Teges Prita Soraya, PR Tidak Hanya Cantik!

FimelaDiterbitkan 29 Agustus 2010, 07:00 WIB
Vemale.com - Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya tim WomanOnly berkesempatan untuk berbincang santai bersama Teges Prita Soraya. Tidak biasanya wanita berwajah elok pribumi ini berpenampilan cukup santai yaitu kaos singlet putih tanpa lengan dan celana semi balloon meski tetap dengan sepatu hak tinggi-nya. Saat itu bertepatan dengan event besar yang sedang berlangsung di atrium mall ini, kami berhasil “menculik” sejenak Teges di tengah aktivitasnya sebagai PR (Public Relations) salah satu mall terbesar di Jakarta. Kecintaanku pada dunia PR “Pokoknya nggak pernah kepikiran jadi presiden. Kalo ditanya dari awal mau jadi apa…aku jawab jadi PR,” begitu ungkap Teges mengawali perbincangan kami. Ibu beranak dua dari: Rosa Guerinoni juga Azzura Guerinoni ini memang sudah mencintai dunia PR sejak ia masih remaja. Ia begitu mengagumi sosok ibu temannya yang berprofesi sebagai PR Hotel Indonesia saat itu. Jebolan jurusan Sastra China UI ini mengaku awalnya hanya sekedar menjadi asisten yang bertugas memfotocopy release, atau membuat daftar hadir dan tugas – tugas kecil lain. Tugas ini dengan senang hati dan tanggung jawab penuh ia lakukan hingga sukses sebagai seorang PR yang disegani. Baginya setiap pekerjaan menjadi sebuah mentor yang paling hebat, karena di setiap pekerjaan pasti tiba - tiba muncul krisis – krisis PR yang harus dengan telaten ia tangani. Dengan setumpuk pengalamannya sebagai PR, Teges tumbuh menjadi pribadi yang kuat namun luwes. Ketika ditanya apa ia pernah merasa bosan, dengan tegas ia jawab tidak. Ia berusaha terus mengeksplore pekerjaannya dengan selalu menciptakan ide baru. Sejauh ini memang ia telah menjadi PR dengan bidang dan perusahaan yang berbeda – beda tantangannya, mulai dari sebagai PR Hard Rock Café, sebagai Founder merangkap PR beberapa Restaurant terkemuka hingga Marcom Manager RCTI. Di sela kesibukannya ia bahkan berbagi ilmu PRnya sebagai dosen part-time di London School, dan seperti tidak pernah kehabisan energi, wanita ini juga menjadi konseptor beberapa restaurant dan club di Jakarta yang terbilang sukses. “Make me stronger, wiser, taught and more peace“ Dari setiap pekerjaan, pengalaman menjadi sesuatu yang berharga baginya. Dari sana Teges belajar bahwa setiap masalah bisa secara baik dibicarakan. “Bekerja paling nikmat adalah when you play the games of trust bukan the game of power,” tandas Teges, ia ingin timnya bekerja dengan santai bukan karena takut, tapi karena kepercayaan yang dipupuk setiap orang dengan komunikasi yang terbuka. Ia ingat sekali waktu pertama kali menjadi PR Hard Rock Café, bagaimana ia harus bertanggung jawab mengatasi krisis PR saat itu di mana sekantung ekstasi ditemukan hingga kasus yang baru saja ia hadapi saat ini sebagai PR Mall terbesar, yaitu kasus percobaan bunuh diri. “Belajar untuk selalu berpikir dulu sebelum menggunakan mulutmu, pastikan semua data valid sebelum mengeluarkan statement, jadi data harus lengkap dan benar dulu,” jelas Teges. Ia tidak sepenuhnya setuju jika profesi PR hanya mengandalkan wajah yang cantik, baginya tampil rapi dan punya otak cerdas lebih memenuhi kualitas sebagai seorang PR. Teges menggambarkan profesi PR sebagai “You're the mirror of your company”, harus tampil rapi dan yang terpenting pintar, karena PR berada di garda depan mewakili citra perusahaan. Selalu mencintai pekerjaannya, adalah salah satu motto yang ia miliki. Dalam perjalanan karirnya ia mengungkapkan setiap tantangan yang berbeda - beda, yang membuatnya lebih baik dan baik lagi. Prestasi sebagai PR terbaik telah berhasil dibuktikan oleh Teges dan diakui banyak orang dengan penghargaan “Best PR Award” dari World Alliance yang diterimanya. Impian dan Cinta Meski dulu ia mengaku tidak cukup pintar secara akademik, keahlian Teges berorganisasi telah terpupuk sejak remaja.Dari bergabung dengan Swara Mahardika sampai membentuk cheerleaders yang belum begitu popular saat itu. Inspirasi besar hidupnya hadir dalam sosok ibu dan kakeknya. Pribadi sang kakek yang begitu bijak dan membumi serta ibu yang selalu memberi semangat dan menjadi penguat untuk segala masalah yang ia hadapi begitu menginspirasi dirinya. Menikah dan memiliki anak memberi perubahan yang besar bagi Teges, meski kini dirinya telah menjadi seorang single parents. November 2009 Teges bercerai dan kini cinta kasih sepenuhnya tertuju untuk kedua bidadari kecilnya. Bagi Teges, full time jobnya sekarang adalah mengurus buah hati, bagaimana ia mempersiapkan kedua putrinya untuk memiliki hati yang baik, melihatnya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tahu apa yang ingin diraih dan menjadi yang terbaik di bidang yang mereka pilih. Itu saja yang terpenting bagi Teges. Sebagai seorang ibu, ia cukup terbuka bagi anak – anaknya, semua didiskusikan dan penuh kompromi. Meski begitu, ia berhasil mendoktrin kecintaannya akan laut kepada kedua putrinya. Walhasil liburan ke pantai jadi salah satu tujuan ia bersama kedua buah hatinya kala libur menjelang. “I don't want falling in love because I'm lonely, I want falling in love when I'm ready to falling in love,” begitu tutur Teges saat disinggung kehidupan cintanya. Ibu dua anak ini memaparkan bahwa mencari imam yang seiman merupakan tujuannya kini. Menyangkut pelecehan wanita, meski banyak juga lelaki yang mulai melirik padanya, menurut Teges tidak akan muncul pelecehan jika body language-nya tidak mengundang hal itu terjadi. Ketika ditanya mengenai syarat apa saja yang harus dimiliki untuk menjadi pasangannya, “Yang jelas ia harus bisa jadi teman liburanku yang asyik,” ucap Teges sambil melepas tawa. (vem/ana/miw)
What's On Fimela