Tips Berkomunikasi Dengan Rekan Yang Tak Disukai

FimelaDiterbitkan 10 September 2010, 07:23 WIB
Vemale.com - Itulah yang dialami Ema saat harus menghadapi Lia, rekannya yang judes dan jutek. Masalahnya, untuk urusan pekerjaan, mereka adalah rekan sekerja yang harus saling melengkapi satu sama lain. Mau tidak mau keduanya pun harus berkomunikasi. Lalu, bagaimana cara berkomunikasi dengan orang yang sepertinya tidak bisa diajak bicara baik-baik macam Lia? Berikut tipsnya bagi Anda. To the point Saat berhadapan dengannya, sampaikan langsung apa maksud Anda. Jika dia mulai bicara sesuatu yang melantur dan membuat Anda tak tahan, maka segera kembalikan alur pembicaraan pada topik semula. Tetap tegas Selalu ada alasan di balik sikap menyebalkan yang dimiliki seseorang: rasa tidak aman, sikap mengasihani diri sendiri, hingga bawaan egois. Sebenarnya Anda tak perlu belajar ilmu psikolog lebih dulu untuk bisa mendeteksi penyebab sikap aneh dalam diri orang lain. Orang yang tak aman misalnya, mereka mudah sekali jadi menjengkelkan saat merasa ditentang. Anda tentu tak bisa diam saja saat ia mulai melancarkan jurus manipulasi. Tetap tegas pada apa yang sudah jadi keputusan atau pendirian Anda agar mereka tahu bahwa Anda tidak bisa disetir begitu saja. Hanya....pastikan pendapat Anda itu benar dulu ya. Pegang kendali Anda Dalam 'pertempuran' pada umumnya, Anda bisa memilih akan memperhebat konflik atau membiarkan perbincangan berjalan tetap sopan. Anda jelas tak bisa mengendalikan nada bicaranya, namun Anda bisa mengontrol respon Anda sendiri. Selipan humor bisa membantu mendinginkan keadaan yang mungkin mulai panas. Sikap positif lebih dianjurkan untuk dipilih, sebab sikap tersebut tidak akan membuat Anda jengkel dan marah-marah sendiri karena tujuan yang tak tercapai. Trik positif lainnya adalah mengubah komplain yang dikeluhkan oleh lawan bicara menjadi pertanyaan, misalnya "Situasi tersebut tampaknya berat sekali, lalu apa yang biasanya Anda lakukan untuk mengatasinya?"[break] Sisi positif Percaya atau tidak, selalu ada sisi baik di balik setiap peristiwa dan setiap orang...yang paling menjengkelkan sekalipun. Coba cari dan berfokuslah pada hal positif tersebut selama pembicaraan berlangsung. Bahkan jika sisi baiknya hanya ada pada bros merpati yang melekat pada kerah blazernya sekalipun. Dengan memikirkan hal baik yang terdapat pada diri lawan bicara akan membuat rasa tidak senang jadi sedikit berkurang. Lumayan kan? Cari persamaan Mungkin orang yang membuat Anda tak tahan itu sama-sama menyukai masakan Padang, atau Anda dan dia pernah belajar di sekolah yang sama dulu. Berkonsentrasi pada kesamaan yang dimiliki bisa memberikan perasaan positif padanya, dan lagi, hal itu bisa juga jadi topik pembicaraan saat sedang blank. Berempati Dengan semua sifat yang tampaknya beracun, beberapa orang memang harus dihadapi dengan hati-hati. Namun memposisikan diri pada kaki dan sudut pandang mereka bisa membantu mengurangi kadar kebencian kita pada mereka. Setidaknya kita jadi tahu dan mengerti mengapa mereka bisa sejahat itu. Jangan menyalahkan Saat menghadapi perbedaan pendapat atau adu mulut, seseorang cenderung mencari pembelaan diri dengan menyalahkan pihak lain. Tak seorang pun ingin dianggap buruk. Meski begitu kita juga tak perlu menyalahkan pihak lain hanya untuk membenarkan diri. Cukup katakan "itu tidak benar, saya tidak seperti yang Anda kira" atau lainnya. Jangan permalukan mereka Si dia tetap ngeyel dan tak berminat mengubah keputusannya. Daripada berlelah-lelah membujuknya mengubah keputusan, lebih baik Anda menyodorkan deretan konsekuensi bila ia tetap ngotot. Setelah itu tanyakan lagi apa keputusan terakhirnya. Dengan cara ini, ia bisa mengubah keputusan tanpa perlu merasa malu karena telah salah sebelumnya. Saatnya lari Suasana sudah memanas dan Anda tidak tahan lagi. Rasanya ingin lari secepat mungkin menjauh darinya, namun tunggu dulu. Sebelum lari, ada baiknya Anda memastikan dulu hasil akhir dari perbincangan yang ada. Jangan sampai momen menyebalkan barusan berakhir sia-sia atau ngambang tanpa hasil. Pastikan keputusan akhirnya dan segeralah mengakhiri perbincangan sesopan mungkin. Memang merupakan godaan yang besar untuk membalas 'kejahatan' sikap orang lain, namun kalau mau dipikir-pikir lagi, apakah gunanya itu? Hanya menambah musuh saja, dan itu jelas tak memberikan faedah apapun bagi Anda. Siapa tahu dengan tetap bersikap sebaik mungkin, Anda dan dia malah menemukan jalan damai dan bisa jadi sahabat karib. Asyik kan? (vem/meg)