lebih memerhatikan soal asupan makan yang dikonsumsinya. Pasalnya kesadaran tentang makanan sehat di masyarakat masih rendah sehingga diharapkan dengan contoh yang baik maka pola mengkonsumsi makanan pun berubah. "Sayang sekarang ada style yang kurang sehat. Pada dasarnya basic kita untuk sehat itu gampang. Istirahat dan makan cukup, atur gizi dan olah raga teratur. Dan sekarang yang jadi style adalah olahraga seperti fitness. Dengan menjamurnya fitness itu merupakan hal yang positif. Sementara yang negatif seperti junk food, ngopi, nongkrong, dan itu nggak mendukung kesehatan termasuk gaya hidup malam di mana membalikkan pola tidur. Mestinya yang negatif itu tak jadi life style," ucap lulusan komunikasi Universitas Indonesia tahun 2007 itu.
Bona juga kurang setuju dengan anggapan adanya makanan cepat saji memudahkan orang untuk memenuhi rasa laparnya. Pasalnya tak semua makanan itu mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh. "Kalau secara pikir praktis memang begitu tapi tak selalu yang praktis itu positif. Kita memerlukan pemikiran lain misalnya kalau pergi ke luar rumah bawa bekal sendiri dari rumah. Ada cara-cara praktis lain. Tapi kalau memang mau ambil praktis junk food, ya terserah. Yang penting kita bisa ingatkan diri sendiri untuk mengontrol makanan, jangan mau yang gampang aja tapi nggak sehat. Kita harus tahu godaan yang datang apa, lalu kita yang kontrol. Jangan sampai semuanya mau," terangnya lagi. Namun begitu, layaknya anak muda, Bona pun pernah merasakan nikmatnya mencicipi makanan junk food dan dunia malam. Tapi dengan kontrol diri yang kuat, ia tidak sampai mengikuti gaya pergaulan yang memutar-balikkan jam istirahat. 'Ya pernah tapi untungnya saya tak nyemplung ke sana. Saya hanya masuk ke sana karena terkait dengan pekerjaan, dalam arti mungkin memang ada even yang tempatnya di klub malam tapi sesudah itu nggak diteruskan dengan minum atau party sampai larut. Kalau makanan, ya kalau model kita dikasih apa aja. Apa yang dikasih, dimakan tapi kadang saya suka bawa dari rumah tapi kalau terpaksa saya makan juga, sekali-sekali nggak apa-apa,” imbuh mantan presenter Trans 7 ini sambil tersenyum. (vem/dis/meg)
What's On Fimela